Lima segmen usaha budidaya ikan dewa berdasarkan ketersediaan sumber air dan lahan.
Trubus — Peneliti ikan dewa di Balai Riset Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor (BRPBATPP) Bogor, Otong Zenal Arifin S.Pi., M.Si., mengatakan, masyarakat Indonesia belum terbiasa memelihara ikan dalam waktu lama seperti pada budidaya ikan dewa. Pembudidaya memerlukan waktu lebih dari 2,5 tahun
untuk mendapatkan ikan dewa ukuran konsumsi berbobot sekitar 1 kg dari larva. Bandingkan dengan masa pemeliharaan ikan mas sekitar 4 bulan dari larva.
Namun, masyarakat dapat menerapkan segmentasi budidaya agar masa pemeliharaan relatif singkat. Menurut peneliti ikan dewa di BRPBATPP Bogor, Drs. Jojo Subagja, M.Si., terdapat 5 segmentasi yakni pembenihan, pendederan 1, pendederan 2, pembesaran 1, dan pembesaran 2 (Lihat Segmentasi Ikan Dewa). “Tujuan lain segmentasi yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat,” kata Jojo. Menurut Otong pilihan segmentasi tergantung dari sumber air. Jika lahan dan sumber air relatif sedikit, maka lakukan pendederan.
Pembenihan bisa dilakukan jika kolam memiliki mata air jernih. Dedin Khoerudin di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, misalnya, fokus membenihkan ikan anggota famili Cyprinidae itu sejak Mei 2018. Keterbatasan jumlah kolam juga membuat Dedin memilih usaha pembenihan. Ia menjual sekitar 4.400 ikan dewa berukuran 2—3 cm seharga Rp2.000—Rp3.000 per ekor saban bulan. Konsumen berasal dari Sumedang dan sekitarnya. (Riefza Vebriansyah)