Pantas Dian memuji manisnya siem madu pontianak. “Serat lebih halus dibandingkan siem pontianak,” kata Ir Untung Trijonohadi, kepala BPSB. Hasilnya, rasa manis yang dihasilkan tak ternoda oleh pahit yang ditimbulkan serat. Ia kian lezat di lidah lantaran jumlah biji jauh lebih sedikit ketimbang siem pontianak. Keistimewaan debutan baru dari Kalimantan Barat itu semakin sempurna karena penampilan kulit buah menarik: halus dan mulus.
Keunggulan siem madu pontianak bukan hanya pada rasa dan penampilan. Buah yang dihasilkan seragam, 80% lolos grade A dan B—sekilo 5—6 buah—dan sisanya grade C, 11—12 buah. Hasil panen saudaranya siem pontianak, hanya 60%—70% yang masuk grade A dan B. Pekebun kian untung karena siem madu pontianak dapat dipanen lebih awal. “Baru 70% tingkat kemasakan, buah boleh dipanen karena rasa sudah manis,” kata Budi.
Seragam
Menurut Budi, siem madu pontianak tergolong produktif. Sebatang pohon berumur 3 tahun mampu menghasilkan 70 kg. Itu setara dengan 245—294 buah jeruk grade A—B dan grade C, 231—252 buah. Jumlah itu semakin meningkat seiring pertambahan umur. Bandingkan dengan madu tanahkaro yang hanya berbuah 10 kg pada umur 3 tahun (baca Trubus Februari: Pinjam Madu untuk Tanahkaro, hal 80).
Lantaran sifat-sifat unggul itu siem madu pontianak cepat diterima pekebun. Sampai saat ini luas pertanaman telah mencapai 30—35 ha. Setengahnya milik pekebun individu dan sisanya dikelola oleh perusahaan besar. Trubus melihat 530 pohon jeruk siam madu berbuah di kebun Hendrik Virgillius di Singkawang. Bitit dibeli dari penangkar di Kuching, Malaysia. Negeri jiran itu memang penghasil jeruk madu. Buktinya Trubus dengan mudah menemukan buah anggota famili rutaceae itu dijajakan di kedai-kedai buah pinggir jalan. Harganya 2 RM perkilo.
Asal Johor
Sebutan madu sering membuat orang keliru dengan madu tanahkaro dan madu thailand. “Sebagian orang bilang jeruk yang sama, tapi ditanam di tempat berbeda,” k a t a n y a .
P a d a h a l , siem madu p o n t i a n a k p e r t ama k a l I ditanam di Sambas pada 1990 oleh Raduan, pekerja di Johor, Malaysia asal Indonesia. Ia membawanya dalam bentuk entres sebanyak 100 mata. Tak lama kemudian, PT Mitra Jeruk Lestari mengembangkannya di Desa Senturang, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat seluas 20 ha.
Menurut Ir Arry Suprianto, pakar jeruk di Jawa Timur, kemungkinan besar siem madu pontianak dan madu tanahkaro memang berbeda. Siem madu pontianak unik, termasuk golongan siem tapi mirip keprok. “Kulit buahnya tebal (dibanding madu tanahkaro, red) mirip keprok, tapi halus karena memang siem,” kata pakar jeruk dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Batu, Malang itu.
Munculnya siem madu pontianak jadi kabar baik buat pekebun jeruk. Pasalnya, selain unggul harga siem madu pontianak lebih menjanjikan. Ia dibandrol Rp8.000 per kg saat siem pontianak dihargai Rp2.500 per kg. Kelak, bila ia telah dikembangkan, menikmati siem madu pontianak tak hanya monopoli Dian dan pengunjung ekspo agribisnis. (Destika Cahyana)