Menurut Eddy Soesanto, pemilik Nurseri Tebuwulung, sosok matoa yang meraksasa disebabkan tanaman berasal dari biji. Ia baru berbuah saat berumur 5 -8 tahun. ?Umur segitu , tanaman sudah di atas 5 m,? kata Fauzi Umar, hobiis buah di Cijantung, Jakarta Timur. Nun, di Papua -di tanah asli matoa -panen buah dilakukan dengan menebang dahan atau batang pohon.
Pendek tapi lebat
Di balik semua kesulitan itu, matoa layak dikembangkan. Rasa buah yang eksotis -paduan durian, lengkeng, dan rambutan -cocok di lidah hampir setiap orang. ?Ini buah luar biasa. Saya yakin pasar Cina bisa menyerapnya, asal kita punya pasokan rutin, ? kata Widiastuti, eksportir buah di Payakumbuh, Sumatera Barat. Menurut Bernard, matoa layak dikebunkan secara komersial bila sosok tanaman pendek, tapi berbuah lebat.
Pekebun durian pionir itu melakukan sambung susuan untuk memperbanyak matoa. Hasilnya, pohon matoa setinggi 1, 5 m berumur 1, 5 tahun tampak digelayuti 5 – 8 tangkai buah.