Trubus.id – Cuaca ekstrem menjadi tantangan utama bagi para petani. Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Ikhsanudin, seorang pekebun sayur, menerapkan strategi khusus untuk menghadapinya.
Ikhsanudin memanfaatkan rumah tanam seluas 1 hektare untuk budidaya sayuran. Ia menanam berbagai jenis sayuran seperti brokoli, selada, pakcoy, dan kubis secara bergilir.
Tanaman-tanaman tersebut dibudidayakan di dalam rumah tanam dengan sistem tanam rotasi. Upaya tersebut terbukti berhasil meningkatkan kualitas hasil panennya.
Hampir seluruh hasil panen Ikhsanudin masuk kategori kelas A. Brokoli yang ia panen bahkan mampu bertahan 2—3 hari di suhu ruangan.
Sebagai perbandingan, brokoli kualitas rendah hanya bertahan 1—2 hari di suhu yang sama. Karena itu, Ikhsanudin tidak pernah khawatir menghadapi pergantian cuaca.
Ia disiplin mengikuti jadwal tanam dan panen yang telah ditentukan. Brokoli dipanen setiap Rabu dan Minggu secara rutin.
Sekali panen, Ikhsanudin dapat memetik 30—50 kg brokoli segar. Pengiriman dilakukan keesokan harinya, yakni setiap Kamis dan Senin.
Dalam satu minggu, ia mampu memasok 60—100 kg brokoli segar. Sayuran hasil panennya dipasarkan ke lima pasar modern di Kota Semarang.
Menurut Ikhsanudin, harga di pasar modern cenderung stabil dan lebih tinggi dibandingkan pasar tradisional. Bahkan saat harga brokoli di pasar tradisional anjlok, ia tetap mendapatkan harga hingga tujuh kali lipat lebih tinggi.
Pasar modern menuntut produk berkualitas dan pasokan yang kontinyu. Oleh karena itu, Ikhsanudin berkomitmen menyediakan produk secara konsisten sesuai kesepakatan.
Baginya, kualitas dan kontinuitas adalah kunci agar hasil panen dapat diterima pasar modern. Hal ini menjadi kesepakatan yang wajib dipenuhi oleh setiap petani.