Monday, September 9, 2024

Seri Walet (94) Menang Suara, Undang Walet

Rekomendasi
- Advertisement -

T eknik memanggil walet dengan suara sebuah keniscayaan. Berbagai suara rekaman, mulai dari walet kawin, birahi atau bercumbu diperdengarkan. “Suara harus dibunyikan setiap hari. Apabila listrik mati, maka segera diganti genset atau accu. Bila tidak ada suara, walet tidak mau datang,” kata Daniel Chandra, peternak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Di ketapang, Kalimantan Barat, suara rekaman itu diaktifk an sejak pukul 06.00—19.00. Volume suara ada yang keras dan sedang. Bahkan ada rumah yang memasang tweeter hingga 4 buah dengan volume sangat keras. Perang suara terjadi setiap hari, sepanjang waktu, di sentra-sentra walet.

Tidak semua muncul sebagai pemenang perang. Ada rumah walet yang tetap kosong atau dimasuki sedikit walet. Makanya, pengusaha di Prapat, Sumatera Barat, dan Metro, Lampung, atau Singkawang, Kalimantan Barat, dan Tempilang, Bangka, pusing karena rumah belum dihuni walet. Jika putus asa mencapai batas, rumah pun dijual dengan harga murah.

Sumber suara

Genderang perang suara muncul sejak 1984. Saat itu peternak memakai pita kaset dengan tape. Alat itu dipilih karena bisa mengulang kembali secara otomatis bila pita habis. “Pemasangan tweeter pun asal-asalan saja, tapi berhasil,” kata Waskito, peternak di PurwodadI, Jawa Tengah.

 

Saat itu memancing walet dengan suara sangat mudah karena bangunan belum banyak. “Dengan memasang tape di lumbung, sriti masuk,” kata Yesaya Suarma. Pengalaman Andi, peternak di Pringsewu, Lampung, hanya dengan memasangpita kaset selama 3 bulan, walet telah menghuni gedung baru.

Kini teknik panggil walet semakin maju. Pemakaian kaset ditinggalkan karena mudah aus, mudah melintir, dan cepat rusak. Sebagai gantinya dipakai compact disk (CD). Alat yang digunakan beragam, seperti VCD atau CD ROM. Bahkan ada pula yang memakai amplifi er tanpa CD.

Kunci sukses memenangkan perang suara adalah pemilihan CD. CD hasil rekaman harus bersih agar suara yang dikeluarkan mirip dengan suara aslinya. Pilihlah suara walet yang sedang memasuki musim birahi. Suara itu mudah memancing walet muda yang memasuki masa puber. Induk sulit terpancing karena sudah mapan.

Pengalaman menunjukkan, minimal perlu 2 CD: CD panggil dan CD inap. CD panggil berisi suara walet birahi, berkejaran, dan kawin sehingga dipasang di lubang masuk dan hanya sebagian ruangan di dalam gedung. Itu disebut juga CD luar yang diputar setiap pukul 06.00—18.30. Pemasangan CD inap dimaksudkan agar walet yang sudah terpanggil tetap berada di gedung dan tidak keluar lagi. Rekamannya berisi walet sedang bercumbu, induk membuat sarang, dan memberi makan. CD inap diputar sejak pukul 18.00—21.00.

Variasi

Ada baiknya bila memiliki CD lebih dari satu. Itu sangat penting untuk mengantisipasi bila walet menunjukkan perilaku bosan atau jenuh mendengar suara itu-itu saja. Tandanya, ia mulai enggan mendekat dan tidak merespon sumber suara.

Menurut pengalaman, gedung baru yang memutar CD suara yang jarang atau belum pernah diputar di lokasi tersebut akan didatangi koloni walet. Itu bukti walet selalu merespon suara baru yang belum pernah didengarnya. Sebaliknya, suara monoton menyebabkan walet jenuh.

Bila walet menunjukkan perilaku bosan, maka segera ganti CD lain. Biasanya 2 bulan CD suara harus diganti. Selain CD tidak mudah aus, koloni walet tetap rutin berkerumun dan masuk gedung.

Cara atur

Selain CD suara, pengaturan tweeter harus tepat karena alat itu yang memancarkan gelombang suara. Speaker hitam itu dipasang menghadap keluar agar gelombang yang dipancarkan mudah direspon. Teknik pemasangan yang asal-asalan membuat burung bingung mencari sumber suara.

