Trubus.id—Pemanfaatan pakan organik dalam budidaya lele siasat menghemat pakan. Untuk membuat stok pakan alami, Anda dapat memfermentasi kotoran hewan (kohe) selama 30 hari menggunakan larutan ramuan organik untuk ternak.
Bahan ramuan organik itu mudah ditemui misalnya seperti rumput laut (jika tidak ada bisa diganti azola), buah pisang, nanas, kangkung air, usus ikan nila, dan kepiting batu.
Setelah itu peternak bisa memperbanyak larutan. Pasalnya dari 5 liter larutan roter sebelumnya bisa diperbanyak menjadi 70—100 liter larutan baru. Berikut bahan dan ramuan pakan organik lele.
Ramuan organik
Siapkan rumput laut 1 kg (jika tidak ada bisa diganti dengan azola), pisang : 5 buah, nanas : 1 buah, kangkung air : 1 ikat, diambil dengan batang dan akarnya, dan yoghurt 0,5 liter.
Bahan lain minuman probiotik 5 botol, usus ikan nila/mujair 100 g, gula merah 1 kg, ragi tapai 4 butir, air kelapa 5 liter, kepiting batu 4—5 ekor, ragi roti 3 sendok makan dan air sumur 5 liter.
Cara buat:
- Blender rumput laut/azola, pisang, kangkung air, dan nanas.
- Haluskan usus ikan nila dan kepiting batu (blender lebih baik).
- Larutkan gula merah dalam 5 liter air mendidih, biarkan sampai dingin.
- Campurkan semua bahan, aduk selama 3—5 menit.
- Simpan dalam wadah tertutup seperti jerigen selama 14 hari. Buat aerator agar aman.
- Kocok larutan setiap 2—3 hari selama 5 menit.
Cara pemakaian:
- Untuk fermentasi pakan: Larutkan 10 ml larutan roter dengan 3—4 sendok gula merah dalam 20 liter air.
- Untuk pengurai bahan organik di air kolam dengan luas kolam 3 m x 4 m: Campur 1 gelas larutan roter dengan 2—3 sendok gula merah, lalu siramkan ke air kolam.
Perbanyakan ramuan
Bahan:
- Larutan roter : 1 liter
- Gula kelapa : 1 kg, dididihkan dahulu
- Air kelapa : 5 liter
- Minuman probiotik : 5 botol
- Dedak : 2—3 kg, dididihkan dahulu, ambil airnya
- Terasi : 100 g
Cara buat: Campur seluruh bahan lalu fermentasi dalam wadah tertutup selama 14 hari.
Catatan: Jika berbau busuk artinya gagal. Jika berhasil larutan beraroma wangi tapai.
Sumber ramuan: Dr Nurzaman, ahli budidaya organik asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.