Sunday, March 26, 2023

Sehat Itu Gaya Hidup

Rekomendasi

Dua sendok minyak zaitun setiap minggu resep Sebastian Gunawan tampil bugar dan energik.

 

Wira-wiri mengontrol butik di beberapa lokasi di Jakarta, mengecek ke rumah produksi koleksi busana berlabel sendiri, dan hadir di panggung pergelaran busana “makanan sehari-hari” buat desainer muda ternama Sebastian Gunawan. Seba, sapaan akrabnya, sungguh sibuk karena banyak kalangan kepincut karyanya yang glamour, feminin, dan elegan.

Dengan segudang aktivitas itu Sebastian mesti pandai-pandai menjaga kesehatan. Perancang alumnus Instituto Artistico Dell Abbigliamento Maragoni, Milan, Italia, itu memilih mengonsumsi minyak zaitun. Seba menyajikan olive oil itu sebagai seasoning pada salad atau dipakai sebagai minyak goreng.

Dari berbagai literatur yang ia peroleh, “Minyak zaitun tinggi asam lemak tak jenuh, efeknya baik untuk kesehatan jantung, menurunkan kolesterol jahat, dan meningkatkan kolesterol baik,” tutur desainer terbaik pada International Apparel Federation World Young Designer Award 2004 di Barcelona itu.

Diet Italia

Sebastian mulai mengenal minyak zaitun pada 1986 ketika menimba ilmu desain di Italia. Desainer kelahiran Jakarta 2 Juli 1967 itu melihat orang Italia selalu menggunakan minyak zaitun di setiap masakan. Harap mafhum Italia salah satu negara dengan konsumsi olive oil tertinggi di dunia. Pada 2005, Italia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah konsumsi 12,35 kg per kapita per tahun, di bawah Yunani dan Spanyol. Risiko penyakit jantung dan kanker masyarakat Italia pun terendah di dunia karena diet minyak zaitun.

Kebiasaan mengonsumi emas cair di Negeri Pizza berlanjut saat Sebastian kembali ke tanahair pada 1989. Dua puluh enam tahun mengonsumi minyak zaitun Sebastian merasakan faedahnya. “Proses pencernaan menjadi lancar,” kata pria yang tidak pernah punya masalah dengan sembelit itu. Lemak berlebih pun seperti menjauh dari tubuhnya. Postur tubuhnya tetap proporsional di usia ke-45.

Riset Kartika Nugraheni di Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro mengungkap khasiat minyak zaitun. Ia menguji minyak zaitun secara praklinis terhadap profil lemak pada tikus. Peneliti menggunakan 28 tikus yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok kontrol dengan perlakuan akuades, kelompok 1-3  perlakuan  ekstrak virgin minyak zaitun dosis 0,5 gram; 0,7 gram; dan 0,9 gram per bobot badan tikus.

Riset membuktian pemberian ekstrak virgin minyak zaitun beragam dosis 0,5 gram; 0,7 gram; dan 0,9 gram mampu menurunkan kadar kolesterol total, “lemak jahat” low density lipoprotein (LDL), dan trigliserida, serta meningkatkan kadar lemak baik high density lilpoprotein (HDL). Rata-rata kolesterol total, LDL, dan trigliserida paling rendah serta kolesterol HDL paling tinggi ditemukan pada perlakuan minyak zaitun dosis tertinggi, 0,9 gram. Persentase penurunan masing-masing parameter dibanding kontrol 104,8%; 64,65%; dan 30,15%. Peningkatan HDL sebesar 62,72%.

Dari hasil analisis Kartika, minyak zaitun mengandung asam oleat 77,48%; asam palmitat 10,81%; asam linoleat 5,33%; asam stearat 3,53 %; asam linolenat 1,29 %; dan asam palmitoleat 0,94 % per 100 ml minyak zaitun.

Bebas sembelit

Nun di Tangerang, Provinsi Banten, Tanto Kurniawan-bukan nama sebenarnya-memetik faedah dari minyak nabati lain, yakni minyak rami Linum usitatissimum. Tanto mengonsumsi minyak rami karena mengeluh kerap sulit buang air besar. Frekuensinya bisa 2-3 hari sekali. Menurut Prof  Dr drh Clara Meliyanti Kusharto MSc, guru besar Gizi Masyarakat di Institut Pertanian Bogor, idealnya frekuensi pup manusia dewasa sekali sehari. Rutin tidaknya frekuensi pup karena pola asupan gizi yang seimbang, kebiasaan, dan usia.

