Monday, September 9, 2024

Red Prince Manisnya Menguar dari Ausy ke Banjarsari

Rekomendasi
- Advertisement -

Semuanya tersebar luas di 5 negara bagian: Australia Barat, Utara, Selatan, Queensland, dan Victoria. Namun, untuk menikmati kelezatan anggur red prince, Anda tidak perlu terbang ke sana. Di Kebun Percobaan Anggur Banjarsari, Probolinggo, anggur berwarna merah muda itu berbuah lebat.

Keindahan Vitis vinifera asal Ausy—nama lain Australia—itu Trubus saksikan Agustus silam. Sebanyak 15 tanaman berumur rata-rata 7 tahun sedang memamerkan buah. Hampir setiap cabang produktif disesaki dompolan buah. Setiap dompol berisi 75—100 buah, berbobot 7—10 ons. Itu membuat tanaman doyong meski telah disangga para-para setinggi 2—3 m. “Silakan dicoba, pasti manis,” ujar Sudi, pekebun anggur sembari menyodorkan sebuah.

Saat anggur berukuran hampir sebesar bola golf itu dicecap, rasa manis seakan menari-nari di ujung lidah. Maklum, kadar kemanisan red prince mencapai 110o briks. Rasa manis itu dibarengi kadar air yang rendah. Keistimewaannya kian mencorong lantaran daging tebal dengan sedikit biji. Setiap butir paling hanya berisi 2—3 biji, malah kadang tidak berbiji.

Red prince

Segala keistimewaan itu ternyata berasal dari Australia. Di negeri Kanguru itu red prince sangat terkenal. Konon kabarnya saat kerajaan-kerajaan berdiri megah di Australia, para petinggi dan penguasa sangat menyukai wine (minuman anggur, red) yang berasal dari anggur red prince. “Itulah sebabnya disebut red prince,” ujar Dr Hardiyanto, peneliti di Lolit Jeruk, Tlekung, Malang.

Kejayaan di negara bekas jajahan Inggris itu ternyata tercium juga hingga Indonesia. Pada 1989, Sudi, pekebun anggur memperkenalkan pangeran merah itu pertama kali di Probolinggo, Jawa Timur. Sebanyak 3 bibit asal setek berumur 2,5—3 bulan itu langsung ditanam di kebun percobaan pada ketinggian 2 m dpl. Ia menggunakan jarak tanam 3 m x 4 m.

Lantaran iklim dan cuaca mirip dengan negeri Kanguru, 28—320oC, bibit setinggi 20—25 cm itu tumbuh subur. “Red prince cocok ditanam di dataran rendah. Kalau di atas 800 m dpl buah mudah rusak,” kata Sudi. Pangeran merah membutuhkan sinar matahari penuh dan suhu cukup tinggi. Ia tidak cocok ditanam di dataran tinggi lantaran suhu rendah dan kelembapan tinggi. Buahnya mudah pecah dan cepat busuk.

Red prince termasuk anggur produktif. Ia belajar berbuah pada umur 2 tahun. Sebulan setelah pemangkasan tajuk, bunga serentak muncul. Pekebun tinggal menunggu 100 hari lagi untuk memanen. Menurut kelahiran Probolinggo 43 tahun silam itu panen perdana menghasilkan 5—10 dompol atau sekitar 5—10 kg per batang. Empat bulan kemudian, panen kedua dipetik 15—20 dompol atau lebih dari 15 kg. Sebenarnya pekebun red prince bisa panen 3 kali setahun. Namun, panen ketiga biasanya buah sedikit.

Perawatan intensif

Agar produksi tinggi, perawatan dan pemeliharaan harus intensif. Sudi sangat memperhatikan cara dan waktu pemangkasan. “Pemangkasan sangat penting untuk memacu hormon generatif, sehingga tanaman berbuah,” katanya.

Para pekebun di Probolinggo biasanya memangkas tanaman anggur pada April, menyongsong kemarau. Artinya, pekebun berharap dapat memanen red prince pada Agustus—September. Kemarau adalah waktu yang tepat untuk menghasilkan anggur berkualitas. Pada bulan itu sinar matahari penuh dan curah hujan rendah sehingga buah yang dihasilkan lebih besar dan manis.

Seminggu sebelum dipangkas setiap tanaman diberi 25—30 kg pupuk kandang sapi sebagai pupuk dasar. “Saat berbuah sebaiknya pupuk kandang tidak diberikan karena buah menjadi masam dan kecut,” kata Sudi. Setelah dipupuk, tanaman diairi. Dua hari kemudian, pupuk NPK sebanyak 300—350 g/tanaman diberikan. Selang 6—10 hari, pemangkasan dilakukan.

Pemangkasan bertujuan untuk menghasilkan cabang-cabang produktif alias cabang tersier. Umumnya pekebun membentuk 70—100 cabang tersier/ tanaman. Dari setiap cabang disisakan 3—4 mata tunas. Setelah 21—30 hari usai dipangkas, tunas memunculkan bunga dan pentil buah. Sebulan kemudian berikan pupuk Urea dan KCl masing-masing 100 g per tanaman. “Setelah dipupuk penyiraman dikurangi agar cepat masak dan manis,” kata Sudi.

Embun tepung

Anggur merah rentan terserang hama dan penyakit, terutama embun tepung alias powdery mildew. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Uncinula necator itu mengakibatkan daun diselimuti tepung berwarna putih kelabu. Akibatnya, proses fotosintesis terhambat. Tanaman tampak layu dan kerdil. Batang menjadi cokelat dan kering. Lama-kelamaan tanaman pun layu dan mati.

Menurut Sudi serangan embun tepung terjadi pada musim hujan. Kelembapan tinggi akibat intensitas hujan berlebih memacu miselia cendawan tumbuh cepat. Untuk mengatasinya pekebun menggunakan fungisida Antracol atau Dithane, dosis 1,5—2,5 g/l. Larutan itu diberikan rutin 2 kali seminggu pada musim hujan. Untuk mengatasi serangan hama ulat dan belalang, semprotkan insektisida Dursban dengan takaran 1—2 cc/l seminggu sekali.

Bila perawatan dilakukan dengan baik serta hama dan penyakit dikendalikan sedini mungkin, panen red prince pasti melimpah. Pada November—Desember, pekebun anggur di Probolinggo bisa memanen 32 kg/tanaman. Berkunjunglah Anda ke Probolinggo dan Malang pada bulan itu untuk memanjakan lidah. Toh, tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk merasakan kelezatan pangeran merah. Cukup dengan Rp15.000—Rp20.000/kg, red prince dapat dinikmati tanpa harus terbang ke Australia. (Rahmansyah Dermawan/ Peliput: Lastioro Anmi Tambunan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img