Tuesday, February 11, 2025

Selimut Euphorbia di Taman Rumah

Rekomendasi
- Advertisement -

Bersama perawatnya, dengan langkah tertatih-tatih, ia menuju halaman untuk menyibak daun-daun euphorbia. Sesekali tangannya menyentuh dan mengamati bunga kesayangannya itu. Sejam kemudian ia duduk di teras ditemani secangkir teh sambil menatap ke arah taman. Itulah kesibukan pemilik perusahaan kontraktor hingga malam nanti.

Siang hari kala matahari bersinar terik Wiewie menikmati tanaman berduri itu dari dalam rumah megah berkaca bening. Begitu kain gorden ruang keluarga itu disibak tampak jelas hamparan euphorbia aneka warna. Bosan menatap halaman depan, ia mengganti posisi duduknya menghadap ke kolam renang, di belakang rumah.

Di sana terhampar rumput manila yang dipenuhi euphorbia. Menjelang sore ibu 3 anak itu menuju ke peraduan. Di dalam kamar nan luas, lewat jendela besar, Wiewie masih bisa memandang ke taman.

Malam hari adalah panorama paling spektakuler di taman itu. Sang menantu memasang 2 lampu sorot besar selain 8 lampu kecil yang menyebar di taman. Cahaya lampu itu memantulkan warnawarni bunga tanaman asal Madagaskar itu. Sungguh elok penampilannya.

100 jenis

Lebih dari setahun Wiewie menyibukkan diri merancang taman itu. Hal itu dilakukan untuk memupus kesedihan setelah ditinggal putranya untuk selama-lamanya. Penderitaan Wiewie bertambah sejak dokter menemukan virus parkinson bersarang di tubuhnya. Nenek 7 cucu itu tak bisa beraktivitas seperti biasa. Kesibukan di perusahaan kontraktor pun ditinggalkan.

Sebagai gantinya ia mengumpulkan tanaman hias seperti palem-paleman, sikas, kelapa, dan bonsai. Kegiatan itu pun didukung sang dokter. “Dokter menyarankan banyak melihat tanaman berwarna untuk membantu proses penyembuhan,“ ujar Wiewie. Meski tak bisa bergerak bebas, Wiewie tetap bersemangat mengumpulkan tanaman. Tak heran jika halaman depan rumah itu makin menghutan.

Hobinya berpaling ke poysean—julukan euphorbia di Thailand—garagara rekannya memberi sebuah pot euphorbia berwarna merah, 1,5 tahun silam. “Bentuk bunganya unik, seperti angka 8 dan berwarna-warni,” katanya. Penggemar kristal itu pun terpincut keindahan euphorbia. Puluhan koleksi tanaman daun lain dihibahkan ke rekanrekannya.

Demi euphorbia hampir setiap akhir pekan ia bersama perawat dan tukang kebun berburu ke seluruh pelosok Jakarta hingga Puncak, Bogor. Bak tren mode, Wiewie tak mau ketinggalan. Jika ada jenis baru muncul ia langsung memburunya. “Asal bunganya cantik pasti dibeli,“ ujarnya. Ia rela menyewa mobil untuk mengangkut puluhan bunga 8 dewa itu ke rumahnya. Pantas jika kini total koleksinya mencapai 100 jenis, melebihi koleksi pedagang.

Bukit euphorbia

Semua koleksi itu ditata di atas hamparan rumput manila. Kehadiran pak sien hwa—bahasa Cina berarti bunga dalam dewa—itu membuat penampilan halaman depan rumah mewah di kawasan Pluit, Jakarta Utara, itu istimewa.

Begitu memasuki pintu gerbang di sudut kiri tampak gundukan tanah setinggi 2 m mirip bukit. Bagian teratas dibangun gua kecil bak tempat persembahan. Di depannya bertengger adenium berbonggol besar diwadahi pot keramik. Euphorbia setinggi 30—40 cm tumbuh merata dari puncak hingga bawah. Jenis yang ditanam kebanyakan berwarna merah dan kuning muda. Meski bukan jenis teranyar tetapi penampilannya tetap cantik.

Agar meriah setiap kelompok diisi minimal 4 jenis. Tanaman lama seperti nolina bonsai cemara udang, serut, dan asam celong disisakan untuk menambah kesan elegan taman.

Dinding cantik

Pemandangan di halaman belakang pun tak kalah cantik. Euphorbia warna merah, putih, hijau, dan merah muda menghampar bak permadani di lahan seluas 200 m2. Saking banyaknya beberapa adenium naik ke dinding rumah. Pot berbentuk setengah lingkaran ditempelkan di dinding batu dekat kolam renang. Hasilnya dinding batu pun kelihatan lebih cantik.

Seluruh tanaman tampil prima lantaran dirawat secara teratur. Wiewie memang sudah tidak sanggup merawat sendiri, tapi setiap pagi dan sore berkeliling taman adalah kebiasaannya sehari-hari. Siang itu, ia bersiap-siap untuk istirahat, dan beberapa jam kemudian sebelum magrib menjelang, dengan langkah tertatih-tatih, Wiewie akan berkeliling kebun lagi. (Bertha Hapsari)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Anggur Berbuah Lebat dan Artistik

Trubus.id–Anggur berbuah lebat nan artistik memanjakan setiap mata yang memandang. Termasuk saat memasuki rumah tanam milik Dody Kusuma sangat...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img