Tanto mengonsumsi masing-masing satu sendok makan minyak rami tiap pagi dan sore, setelah makan. Benar saja, setelah 3-4 kali konsumsi efeknya mulai terasa. “Buang air besar menjadi lancar,” ujarnya.

Prof Clara menjelaskan, konsumsi minyak nabati yang disertai serat dapat memperlancar pencernaan. “Serat memang bukan gizi utama tetapi harus dipenuhi karena berfungsi mengeliminir sisa-sisa makanan,” jelasnya.

Menurut Prof Dr Ir Saiful Anwar MS, guru besar Ilmu Gizi, Institut Pertanian Bogor, minyak nabati lebih baik dibanding minyak hewani karena mengandung asam lemak tidak jenuh yang tinggi. “Asam lemak tidak jenuh baik untuk kesehatan karena dapat menurunkan kolesterol jahat, meningkatkan kolesterol baik, dan menjaga kesehatan jantung,” ujarnya.

Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak nabati seperti asam linoleat, asam linolenat, omega 6, dan omega 9. Minyak nabati diolah antara lain dari kelapa sawit, kedelai, biji kapas, biji jagung, zaitun, rami, dan wijen. Asam lemak tidak jenuh tidak ditemukan pada minyak hewani.

Tren pasar

Hary Soegianto di Duren Sawit Baru, Jakarta Timur, memilih mengonsumsi minyak bekatul. Asupan minyak asal olahan tepung mata beras  itu membuat staminanya terjaga. “Mengisi seminar dari pagi hingga pukul 10 malam pun, tidak terasa capek,” kata grand manager di sebuah perusahaan pangan itu.

Harry memanfaatkan minyak bekatul untuk menggoreng. Kini meski hampir setiap hari Harry mengonsumsi gorengan kadar gula darah pria 60 tahun itu normal, 90 mg/dl; LDL 130 mg/dl; dan kolesterol total 200 mg/dl.

Saat ini di pasar sudah banyak beredar jenis minyak nabati. Sebut saja minyak zaitun “Bertolli” yang didistribusikan oleh PT Karunia Sukses Gemilang, minyak alpukat “Green Tosca” dari PT Hijau Murni Alami, minyak bekatul “Grace Oriza” produksi PT Hero Inti Putra dan minyak kelapa “Barco” produksi PT Barco. Menurut Susanto, bagian pengembangan produk PT Karunia Sukses Gemilang, minyak zaitun “Bertolli” didatangkan langsung dari Italia. “Hanya buah zaitun pilihan dengan kualitas terbaik yang kami gunakan,” ujar Susanto.

Sampai saat ini pasar minyak  nabati cukup menjanjikan. Itu terlihat dari jumlah permintaan pasar yang rata-rata meningkat. Andrias Fany Setiawan STP, general manager PT Citra Bening Berseri, menuturkan, permintaan minyak nabati meningkat 30% tiap bulan. Susanto pun sepakat, permintaan pasar minyak zaitun dari tahun ke tahun meningkat 10-20%. Kenaikan itu dipicu kian tingginya kesadaran masyarakat dengan gaya hidup sehat. (Desi Sayyidati Rahimah/Peliput: Bondan Setiawan dan Riefza Vebriansyah)

Keterangan Foto :

  1. Minyak nabati kaya akan asam lemak tak jenuh
  2. Sebastian Gunawan rajin konsumsi minyak zaitun
  3. Beragam produk minyak nabati di pasaran
  4. Buah zaitun dimanfaatkan dalam pembuatan minyak zaitun
Previous articleKebaikan Minyak Baik
Next articleKonglomerat Kelas Dua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengolah Singkong Menjadi Gula

Trubus.id— Gula cair dapat mudah dibuat dari hidrolisis pati. Sumber pati pun melimpah seperti singkong. Mengapa singkong? Singkong sebagai...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img