Sunday, September 8, 2024

Sisik Naga Penjaga Yogya

Rekomendasi
- Advertisement -

Keturunan Kadru—raja kobra dalam mitologi Hindu—itu terus diam terpaku selama 1,5 tahun di sebuah sanggar tanaman di Yogyakarta. Ia memang bukan reptil sungguhan. Makhluk itu adalah adenium yang umbinya ditatah menyerupai sisik naga.

Kreasi Ahmad Susanto, hobiis di Jakarta, membuat sisik naga pada umbi kamboja jepang tergolong berani. Pasalnya, hampir 90% dari permukaan bonggol dipermak dengan pisau tajam. Tanaman berumur 2 tahun itu stres tak terkira setelah Ahmad menyelesaikan pekerjaannya. Wajar, dari 10 umbi yang dipahat hanya 3 yang sanggup bertahan hidup hingga kini.

Itulah sebabnya, Aris Budiman alias Adeng, pemilik Sanggar Tanaman Watuputih, Yogyakarta, memboyong ke Kota Gudeg. “Ia tergolong unik. Apalagi itu hasil kreasi tangan,” ujar suami Jumiati itu. Adeng memang rajin berburu dan membuat adenium berbonggol unik.

Sejak setahun silam—saat Indonesia keranjingan adenium—masyarakat Yogyakarta dan Solo aneh. Misal mirip manusia, hewan, tumbuhan, dan alat kelamin. Harap mafhum, penggemar adenium di wilayah tengah Pulau Jawa banyak berasal dari hobiis bonsai. “Kebanyakan mereka menyukai keindahan batang,” ujar mantan kepala cabang di sebuah perusahaan elektronik itu. Berikut adenium unik yang banyak dicari kolektor.

Beringin

Adenium milik Sunarno SE, hobiis di Yogyakarta, itu terlihat kompak. Bonggol dan cabang sangat serasi karena menyebar ke segala arah tanpa berbenturan. Ujung batang bawah yang besar menandakan kesempurnaan pertumbuhan bonggol. Sepintas dari kejauhan mirip beringin. “Umumnya kamboja jepang lurus dan tinggi. Saya suka yang tak lazim,” kata Sunarno. Menurut Fransiscus K, dari Gama Kaktus, mencari adenium yang bonggolnya kompak ke segala arah sangat sulit.

Tua-tua keladi

Anda pasti tersenyum geli melihat sepasang adenium itu. Tua-tua keladi julukan yang diberikan kepada kedua adenium kreasi Adeng itu. Ketika dipasangkan, kamboja jepang yang mirip pria telah berumur 14 tahun. Sebaliknya, mawar gurun pasangannya baru berumur 2 tahun. Menurut Adeng, bila dijual tunggal kamboja jepang itu dihargai murah, Rp200-ribu—Rp250-ribu. Setelah dipasangkan, harganya melonjak sepuluh kali lipat. Namun, Adeng belum mau melepasnya. “Keduanya sangat saya sayangi,” ujarnya.

Inul

Bonggol asal stek itu berumur 4 tahun. Namun, ia sudah piawai bergoyang bak gaya Inul Daratista di atas panggung. Djajjuli Wimawan, pemiliknya, kepincut inul saat ia berkunjung ke Watuputih 2 tahun silam. “Lho, kok mawar gurun pakai celana?” ujar Djajjuli seperti ditirukan Adeng kepada Trubus. Nama inul diambil dari nama pedangdut yang ngetren setahun silam. Sebelum itu, ia tanpa nama apa pun melekat padanya.

Jungkir balik

Bonggol itu mirip batu besar yang dikelilingi pepohonan. Tak ada satu pun cabang muncul dari umbi yang tersembul itu. Cabang justru muncul dari sisinya. Biang keladinya adalah penanaman terbalik. Ceritanya, bonggol berumur 21 tahun dari Banyuwangi itu baru datang ke Pendawa Nurseri, Semarang. Karena tak dicuci bersih bagian atasnya masih dilekati tanah. Oleh salah seorang pegawai ditanam terbalik. Tak disangka, tunas baru muncul dari sisinya dan tumbuh hingga kini.

Kakek berjanggut

Akar berumur 4 tahun itu bergantungan di udara, hampir menyentuh tanah. Ia muncul dari percabangan dan bonggol. Lazimnya, akar hanya tumbuh dari bonggol. Heru Wicaksono, pemilik Pendawa Nurseri, menyebut adenium berakar itu sebagai kakek berjanggut. Menurutnya, akar itu tumbuh karena cabang dan bonggol dilukai dengan pisau tajam. (Destika Cahyana)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Produksi Ikan Nila Milik Pembudi daya di Sumatra Barat Meningkat dengan Sistem Bioflok

Trubus.id—Pembudi daya di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat,  Dwi Fandy mampu menuai 450 kg dari kolam berukuran 40 m2....
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img