Tuesday, March 4, 2025

Syarat Kopi Menjadi “Specialty Coffee”

Rekomendasi

Trubus.id— Pencetus pertama kali istilah kopi spesial atau specialty coffee adalah Erna Knutsen pada 1978. Pemilik Knutsen Coffee Ltd itu menuangkan konsep kopi spesial dalam Tea and Trade Journal.

Imigran asal Norwegia itu menggunakan istilah “specialty coffee” merujuk pada keunikan rasa dari biji kopi yang diproduksi pada iklim dan wilayah tertentu.

SCAA—asosiasi kopi spesial terbesar di dunia—sebagai kompas dunia perkopian internasional mengeluarkan standar baku yang ketat dan lebih ilmiah terhadap kopi berkualitas premium itu.

Biji-biji kopi sebelum sangrai (green bean) bisa memiliki nilai spesialti ketika dari 300 gram yang diambil secara acak. Memiliki kadar air lebih kurang 9—13%, dan maksimal 5% jumlah biji yang lolos ayakan pada saringan 14—18 mesh.

Syarat lain, biji kopi yang tertinggal tidak cacat penuh (full defect). Saat pengetesan citarasa oleh seorang Q-grader, kopi itu harus memiliki skor minimum 80 dari atribut kekentalan, rasa, aroma, dan kemasaman.

Kopi spesial umumnya merujuk pada jenis arabika yang hanya bisa tumbuh di ketinggian lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut. Jenis-jenis kopi arabika spesial misalnya ada di Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi, dan Papua.

Kopi itu berkualitas premium dengan kekhasan citarasa dan aroma. Memiliki perlindungan berupa indikasi geografis (IG). Indikasi geografis adalah penanda asal suatu produk yang karena lingkungan geografis termasuk faktor alam, lingkungan dan manusia, atau kombinasi ketiganya memberikan ciri khas dan kualitas tertentu pada produk itu.

Contoh produk indikasi geografis adalah kopi arabika toraja. Nama toraja adalah daerah geografis tempat kopi arabika diproduksi. Karena pengaruh faktor lingkungan geografis daerah itu, maka kopi arabika memiliki kekhasan yang tidak bisa ditiru oleh kopi arabika dari daerah lain.

Meski petani membibitkan dan menanam biji kopi arabika di daerah lain, misalnya di Jawa, kualitas kopi arabika yang dihasilkan berbeda. Itu karena kondisi geografis—antara lain struktur tanah, curah hujan, dan suhu— berbeda dengan kondisi geografis dataran tinggi Toraja.

Indikasi geografis juga bermanfaat sebagai jaminan keaslian asal suatu produk. Jaminan berguna untuk menghindarkan konsumen dari pemalsuan produk dan menjaga kredibilitas produsen atau penjual.

Manfaat lain memberikan peningkatan penerimaan produsen. Dengan jaminan asli kualitas, konsumen akan lebih memilih membeli produk indikasi geografis dibandingkan dengan produk sejenis yang bukan indikasi geografis.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tip agar Tidak Mudah Lemas Saat Puasa

Trubus.id–Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan herbal sesuai fungsi dan dosis yang dianjurkan membuat badan bugar dan tidak mudah lemas...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img