Friday, March 29, 2024

Solusi Jitu Jelang Panen

Rekomendasi
- Advertisement -

 

Kematian lele-lele itu cukup menyesak-kan dada Saloki. Bayangkan dari kolam 10 m x 8 m yang ditebar 12.000 bibit, dalam 2 bulan mantan kepala desa itu seharusnya mengantongi hasil panen sekitar 1,1 ton. Kenyataannya Saloki hanya memanen rata-rata 900 kg. Dengan selisih panen 200 kg dan harga jual minimal Rp9.000, Saloki merugi Rp1,8-juta.

Saloki tidak sendirian. Banyak peternak lele di Yogyakarta, Boyolali, Jawa Tengah, sampai Karawang, Jawa Barat, mengalami kejadian serupa. ‘Lele tiba-tiba ditemukan mati mengambang begitu saja. Warna tubuhnya tampak kuning,’ ujar Jumaryanto, peternak di Desa Banaran, Kecamatan Wates, Yogyakarta.

Di mana letak kekeliruan para peternak itu? Menurut Ir Ign. Hardaningsih MSi, peneliti lele dari Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, musibah itu terjadi karena amonia di kolam tinggi. Biang keroknya pakan. Maklum karena ingin memperoleh lele besar, peternak kadang kala ‘khilaf’ memberikan pakan berlebih. Ujung-ujungnya sisa pakan-pakan itu melonjakkan kadar amonia di kolam. ‘Kasusnya paling lazim pada padat penebaran tinggi di atas 200 ekor/m2. Kematian ikan bisa di atas 20%,’ ujar ahli genetika ikan itu.

Ganti air

Tidak sulit mengatasi kendala itu. Ada beragam cara dapat dipilih oleh peternak. Hardaningsih menguraikan cara praktis dengan mengganti air minimal 30%, maksimal 50% terhitung sebulan menjelang masa panen. Langkah ini pula yang dilakukan Wagiran, ketua kelompok perikanan Trunojoyo di Kulonprogo, Yogyakarta. Ia ganti air 3 kali sebanyak 50% volume pada bulan pertama budidaya. Berikutnya di bulan ke-2 sebanyak 4 hari sekali dengan volume penggantian air serupa. ‘Hasilnya tidak ada kematian lele satu pun,’ ujarnya.

Penggantian air ini otomatis mengurangi kadar amonia di air. Prinsip itu sama seperti dilakukan para hobiis koi atau ikan hias lain untuk mencegah ikan keracunan senyawa itu di luar pemakaian aerator. Nah, bila budidaya lele dilakukan di lokasi sulit air, seperti di Gunungkidul, Yogyakarta, sistem resirkulasi dapat dipakai.

Resirkulasi air di kolam tidak njlimet. Prosesnya sederhana, memutarkan air melewati filter sebelum air itu kembali ke kolam. Nyaris persis filterisasi di kolam koi. Namun, sebagai filter penyaring dipakai kombinasi spons dan arang kayu. Kedua bahan ini terbukti mampu menangkap kotoran sekaligus mengunci senyawa-senyawa berbahaya.

Menurut Hardaningsih untuk kolam berukuran 8 m x 8 m bisa dibuat filter 1 m x 1 m setinggi 20 cm. Di dalam filter itu-bagian bawah ditabur arang, di atasnya spons. ‘Air dialirkan lewat pompa masuk ke filter tersebut,’ katanya. Ukuran filter dapat disesuaikan dengan kapasitas pompa. Intinya jangan sampai air masuk dan tersaring meluber.

Trik lain memakai probiotik. Cara ini terbilang paling mudah karena peternak tinggal menyiramkan cairan ke kolam. Meski demikian peternak patut jeli melihat komposisi probiotik. Idealnya komposisi bakteri aktif yang terkandung antara lain bakteri nitrosomonas dan nitrobacter. ‘Tanpa kedua jenis bakteri pengurai itu mustahil amonia bisa turun,’ kata Hardaningsih.

Kombinasi

Menurut Wagiran, probiotik tak melulu disiramkan ke kolam, tetapi dapat diberikan bersama-sama pakan. Setiap 10 cc probiotik dicampurkan dengan 1 kg pakan. Cara ini akan berdampak kuat bila dikombinasikan dengan pemberian vitamin C dan B kompleks, masing-masing 2 butir untuk 1 kg pakan. ‘Pakan campuran ini cukup diberikan seminggu sekali,’ katanya.

Peternak dapat membuat probiotik sendiri. Wagiran menggunakan starter bakteri, 2 kg gula, 1 liter molases, dan sekaleng susu kental manis. Semua bahan itu dicampurkan dalam jerigen 30 liter. Jerigen ditutup rapat dan setiap 12 jam dibuka tutupnya untuk membuang gas. ‘Dalam 2 hari probiotik sudah siap pakai,’ ujarnya.

Bila probiotik buatan itu disiram langsung ke kolam, Wagiran mencampur lagi dengan Urea. Caranya 10 cc probiotik dicampur 2 sendok makan Urea. Campuran yang diberikan pada pagi hari efektif untuk luas bidang 1 m2. Untuk ukuran kolam lebih luas, tinggal mengalikan dengan dosis standar. Walhasil dari pengalaman Wagiran lele dapat selamat sampai masa panen. Dengan cara itu kerugian yang diderita Saloki bisa dihindari. (Dian Adijaya S)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknik Budidaya Benih Kentang Bertingkat Di Kabupaten Karo : Panen Hingga 40 Ton Umbi Kentang Per Hektare

Trubus.id— Budidaya kentang bertingkat meningkatkan produksi benih. Itulah yang dirasakan penangkar benih kentang di Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat,...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img