Trubus.id — Tim peneliti dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB University melakukan pemantauan keanekaragaman hayati. Pemantauan ini meliputi vegetasi dan fauna terestrial (mamalia dan burung) di Kawasan Pantai Utara Jawa bagian barat. Kegiatan itu bersamaan dengan kegiatan Program Restorasi Mangrove Pantai Utara Jawa Bagian Barat (REMAJA).
Tim peneliti tersebut terdiri atas Eko Adhiyanto, S.Hut. (Tenaga Ahli Fauna dan Vegetasi Hutan), Marfian Dwidima Putra, S.Pi., M.Si., Farah Fakhriyatun Mufidah, S.Hut., Dennis Septiandi Indrawan, S.Hut., Kania Gita Lestari, S.Hut., M.Si., Wahyuni Hardiyanti, S.Hut. dan Wahhab Abdul Fattah Al Aziz, S.Hut.
Eko mengatakan kegiatan REMAJA dilakukan sebagai bentuk penghijauan lingkungan pesisir untuk pencapaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) mitra kerja sama PPLH yakni Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
“Output yang diharapkan yaitu adanya peningkatan luasan area tanam mangrove oleh masyarakat yang terlibat, untuk pengelolaan lingkungan di area sekitar kegiatan PHE ONWJ,” kata Eko, dikutip dari laman IPB University.
Kegiatan pemantauan dilakukan pada burung dan mamalia. Fauna terestrial yang diamati utamanya adalah burung. Pemantauan juga dilakukan pada vegetasi pohon yang membentuk ekosistem terestrial di pesisir.
Menurutnya, kegiatan monitoring ini rutin dilakukan setiap tahun untuk dapat mengetahui dan mengevaluasi perkembangan jenis fauna yang ada di wilayah area program yang termasuk dalam wilayah kerja PT PHE ONWJ.
“Dari kegiatan ini, kita berharap akan ada kelengkapan data inventarisasi jenis dan fauna untuk menunjang komponen penilaian kinerja perusahaan PT PHE ONWJ tahun 2022,” tutur Eko.
Ada sejumlah jenis burung dilindungi yang berhasil diamati. Di antaranya raja udang biru Alcedo coerulescens, kuntul kecil Egretta garzetta, kipasan belang Rhipidura javanica, dan cekakak sungai Todiramphus chloris.
Ada juga jenis burung dilindungi yang persebarannya sempit, seperti gagak kampung Corvus macrorhynchos, dara laut tiram Gelochelidon nilotica, dara laut tengkuk hitam Sterna sumatrana, dan dara laut jambul Thalasseus bergii.
Burung yang diamati sebagian besar merupakan burung yang mendiami wilayah pesisir. Beberapa di antara burung yang ditemukan tersebut merupakan burung yang bermigrasi. Keberadaan burung migrasi merupakan bioindikator lingkungan pantai yang ditempati masih menyediakan makanan yang cukup untuk burung-burung tersebut.
Selama pengamatan, menurut Eko, tim mengalami kendala berupa perubahan cuaca yang signifikan. Karena tidak adanya tempat berteduh dan tetap melakukan pengamatan dalam kondisi hujan, fauna yang ditemukan juga terkadang sedikit.
Selain itu, perjalanan juga sempat terganggu karena akses jalan yang terputus sehingga hanya bisa diakses dengan jalan kaki. Tim sempat menunda pengamatan akibat cuaca buruk.
“Kondisi ombak yang tinggi (saat pengamatan burung di pulau) juga menjadi kendala,” paparnya.