Monday, October 7, 2024

Saat Demam Aquascape Menerpa

Rekomendasi
- Advertisement -

 

Aquascape berukuran 2 m x 1,5 m x 80 cm itu banyak menyedot perhatian pengunjung. Isi aquascape tampak padat, tapi tertata rapi. Perancangnya Aquarista di Jakarta Barat, terlihat menyukai panorama hutan tropis. Itu terlihat dari rerimbunan tanaman air dari belakang hingga mengitari dinding akuarium. Untuk menambah kesan alami belasan ikan hias seperti kardinal tetra, botia, dan platy tampak menyesaki akuarium itu.

Menurut pengelola gedung, Henny, akuarium itu sudah ada sejak 2001. Tujuannya membuat pengunjung di pusat jajan betah berlama-lama. “Kalau suka orang akan sering datang ke sini lagi,” ujarnya. Yang pasti untuk memesan akuarium besar itu lengkap dengan segala sistemnya, puluhan juta rupiah mesti dirogoh.

Lantai pertama gedung EX di Plaza Indonesia juga menampilkan pemandangan serupa. Pengunjung yang berputar di lantai itu pasti sejenak akan berhenti tatkala menatap akuarium aquascape berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm yang penuh ditumbuhi java moss. Selangkah masuk ke dalam melewati sebuah pintu, panorama aquascape raksasa berukuran 4 m segera menohok mata.

Meningkat

Lacakan Trubus di beberapa kota besar seperti Semarang dan Surabaya menunjukkan tren aquascape mulai melanda. “Kebanyakan ingin memanfaatkan akuariun kosong yang sebelumnya diisi lou han,” papar Benyamin, perancang di Jl. Suyudono, Semarang. Hal senada diungkapkan pula oleh Rischard Tanayla dari Uvi Aquarium and Exotic Pets di Mojoarum, Surabaya, dan Thomas dari Aquarista Aquarium di Jakarta. “Selain sudah bosan lou han, di sini banyak yang berpindah dari akuarium laut ke tawar. Maklum merawat akuarium laut lebih susah,” ujar Rischard.

Kondisi itu membuat para perancang mendapat durian runtuh. “Hobiis yang datang memesan sudah meningkat hampir 50% daripada sebelum 2003. Terutama fasilitas umum seperti restoran, hotel atau pertokoan masih sedikit,” ujar Simon A Torrys dari Amazonia Aquatic Plants Spesialist di Mangga Besar, Jakarta. Kebanyakan yang dipesan akuarium berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm setara 100 l.

Menurut Simon harga yang ditawarkan terggantung bahan yang dipakai. Jika mengunakan bahan yang seluruhnya impor untuk akuarium berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm bisa menyedot dana Rp8-juta—Rp9-juta. Harga bahan impor memang mahal. Sekadar contoh gravel mencapai Rp320.000 per 10 kg.

Setidaknya akuarium butuh 40—50 kg agar ketinggian gravel mencapai 10—15 cm hingga dapat ditumbuhi tanaman air. Sistem CO2 yang terdiri dari regulator, tabung, skimmer, bubble counter, dan timer saja bernilai Rp4-juta. “Agar tak susah, kita hitung per paket. Untuk luasan 1m2 Rp3,5-juta. Jumlah itu tidak termasuk harga akuarium,” ujar Simon.

Tampil prima dengan harga murah tetap menjadi dambaan. “Hobiis biasanya bilang saya hanya punya uang segini, tapi ingin punya akuarium aquascape,” ujar Rischard. Untuk menyikapi hal itu alumnus YPPI jurusan Teknik Informatika itu mengakali memakai bahan lokal seperti gravel silika. Untuk tanaman air dipilih yang tahan banting dan murah seperti Nymphaea sp, Echinodorus sp dan Aponogeton sp. “Ikan saya yang pilih sendiri,” ujarnya. Setidaknya untuk akuarium berukuran 200 cm x 100 cm x 70 cm hanya butuh Rp3-juta—Rp5-juta.

