Wednesday, September 11, 2024

Satu Mulsa Banyak Faedah

Rekomendasi
- Advertisement -
Penggunaan mulsa mencegah penyakit tular tanah, gulma, dan meningkatkan hasil panen. (Dok. Trubus)

Penggunaan mulsa untuk mencegah penyakit tular tanah, gulma, dan meningkatkan hasil panen.

Petani bawang merah di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Komang Sukarsana. (Dok. Komang Sukarsana)

Trubus — Pencuri laba di kebun bawang merah itu bernama Fusarium oxysporum. Dialah yang mencuri laba di kebun milik petani di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Salim. Pada 2016 penyakit itu menyerang lahannya seluas 4.000 meter persegi. Ia gagal panen. Modal Rp30 juta amblas. Celakanya penyakit tular tanah itu mampu bertahan dalam tanah sampai puluhan tahun meski tanpa inang. Pantas sulit mengendalikan makhluk tak kasat mata itu.

Penyakit tular tanah itu momok bagi pekebun sayuran. Kehadirannya di lahan isyarat buruk bagi para pekebun. Menurut dosen Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Universitas Brawijaya, Prof. Ir. Liliek Sulistyowati, PhD., inang cendawan F. oxysporum amat banyak. Sekadar menyebut beberapa tanaman yang menjadi inang adalah bawang merah, cabai, dan melon. Sudah begitu serangan layu fusarium terjadi hampir pada semua tahapan pertumbuhan mulai bibit sampai tanaman dewasa.

Lebih hemat

Menurut dosen Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Surabaya, Jawa Timur, Dr. Ir. Sri Wiyatiningsih, M.P., serangan cendawan F. oxysporum pada bawang merah sohor dengan istilah moler. Kerugian akibat moler bisa mencapai 50%. Upaya pengendalian penyakit moler pada bawang merah dengan mengumpulkan dan memusnahkan tanaman sakit, serta aplikasi fungsisida.

Keruan saja, bagi para petani mencegah lebih baik daripada mengatasi serangan cendawan patogen itu. Menurut Liliek upaya pencegahan serangannya dengan mulsa plastik. Penggunaan mulsa plastik hitam perak menghambat penyebaran patogen tular tanah dari percikan air yang mengandung sumber inokulum. Mulsa plastik hitam perak melindungi tanaman dari air hujan atau air penyiraman yang jatuh ke permukaan tanah serta memercik ke tanaman.

Percikan air hujan bercampur tanah yang berasal dari bedengan tanpa mulsa dapat membawa patogen tular tanah. Patogen itu mengganggu pertumbuhan atau kesehatan tanaman. Untuk perlindungan lebih optimal Liliek menyarankan mengombinasikan mulsa dengan agen hayati seperti Trichoderma sp. Peran agen hayati sebagai penghambat perkembangan patogen tular tanah melalui proses mikroparasitisme, antibiosis, dan kompetisi. Petani dapat memberikannya ketika sepekan sebelum penanaman. Tujuannya agar Trichoderma sp menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Panen bawang merah membubung karena menggunakan mulsa. (Dok. Komang Sukarsana)

Menggunakan mulsa plastik ibarat sekali merengkuh dayung, maka dua tiga pulau pun terlampaui. Selain mencegah serangan penyakit maut, sejatinya mulsa plastik juga mencegah pertumbuhan gulma. Kehadiran gulma di antara tanaman utama menjadi pengganggu karena menjadi kompetitor dalam mendapatkan nutrisi sekaligus sinar matahari untuk fotosintetis. Itulah sebabnya petani berupaya menghilangkannya.

Menurut petani bawang merah di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Komang Sukarsana, keuntungan memakai mulsa adalah menekan biaya penyiangan gulma. Petani tanpa mulsa plastik harus menyiangi gulma 4 kali dalam satu musim budidaya atau 60 hari. Lahan bawang merah seluas 1 hektare membutuhkan 40 orang untuk menyiangi selama 1 hari.

