Wednesday, March 5, 2025

Sagu-sagu Komersial di Bumi Cendrawasih

Rekomendasi

Yoris memang sembarangan memilih bibit. “Bibitnya diambil dari biji yang tumbuh liar di pinggir hutan,” papar warga Sentani, Kabupaten Jayapura, itu. Menurut Ir Anna Sawai, kasubdin Bina Program, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayapura, tidak semua jenis sagu dapat menghasilkan pati.

Dari puluhan jenis sagu yang tumbuh di Papua, hanya 16 jenis yang diketahui berproduksi tinggi, baik yang berduri maupun tidak. Mereka banyak dibudidayakan masyarakat di rawa-rawa air tawar, rawa gambut, dan di sepanjang daerah aliran sungai di ketinggian 0—400 m dpl.

Menurut Anna, perbanyakan dilakukan dengan memisahkan anakan. Umur panen relatif singkat, hanya 6—10 tahun. Anakan diambil dari pohon induk terpilih. Ciri-cirinya berdiameter 45—60 cm dan tinggi di atas 10 m.

Sagu berduri

Ada 7 macam sagu komersial dari kelompok sagu berduri yang banyak ditanam. Yamaha alias bata Metroxylon rumpii. Tanaman setinggi 10—15 m ini berduri tajam dan panjang, sekitar 10 cm. Pelepah berwarna hijau muda, daun hijau tua. Batang berdiameter 60 cm, menghasilkan sagu 20—50 tumang per pohon. Setiap tumang berbobot 15—45 kg. Sagu berwarna kemerah-merahan. Rasa sagu enak, agak manis.

Ponde atau dondo M sylvester. Tinggi tanaman sekitar 12 m, diameter batang 50 cm. Pelepah berwarna hijau terang, berduri tajam sepanjang 1—5 cm. Daun hijau tua. Tanaman menghasilkan sagu berwarna putih dan rasa enak. Produksi pati cukup tinggi, di atas 10 tumang per pohon.

Pui Metroxylon sp. Pohon setinggi 12 m ini berdiameter batang 50 cm. Pelepah berwarna hijau terang dan berduri tidak beraturan di bagian pangkal. Bagian bawah memiliki motif seperti bekas-bekas ukiran berwarna putih kehijauan. Warna daun hijau tua. Tanaman ini menghasilkan sagu sebanyak 20 tumang per pohon. Warna sagu merah dengan rasa enak.

Duruna Metroxylon sp. Pelepah hijau muda merata, tidak bergaris-garis, dan. dipenuhi duri. Kedudukan duri membentuk huruf V. Pohon duruna berdiameter 50 cm dan mencapai tinggi 10—15 m. Setiap pohon menghasilkan sagu berwarna putih sebanyak 20—30 tumang. Rasa sagu enak.

Eubesum Metroxylon sp. Pelepah berwarna hijau muda. Pangkal pelepah bermotif batik dengan garis putih kehitaman. Duri pelepah makin menghilang  di bagian ujung. Tanaman setinggi 8—10 m dengan diameter mencapai 50 cm. Produksi pati 15—20 tumang/pohon. Sagu berwarna putih dan rasa enak.

Yakalupe M longispinum. Tinggi 10—15 m, diameter batang sekitar 50 cm. Pelepah bergaris-garis putih dan berduri halus sepanjang 1—2 cm di bagian pangkal. Warna daun hijau tua. Produksi pati per pohon 20 tumang.

Munggin Metroxylon sp. Sagu jenis ini memiliki duri bervariasi, dari 0,5 cm hingga 10 cm. Duriduri terutama terletak di bagian pangkal pelepah. Warna pelepah hijau kecokelatan dengan garis-garis hitam keputihan di bagian pangkalnya. Sagu yang dikandung tanaman setinggi 10—15 m dan berdiameter 50 cm itu berwarna merah. Produksi per pohon sekitar 15 tumang.

Tidak berduri

Tanaman dalam kelompok tidak berduri tergolong penghasil sagu produktif. Kualitas sagu pun baik, berwarna putih, serta berrasa enak dan lezat.

Yepha M sagu. Tanaman ini memiliki batang setinggi 10—15 m dengan diameter 50 cm. Helaian daun berwarna hijau polos. Pelepah berkulit tajam dan mudah patah. Warna pelepah hijau muda keputihan. Produksi sagu mencapai 20—30 tumang per pohon.

Otokulu Metroxylon sp. Memiliki pelepah hijau muda kekuningan dengan bintik-bintik putih di bagian pangkal. Tinggi batang mencapai 10 m dengan diameter 50 cm. Produksi pati 20—30 tumang per pohon.

Folo Metroxylon sp. Sagu jenis ini memiliki batang setinggi 10—12 m dengan diameter 50—60 cm. Pelepah hijau dengan garis-garis cokelat kemerahan di bagian pangkal. Pucuk daun muda hijau kemerahan. Setiap pohon menghasilkan pati sebanyak 20—30 tumang.

Pane Metroxylon sp. Batang setinggi 12 m, berdiameter sekitar 50 cm. Pelepah hijau muda dengan helai-helai daun hijau mengkilap. Produksi pati per pohon mencapai 20—30 tumang.

Jache Metroxylon sp. Daun lebar berwarna hijau. Pelepah hijau terang. Tinggi batang mencapai 12 m dengan diameter 60—65 cm. Produksi pati 30—40 tumang per pohon. Empulur sagu lunak, berwarna putih, dan rasa enak.

Ninggih Metroxylon sp. Pelepah tanaman ini agak keputihan di kala muda dan hijau di saat tua. Warna daun hijau mengkilap, kecuali ujung-ujung pucuk anakan berwarna merah. Tanaman setinggi 12 m dan berdiameter hingga 65 cm itu menghasilkan pati 20—25 tumang.

Fernali Metroxylon sp. Pohon fernali mencapai tinggi 12 m. Diameter batang 50—60 cm. Pelepah hijau dengan titik titik cokelat seperti bekas duri di bagian dasar. Produksi sagu 10—15 tumang per pohon.

Hopolo Metroxylon sp. Tinggi batang mencapai 12 m dengan diameter 50—60 cm. Pelepah tanaman hijau dengan garis-garis cokelat kemerahan di bagian pangkal. Pucuk daun muda hijau kemerahan. Setiap pohon menghasilkan pati sebanyak 25—30 tumang.

Dena Metroxylon sp. Tinggi pohon mencapai 13 m dan berdiameter batang 50 cm. Pelepah hijau muda kekuningan dengan bintik-bintik putih di bagian bawah. Produksi pati 20 tumang per pohon. (Fendy R Paimin)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kelompok Tani Karya Baru: Inovasi Olahan Cabai Hiyung dari Tapin

Trubus.id–Kelompok Tani Karya Baru merupakan salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Hortikultura  yang mengembangkan produk cabai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img