Trubus.id – Sektor pertanian kerap menghadapi kerugian akibat serangan penyakit tanaman, khususnya pada komoditas cabai. Menanggapi hal ini, Dr. Ridwan Siskandar, Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Sekolah Vokasi IPB University, bersama tim mengembangkan robot cerdas berbasis AI, sensor, dan mikrokontroler.
Robot ini dirancang untuk mendeteksi penyakit antraknosa secara cepat dan akurat di lapangan. Menurut Dr. Ridwan, riset sejati adalah riset yang bermanfaat dan hadir menjawab kebutuhan masyarakat.
Dalam wawancaranya di kanal YouTube IPB University, ia menjelaskan bahwa petani saat ini masih menyemprot pestisida secara tradisional. Metode ini menimbulkan beberapa isu, mulai dari kesehatan petani, kebutuhan tenaga kerja, hingga efisiensi waktu.
Percikan fungisida sering menyebabkan gangguan kulit pada petani. Di sisi lain, luasnya lahan menuntut tenaga kerja dalam jumlah besar dan memperlambat proses pengendalian penyakit.
Robot cerdas ini menjadi solusi dari permasalahan tersebut dengan dua sistem terintegrasi. Sistem pertama adalah sistem penggerak roda berbasis remote control yang menggunakan Flysky sebagai pemancar.
Flysky dipilih karena mampu berkomunikasi dengan sistem menggunakan gelombang radio dan memiliki jangkauan hingga 100 meter. Sistem kedua adalah pendeteksi kesehatan tanaman berbasis kecerdasan buatan dan sensor.
Ketika robot mulai bergerak di satu bedeng, sistem AI akan membaca kondisi tanaman di sisi kiri dan kanan. Setelah mencapai ujung bedeng, robot menghasilkan data berupa persentase kesehatan tanaman dari kedua sisi.
Proses yang sama akan dilakukan di bedeng-bedeng selanjutnya, sehingga petani dapat memantau kondisi secara rinci. Deteksi dini ini memungkinkan petani segera melakukan tindakan pencegahan sebelum penyakit menyebar luas.
Dr. Ridwan berharap inovasi ini dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Dengan kesejahteraan petani yang meningkat, diharapkan ekonomi nasional pun turut terangkat.
Ia juga berharap teknologi ini bisa diproduksi secara massal dan dimanfaatkan secara luas. Fokus utama riset ini bukan hanya pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada kebermanfaatannya bagi petani dan masyarakat.
“Yang penting adalah petaninya lebih sehat, cabainya sehat, dan konsumen pun sehat saat mengonsumsi,” ungkapnya. Menurutnya, perpaduan teknologi AI, sensor, dan mikrokontroler akan membawa pertanian Indonesia ke arah yang lebih cerdas dan efisien.
Inovasi ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pertanian modern dan berkelanjutan. Harapannya, ke depan semakin banyak riset serupa yang lahir dari perguruan tinggi untuk memajukan sektor pertanian nasional.
Foto : Tangkapan layar YouTube IPB University