Sel kanker mengeluarkan buangan metabolis yang berbeda dari sel normal. Perbedaan ini sangat nyata sehingga terdeteksi oleh indera penciuman anjing, bahkan pada stadium kanker awal. Menurut pemimpin penelitian, Michael McCulloch, terdapat bukti cukup kuat bahwa deteksi kanker mudah dilakukan anjing. Riset pendahuluan pun menunjukkan anjing mampu mendeteksi kanker kulit melanoma dengan mengendus kulit. Saat ini, beberapa peneliti sedang mempelajari kemampuan anjing mendeteksi kanker prostat dengan mencium urin manusia. Anjing rumahan pun bisa dilatih selama beberapa minggu untuk jadi pendeteksi kanker.***
Bebas Antraks Berkat Tikus
Penyakit antraks tidak hanya menyerang hewan ternak, tapi juga manusia. Serangannya pun mematikan. Bacillus anthracis menyerang sel makrofag dengan memproduksi sejenis racun. Racun itu memicu munculnya bahan kimia yang sangat reaktif dan menyebabkan sel ?meledak?, lalu mati. Peneliti di Amerika Serikat berhasil menemukan strain gen Kif1C pada tikus yang resisten bakteri antraks. Gen Kif1C tidak terpengaruh racun yang diproduksi bekteri antraks. William Dietrich dan rekan dari Harvard Medical School di Boston menduga, justru gen itu mengisolasi racun ke suatu area tertentu di dalam sel, kemudian menghancurkannya. Dugaan lain, Kif1C tidak memiliki protein yang dibutuhkan racun untuk memicu reaksi kimia tadi. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut karena gen Kif1C pada manusia dan tikus berbeda.***