Pengaturan speaker di ruangan pun sebaiknya searah agar gelombang suara beraturan. Begitu burung masuk ke gedung, ia akan segera menemukan sumber suara. Banyak kasus dialami pemula, burung sebenarnya sudah masuk, tapi karena tidak menemukan sumber suara maka ia keluar lagi. Itu diamati pada tingkah laku burung yang hanya mau keluar-masuk di lubang atau rumah monyet saja, tanpa mau menginap. Idealnya, 4 tweeter untuk luasan 4 m x 4 m.

Bila tweeter sudah dipasang dengan benar, maka volume perlu diatur sesuai kondisi gedung. Volume terlalu keras belum tentu memancing walet mendekati sumber suara, justru mereka akan pergi menjauh. Sebaliknya, volume terlalu rendah mengurangi kemampuan walet merespon sumber suara.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembapan ruangan. Caranya, dengan memperbanyak ventilasi atau membuat bak kolam. Ciptakan suasana sesuai habitatnya, idealnya suhu 26—280C, kelembapan 90%. Cahaya matahari berlebihan dapat dikurangi dengan menyekat ruangan agar lebih redup. Namun, bila terlalu gelap, justru cahaya harus ditambah dengan memasang lampu dop 5 watt sehingga tampak remang-remang. Tidak semua walet bersarang dan menyukai tempat gelap. (Drs Arief Budiman, praktikus walet di Weleri, Jawa Tengah)

 

Tweeter, sang Pemikat

Tweeter menjadi benda berharga di rumah walet. Kemampuannya memanggil dan memikat si liur emas menjadi kunci sukses budidaya walet. Tak heran, bila peternak memasang puluhan hingga ratusan tweeter.

Tweeter menjadi benda berharga di rumah walet. Kemampuannya memanggil dan memikat si liur emas menjadi kunci sukses budidaya walet. Tak heran, bila peternak memasang puluhan hingga ratusan tweeter.

Sekilas ia seperti speaker biasa. Kelebihannya ia bisa menghasilkan bunyi sesuai frekuensi suara walet. Ini penting lantaran indera pendengaran walet sangat peka terhadap frekuensi tinggi. ”Frekuensi suara yang keluar dari tweeter mendekati cericit walet,” kata Rudy Hamitoh, praktikus walet di Sunter, Jakarta Utara.

Di pasaran tersedia beragam merek tweeter seperti Audax, Motorola, dan Piezo dengan harga bervariasi. Berdasarkan bahan perangkatnya dibedakan 2 jenis,yaitu magnet dan keramik. Tweeter keramik mudah dipasang; magnet perlu orang ahli untuk memasangnya. Bila menggunakan tweeter magnet berhambatan 8 ohm jumlah yang bisa dipasang terbatas karena harus disesuaikan dengan kekuatan amplifi er.

“Pasang tweeter secara paralel supaya berapapun jumlahnya tidak akan membebani dan merusak amplifi er,” kata Bobo Wijaya, pemilik Golden Walet. Untuk luasan 10 m x 20 m, pasang 40—50 buah. Bila dipasang seri, kualitas suara berbeda-beda.

Bobo menyarankan kabel telepon berisi 4 serat, hitam, putih, merah, dan biru untuk sambungan ke CPU. Dengan demikian, output tweeter bisa 2 suara sekaligus bahkan lebih. “Suara anakan, dewasa, dan indukan sekaligus,” kata alumnus jurusan Master of Information System, Brisbane, Australia itu.

Pilih tweeter kecil untuk di dalam ruangan agar walet betah dan bersarang. Pemasangan sebaiknya mengarah lubang masuk. Untuk memikat walet di luar gedung, pasang tweeter besar di depan lubang masuk dengan frekuensi tinggi dan volume besar. Pengaturan volume dipertimbangkan. Kondisi lingkungan, seperti kecepatan angin dan cuaca sangat mempengaruhi sistem kerja tweeter. Volume terlalu besar, akan mengejutkan walet saat mendekat sehingga enggan masuk. Bila pemakaian dan pemasangan tweeter tepat, maka walet akan segera terpikat masuk ke rumah. (Rahmansyah Dermawan)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img