Monday, March 27, 2023

Tembakau Halau Wereng

Rekomendasi

Daun tembakau efektif mengendalikan hama wereng cokelat.

Ekstrak daun tembakau terbukti melindungi padi dari serangan
wereng cokelat.

Trubus — Wikantimur Ayus Sani Aji menanam padi secara organik. Petani di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, itu beralih ke sistem organik karena lebih ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang lebih sehat. Petani 38 tahun itu menanam padi di lahan 1.500 m². Sayang, baru saja beralih ke sistem organik serangan wereng cokelat mewabah.

Daun tembakau terbukti dapat dimanfaatkan menjadi biopestisida.

Pria kelahiran 23 Oktober 1981 itu menggunakan biopestisida berbahan daun tembakau. Wikan tidak meracik pestisida itu, tetapi menggunakan produk jadi. Ia menuangkan 50 ml biopestisida daun tembakau dalam air 16 liter, mengaduk rata, memasukkan ke dalam tangki, dan menyemprotkan ke sekujur tanaman. Mestinya Wikan hanya cukup mengencerkan 1 ml biopestisida dalam 10 liter air bersih.

Efektif

Wikan meningkatkan konsentrasi, “Karena kategori organik, jadi saya meningkatkan konsentrasi.” Selama masa budidaya 100 hari, Wikan hanya 2 kali menyemprotkan biopestisida di sawahnya. Hasilnya menggembirakan. Sawah milik Wikan bebas serangan serangga Nilaparvata lugens. Padahal, sawah-sawah di sekitar lahan Wikan hancur akibat serangan hama anggota famili Delphacidae itu.

Menurut Wikan ekstrak daun tembakau juga bermanfaat pada rasa nasi. Wikan mengatakan, nasi hasil budidaya organik lebih pulen dan lebih padat. Biopestisida itu kreasi periset di Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia, Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech.

Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech.(kiri) bersama Wikantimur
Ayus Sani Aji.

“Tuhan menciptakan alam beserta isinya tidak mungkin tidak ada manfaatnya. Tembakau salah satunya. Selain bahan baku rokok, pasti ada manfaat lainnya yang lebih positif,” kata Gozan. Guru besar alumnus Technical University Dresden, Jerman, itu meriset biopestisida tembakau sejak 2011. Menurut Gozan daun tembakau mengandung beragam senyawa aktif seperti nikotin, piridin, dan terpenoid.

Gozan menjelaskan senyawa itu mengendalikan hama dengan cara memberikan rasa pahit. Akibatnya serangga tidak menyukai tanaman dan mengganggu kebiasaan makan serangga. Menurut Gozan biopestisida tembakau lebih ramah lingkungan, karena berasal dari bahan alam. Itulah sebabnya ekstrak tembakau tidak mengganggu serangga lain yang berperan sebagai musuh alami hama wereng seperti laba-laba dan capung.

Target biopestisida tembakau Nicotiana tabacum amat spesifik, yakni hama wereng cokelat. Serangga-serangga nontarget tetap aman. Selain itu penyemprotan biopestisida tembakau juga sangat mudah. Cukup dengan pelarut air, tidak membutuhkan pengemulsi tambahan. “Akan menyusahkan petani bila aplikasi sudah menyulitkan,” kata Gozan.

Ragam komoditas

Biopestisida berbahan dasar daun tembakau yang teruji menghalau hama wereng.

Sebelum mengenal ekstrak tembakau, Wikan hanya menggunakan pestisida konvensional. “Secara ekonomi, biopestisida daun tembakau itu lebih ekonimis. Biopestisida itu diproses dengan teknologi yang mutakhir. Tentu perhitungan bahan-bahan lebih akurat. Berbeda dengan buatan saya yang semua takaran hanya sebatas perkiraan,” kata Wikan.

Selain pada padi Oryza sativa, Gozan juga telah menguji coba ekstrak tembakau pada tanaman lain seperti kopi, avokad, dan vanili. Uji di kebun kopi robusta di Desa Kebondalem, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, ekstrak tembakau menurunkan persentase serangan Hypothenemus hampei hingga 15%. Serangan penggerek batang kopi (PBKO) pun turun. Gozan mengombinasikan dengan Beauvaria bassiana.

“Kemarin saya berpikir, apakah biopestisida ini merusak tanaman atau tidak?” kata Gozan. Ia dan beberapa mahasiswanya memberikan ekstrak tembakau pada tanaman rombusa Passiflora foetida. Namun, tanaman anggota famili Passifloraeae itu terlihat lebih hijau dan padat. Pembungaan pun lebih cepat. Berbeda dengan tanaman tanpa aplikasi yang daunnya hijau kusam dan batang jarang.

Misri Gozan tengah mengurus izin edar biopestisida tembakau. Ia berharap biopestisida segera beredar di masyarakat untuk membantu produksi berbagai komoditas. “Kami sudah membandingkan dengan beberapa produsen biopestisida dan biopestisida tembakau paling murah. Hal itu berpotensi dapat dimanfaatkan oleh petani baik skala besar maupun skala kecil,” kata Gozan. (Hanna Tri Puspa Borneo Hutagaol)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tips Menjaga Sapi Perah agar Tetap Produktif

Trubus.id — Memelihara sapi perah harus intensif. Pasalnya banyak tantangan yang dapat membuat produksi susu sapi merosot. Misalnya sapi...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img