Tanaman air meningkat

Seiring meningkatnya permintaan aquascape, pebisnis tanaman air sebagai ornamen utama pun ikut kecipratan. “Ada lonjakan meski tidak terlalu besar untuk tanaman tertentu,” ujar Henry, pengusaha tanaman air di Bandung. Anubias sp misalnya menjadi favorit para aquarist lantaran tahan banting. Setiap pekan pemilik Evergreen Aquarium itu mampu melepas ratusan pot seharga Rp15.000 per pot. Bandingkan dengan 2 tahun lalu yang paling banter baru bisa melepas puluhan Anubias sp selama 2 bulan lebih.

“Jenis-jenis impor tetap disukai karena corak dan jenisnya banyak yang baru,” ujar Okie, pengusaha tanaman air di Cibinong, Bogor. Harganya pun lebih mahal karena jarang dan perlu diimpor dari Eropa. Hemiantes sp misalnya dapat dijual Rp75.000 per pot. Atau jenis Anubias sp variegata bisa menjulang hingga Rp150.000 per pot. “Saya saja sudah menunggu 2 bulan tetapi barangnya—Anubias sp variegata—belum ada,” ujar Okie Tanujaya, perancang di Jakarta Selatan.

Menurut Benyamin jenis-jenis lama seperti cabomba, echinoduros, higrophylla, bacopa, dan rucia, tetap diminati para perancang. Bahkan jenis lokal seperti java moss Pesicularia dugiana dan java fern Microsorum terokrus sangat disukai karena menghadirkan suasana eksotis. “Kehadiran jenis baru justru akan membuat perancang lebih banyak memiliki pilihan tanaman,” tutur pemilik Ira Galeri Tanaman. (Dian Adijaya S/Peliput: Nyuwan SB & Pupu Marfu’ah)

Menuju Pentas Dunia

“Mas jangan difoto dulu ya,” ujar Okie Tanujaya kepada Trubus. Panorama indah bertema tropis di 2 akuarium aquascape berukuran 2 cm x 150 cm x 80 cm di ruang tengah kediaman Okie itu sungguh indah. Namun bukan tanpa sebab jika sang empunya hanya mengizinkan Trubus untuk memandanginya saja. “Rancangan ini sedang ikut lomba aquascape di Amerika,” ujar Okie. Bila ketahuan pernah dipublikasi, kerja keras selama 3 bulan mendekor pun bisa berantakan. Vonisnya didiskualifi kasi.

Keikutsertaan kelahiran Sukabumi 55 tahun silam di ajang bergengsi AGA International Aquas caping Show case&Contest itu yang keduakalinya. Pertama kali turun pada 2000 ia meraih Honorable Mention untuk rancangan aquascape di akuarium segi enam berkapasitas 6.000 l. “Mungkin saya orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan itu,” ujar Okie tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Lomba yang terbuka bagi perancang aquascape di seluruh dunia itu tidak perlu mengusung akuariumnya ke kontes. Cukup melampirkan 5 foto. Foto pertama harus menampilkan keseluruhan isi akuarium. Empat foto lainnya menonjolkan apa yang paling diunggulkan oleh sang perancang. Bisa tanaman, kontur aquascape, dan ikan. “Tahun ini saya menonjolkan tanaman air dan kerimbunan tanaman,” papar suami Rina itu menunjuk salah satu akuarium.

Lomba yang ditutup pendaftarannya per September itu memakan waktu penjurian selama 5 bulan. “Pengumunan dilakukan melalui e-mail di pertengahan Februari tahun berikutnya,” ujar ayah 2 putra itu. (Dian Adijaya S)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pemupukan Berimbang Dongkrak Produksi Jagung Petani Di Bone

Trubus.id—Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair (POC) mendongkrak produksi jagung milik Andi Jamal. Petani di desa Ponre-ponre, Kecamatan...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img