Para pekebun menyambung pucuk untuk meningkatkan panen kopi.
Trubus — Mahmud memanen rata-rata 1 ton biji kopi kering alias green bean dari 2.000 tanaman kopi robusta. “Bahkan pernah hingga 2,5 ton,” ujar pekebun kopi robusta di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, itu. Hasil panen itu jauh lebih tinggi daripada sebelumnya yang hanya 500 kg. Produksi kopi meningkat setelah pria paruh baya itu meremajakan tanaman. Semula ia menanam kopi robusta lokal.
Mahmud lalu menyambung kopi lokal itu dengan kopi varietas unggul asal Provinsi Lampung pada 2011. Sayangnya, ia lupa nama varietasnya. Cabang hasil sambung mulai belajar berbunga pada umur 8—10 bulan setelah sambung. Cara itu terbukti meningkatkan produksi lebih dari 100%.
Meningkat 100%

Menurut pekebun kopi di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Andika Aditisna, menerapkan teknik itu untuk rehabilitasi dan peremajaan. Harap mafhum, kopi yang tumbuh di kawasan Gunungbatu, Desa Sukamakmur sebagian besar adalah pohon-pohon tua peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Pohon-pohon kopi tua itu banyak yang tidak terurus sehingga seperti tanaman liar dan produktivitasnya rendah. Pada 2013 tren meminum kopi di tanah air menanjak sehingga mendongkrak permintaan kopi. Cara cepat menghasilkan adalah dengan sambung pucuk dengan varietas unggul. Itulah sebabnya para pekebun di Kecamatan Sukamakmur menyambung pucuk pohon tua dengan varietas kopi berproduksi tinggi.
Pada 2016 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor menyelenggarakan program pengembangan kopi. Dinas bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) di Sukabumi, Jawa Barat, memberikan bantuan bibit dan entres varietas unggul kopi, seperti SA-237, BP-436, BP-43, BP-358, dan BP-430.
Top ent
Dinas memperkenalkan dua teknik sambung pucuk, yaitu top ent dan tag ent. Menurut penyuluh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Reza Septian, S.P., kedua teknik itu tergantung tujuannya. Top ent untuk merehabilitasi tanaman kopi yang produktivitasnya rendah dengan menyambung pucuk yang dipangkas dengan entres varietas unggul yang berproduktivitas lebih tinggi.
Batang atas yang digunakan berasal dari cabang plagiotrop, yaitu cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Entres dari cabang primer itu arah pertumbuhannya mendatar dan berfungsi sebagai penghasil bunga karena di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. Menurut Andika kelemahan cara itu hasil sambungan kurang kuat.

“Jika cabang berbuah lebat, sambungan merekah. Lama-kelamaan batang atas mengering dan mati,” ujar pemilik pemilik kedai kopi Ki Demang itu. Reza menuturkan teknik tag ent untuk meremajakan pohon tua dengan menyambung batang utama dengan entres cabang ortotrop atau cabang reproduksi. Cabang itu tumbuh tegak dan lurus. Saat masih muda cabang itu sering disebut wiwilan.
Cabang itu berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4—5 tunas reproduksi. Cabang itu mempunyai sifat seperti batang utama. Bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang itu. Cara menyambung dengan memotong batang pohon kopi 1—1,5 m dari pangkal batang.
Selanjutnya iris kulit batang hingga kedalaman 3—4 cm, lalu sisipkan batang atas yang ujungnya diiris hingga berbentuk seperti huruf V. Ikat sambungan dengan tali plastik, lalu sungkup untuk mencegah guyuran air hujan. Menurut Andika kedua teknik sambung pucuk itu sama-sama mampu meningkatkan hasil panen pekebun. Kini pekebun yang menerapkan teknik itu memanen rata-rata hingga 700 kg green bean per hektare, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 500 kg. (Imam Wiguna)
Yang Tua Kembali Remaja
1. Potong salah satu cabang tanaman kopi yang akan disambung pucuk.
2. Tunggu hingga muncul tunas dan percabangan baru. Jika muncul beberapa cabang baru, pilih salah satu cabang yang pertumbuhannya paling bagus, yaitu cabang baru yang paling besar. Cabang baru siap disambung pucuk jika sudah sukuran batang pensil atau seukuran jari telunjuk.
3. Potong cabang baru yang akan disambung pucuk sekitar 10—15 cm dari pangkal cabang menggunakan pisau yang steril dan sangat tajam.
4. Iris cabang yang akan disambung antara jaringan kayu dan kulit hingga kedalaman 3—4 cm.
5. Iris batang atas atau entres secara menyerong kedua sisi pangkal entres sehingga berbentuk seperti huruf V sepanjang 3-4 cm. Usahakan cekungan batang bawah dan pangkal batang atas yang lancip mempunyai permukaan yang rata dan tidak bergelombang sehingga kedua kambium tepat bertemu.
6. Tancapkan batang atas hingga tersambung dengan batang bawah.
7. Ikat sambungan menggunakan tali plastik sehingga posisinya stabil dan tidak mudah goyah.
8. Sungkup hasil sambung pucuk menggunakan plastik untuk mencegah terkena air saat hujan dan mempertahankan tingkat kelembapan.