Friday, March 29, 2024

Tak Sempurna di Guyana

Rekomendasi
- Advertisement -

Heliamphora exappendiculata asli dataran tinggi Guyana, tepatnya di Chimata Massif-dataran tinggi yang sangat lapang, di Venezuela Selatan. Daun terompet itu tumbuh di atas batu atau moss tipis di sisi jurang atau lembah sungai di ketinggian 1.700-2.100 m dpl. Ia juga ditemukan hidup di dekat air terjun. Hidupnya berkoloni sehingga kelihatan seperti tirai jika populasinya sangat padat.

Di habitatnya exappendiculata hidup di bawah naungan tanaman-tanaman gantung. Ia bisa tumbuh subur di naungan cahaya 50%. Sayangnya, jika ternaungi tanaman pemangsa serangga yang ditemukan pertama kali pada 1946 itu daunnya kurang menarik. Warnanya hijau. Beda jika ia terkena paparan cahaya matahari langsung. Penampilannya jadi cantik dengan rona merah atau jingga di atas hijau daun.

Tidak lengkap

Pada 1978 exappendiculata sempat dianggap sebagai subspesies H. heterodoxa oleh Bassat Maguire. Botanis dan penjelajah alam itu melihat kesamaan 2 daun terompet itu. Hanya saja exappendiculata tidak punya tutup kantong. Mungkin dari situ kerabat sarracenia itu mendapat nama exappendiculata, ex artinya kurang, appendiculata, anggota badan. Padahal jika dibandingkan, exappendiculata berbeda dengan heterodoxa.

Daun exappendiculata berbentuk corong dengan panjang 12-25 cm dan lebar 4-10 cm. Sedangkan heterodoxa seperti tabung, panjang 15-40 cm dan lebar 5-6 cm. Tutup exappendiculata berbentuk bulat hingga oval dan menempel di ujung permukaan daun. Biasanya berupa titik sepanjang 0,5-1 cm dan lebar 0,4-0,8 cm. Sementara bentuk tutup heterodoxa seperti helm, panjang 1-3,5 cm dan lebar 1-1,5 cm.

Bunga exappendiculata berukuran besar sehingga hanya ada 1-2 bunga per tangkai. Bentuk petal panjang dengan ujung meruncing. Sedangkan heterodoxa kecil dengan petal pendek. Dalam satu tangkai ada 2-7 bunga. Secara ekologi tempat tumbuh kedua heliamphora itu berbeda. Heterodoxa dijumpai di tempat terbuka di puncak Tepui Ptari dan di padang rumput terbuka di Sierra de Lema. Tepui adalah gunung berbentuk seperti permukaan meja dan hanya ada di dataran tinggi Guyana. Sedangkan exappendiculata tumbuh di jurang vertikal yang iklim mikronya basah.

Secara morfologi, exappendiculata mirip dengan H. hispida yang tumbuh di ketinggian 1.800-3.014 m dpl di puncak Neblina yang terisolasi. Daun pendek dengan bagian atas seperti corong. Petal bunga berbentuk panjang dengan ujung runcing dan punya 8-10 benang sari. Keduanya tumbuh berkoloni, tapi habitatnya berbeda. Hispida tak pernah ditemukan tumbuh di jurang vertikal.

Sebetulnya mudah membedakan exappendiculata dengan heliamphora lainnya. Ia satu-satunya heliamphora yang tutupnya menempel di permukaan daun. Karena ciri khusus itu pada 2006, botanis Jerman Joachim Nerz dan Andreas Wistuba secara formal mengumumkan H. exappendiculata sebagai jenis baru, bukan subspesies H. heterodoxa.

Berevolusi

Bagian barat Tepui merupakan kumpulan sekitar 80 gunung yang memiliki beragam ekosistem dan habitat. Di sana exappendiculata tumbuh menyebar dengan beragam bentuk. Berdasarkan bentuk daun dan sendok nektar, exappendiculata dibedakan menjadi 3 tipe: pendek, sedang, dan panjang.

Tak seperti heliamphora lain, sendok nektar exappendiculata berada di dinding belakang daun. Jenis lain, keluar dari ujung daun. Namun, fungsinya sama. Kelenjar di permukaan bagian dalam mengeluarkan nektar yang menarik serangga datang ke daun berbentuk corong.

Kebanyakan exappendiculata berujung daun pendek, tapi sendok nektar tidak sampai keluar dari ujung daun-alias tipe pendek. Pada tipe sedang, ujung daun memanjang dan ujung sendok nektar melengkung ke depan. Tipe panjang, sendok nektarnya melebar, melengkung ke depan daun, dan ujungnya panjang mengecil menyerupai ujung kait.

Tiga tipe heliamphora itu menggambarkan evolusi perkembangan sendok nektar. Awalnya nenek moyang heliamphora cuma memiliki kelenjar sekresi nektar kecil pada permukaan dalam kantong. Lalu kelenjar berkembang, berspesialisasi, dan bentuknya jadi cekung seperti exappendiculata tipe pendek. Dengan bentuk cekung nektar yang diproduksi dapat bertahan lebih lama dan terlindung dari hujan. Sendok nektar terus berkembang jadi lebih memanjang dan melengkung ke depan seperti tipe sedang. Nektar jadi lebih terlindungi dan tampak lebih jelas untuk serangga. Begitu terus hingga berkembang menjadi tipe panjang.

Bentuk daun dari ketiga tipe itu serupa. Bagian dalam daun terdapat rambut sepanjang 1-2 mm. Beberapa jenis juga punya rambut pendek di bagian luar daun. Memang masih banyak misteri dari daun terompet yang anggota tubuhnya tak sempurna itu. Butuh eksplorasi berlanjut ke habitat yang terisolasi untuk mengungkapnya. ***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Alpukat Raril Asal Cilacap Bercita Rasa Manis Gurih dan Lembut

Trubus.id— Pehobi alpukat di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, Dian Suwardianto menemukan alpukat unggul selain alpukat bringkeng.  Alpukat itu...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img