Ketua kelompok tani Sari Pertiwi, Binaan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali sejak 2016 itu mengatakan, biaya penyiangan di Bangli mencapai Rp120.000—Rp150.000 per orang per hari. Artinya selama budidaya atau 4 kali penyiangan, petani tanpa mulsa plastik mengeluarkan biaya penyiangan hingga Rp19.200.000—Rp24.000.000 per hektare. Komang yang menggunakan mulsa plastik hanya 2 kali menyiangi bawang merah. Musababnya mulsa efektif menghambat pertumbuhan gulma. Ia menghemat biaya penyiangan Rp9.600.000—Rp12.000.000 per hektare.

Faedah menggunakan mulsa plastik amat banyak. Apalagi kini tersedia mulsa kuat sehingga petani dapat menggunakannya 3—4 kali musim penanaman. Itu amat menguntungkan petani karena menghemat biaya produksi. Meski penggunaan berulang, kualitas mulsa itu ajek. Menurut Managing Director PT Plastin Eka Prakarsa, Mark Setiawan, mulsa hitam perak produksinya bersifat elastis.

Sebab, perusahaan itu mengadopsi teknologi stretch film yang lazim digunakan pada plastik pembungkus koper di bandara. Menurut Mark mulsa produksinya dapat dipasang kapan pun tak mengenal waktu. Pemasangan mulsa merk lain lazimnya pada pukul 09.00—10.00 ketika sinar matahari mulai terik. Itu lantaran mulsa memerlukan panas sinar matahari agar memuai saat pemasangan.

Beberapa merek mulsa seperti Milion, Pilar, Bintang, dan Jaya Baru adalah mulsa produksi PT Plastin Eka Prakarsa. Kelebihan lainnya mulsa awet dan tahan lama. Jika terinjak sesudah pemasangan pun tidak mudah hancur, karena lebih elastis.

Mulsa lainnya produksi PT Hidup Baru Plastindo bermerek Bell. Menurut Direktur Utama PT Hidup Baru Plasindo, Andri Santoso, bell berasal dari biji plastik murni, sehingga awet. Penggunaannya mulsa awet hingga 3—4 musim penanaman. Warna hitam dan perak pun pas atau sesuai untuk tanaman. Warna perak terlalu terang bisa memantulkan cahaya ke daun sehingga terbakar. Warna terlalu transparan menyebabkan mulsa kurang optimal. Cahaya tetap bisa masuk ke tanah.

Optimal

Managing Director PT Plastin Eka Perkasa, Mark Setiawan. (Dok. Trubus)

Faedah lain penggunaan mulsa dapat menekan gulma dan menjaga kelembapan tanah. (baca: Mulsa Menjaga Panen halaman 98 & 100). Penggunaan mulsa pun terbukti dapat meningkatkan hasil panen beragam sayuran sebagaimana riset Tri Rizki. Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Universitas Tadulako, Palu, itu membuktikan, produksi kacang panjang yang menggunakan mulsa meningkat 30—44%.

Erika Tinambunan membuktikan hal serupa. Periset dari Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Brawijaya itu membuktikan, produksi baby wortel menggunakan mulsa melonjak hingga 30—270%. Menurut Erika produksi melonjak karena mulsa menjadikan lingkungan optimal untuk pertumbuhan baby wortel.

Selain itu mulsa juga membantu menggemburkan tanah di bawahnya, mencegah pencucian hara, mencegah percikan butiran tanah ke tanaman, mencegah penguapan air tanah, dan memperlambat pelepasan karbondioksida tanah hasil respirasi aktivitas mikroorganisme. Fakta itu membuktikan, faedah penggunaan mulsa mengoptimlakan produksi, sekaligus mencegah serangan penyakit dan gulma.

Harga mulsa di pasaran rata-rata Rp300.000 per 10 kg atau Rp30.000 per kilogram. Bobot per kilogram memiliki panjang 60—65 meter. Investasi rata-rata Rp460—Rp500 per meter persegi sangat layak demi mencegah serangan cendawan dan gulma, serta lonjakan produksi minimal 30%. Investasi itu amat murah jika dibandingkan dengan faedah besar mulsa. (Muhamad Fajar Ramadhan; Peliput: Hana Tri Puspa Borneo Hutagaol)

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Cabai, Solusi Saat Pasokan Melimpah Pada Panen Raya

Trubus.id–Provinsi Sumatra Utara salah satu sentra cabai besar. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Utara,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img