Monday, September 9, 2024

Top Working Alpukat Ganti Kelamin

Rekomendasi
- Advertisement -

Aksi Hermione Granger, sang murid sekolah sihir Hogwarts, memang hebat. Pantas saja ia mendapat nilai excellent pada kelas herbologi asuhan Profesor Sprout.

 

Kisah fi ktif dalam novel terkenal Harry Potter itu rupanya mengilhami proses pergantian varietas alpukat di Desa Gondosuli, Kecamatan Puspo, Pasuruan. Tanaman lokal berumur puluhan tahun yang malas berbuah kini bersalin rupa setelah di-topworking dengan varietas pilihan. Trubus melihat puluhan buah mungil bergelayutan di ujung dahan nan rimbun di kebunkebun. Dua bulan mendatang buah siap panen akan memanggil para pekebun untuk segera memetiknya.

Menurut Ir Agus Sugiyatno dari Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik (Lolit Jerhortis) Malang, dengan top working tanaman berproduksi rendah asal biji digantikan varietas unggul yang cepat berbuah dan produktif. Selain itu kualitas buah seragam.

3 tahun berbuah

Pada 1993, Lolit Jeruk memberikan bantuan 1.500 bibit alpukat fuerte untuk disambung dini. Maksudnya entres disambungkan pada batang bawah berumur 1—2 bulan, seukuran pensil. Namun, sayang hingga kini buah tak kunjung tiba.

Akhirnya metode top working dicoba pada 115 tanaman alpukat lokal milik Machrus di puspo pada 1996. Kini, ayah 4 anak itu sudah 2—3 kali menuai buah. Sebelumnya pekebun nyaris tak pernah memetik buah dari tanaman warisan nenek moyang itu.

Yang di-top workingkan pada bekas pangkasan adalah varietas hijau bundar. Entres diambil dari pohon induk pilihan di belakang rumah Machrus Solihin yang telah diuji seksama oleh peneliti Lolit. Varietas hijau bundar memiliki rasa enak, daya tahan cukup lama, dan tahan terhadap hama penyakit.

Kesuksesan Machrus menarik minat Joyo dan 5 pekebun lain di Gondosuli. Kalau semula alpukat di kebun Joyo tak pernah dilirik para pedagang, kini bila panen menjelang, pengepul dari Pasrepan, Purwodadi, Purwosari mengantre. Mereka sanggup menampung 5 ton per musim panen, tapi yang dihasilkan hanya 2 kuintal.

“Produksinya belum maksimal karena percabangannya masih sedikit,” ungkap Joyo. Namun, itu lebih baik dibandingkan dengan pohon-pohon lain yang hingga kini tetap malas berbuah. Itu semua gara-gara ayunan tongkat ala Hermione Granger. Ingin meniru? Beginilah cara Machrus dan Joyo mengayun tongkat sulap mengubah alpukat lokal menjadi si hijau bundar.

  1. Pohon alpukat lokal ditebang setinggi 50—60 cm dari permukaan tanah. Pemotongan menggunakan gergaji atau kapak. Pilih diameter tanaman yang berukuran 25—30 cm.
  2. Metode pertama sambung kulit. Buat celah antara kulit kayu dan batang menggunakan pisau sedalam 5—7 cm.
  3. Ambil entres (batang atas) berdiameter 0,5—1 cm yang disayat miring di kedua sisi bawahnya. Panjang entres 10—15 cm atau terdiri atas 3—5 mata tunas. Sisipkan entres ke dalam celah yang telah dibuat.
  4. Metode kedua sambung celah. Buat torehan memanjang 5—7 cm pada kulit kayu, lebar torehan disesuaikan dengan ukuran entres yang akan ditempel.
  5. Entres dari pohon yang diinginkan disayat miring dan ditempelkan pada torehan kulit kayu batang bawah.
  6. Untuk 1 pohon ditempelkan 3 entres dengan jarak seimbang memutari batang bawah. Setelah itu, ikat sekeliling tempelan menggunakan rafi a atau tali plastik. Olesi parafi n alias lilin cair ke permukaan batang bawah dan permukaan kulit kayu yang terbuka. Fungsi parafin mencegah penguapan berlebih.
  7. Agar sambungan terhindar dari sinar matahari langsung, tutup dengan kantong semen dan dilapisi plastik.Buat 2 buah lubang di bagian depan dan belakang untuk membantu sirkulas udara. Lubangitu juga bermanfaat untuk melihat pertumbuhan tunas selama dikerudungi. Kerudung plastik dipasang selama 1 bulan.
  8. Setelah 1 bulan kerudung dibuka, entres yang hidup akan memunculkan tunas-tunas baru berwarna hijau segar. Warna cokelat, menandakan sambungan tidak jadi.
  9. Sosok tanaman setelah 5 bulan penyambungan. Dengan perawatan tepat, 3 tahun kemudian tanaman belajar berbuah. 10. Machrus dan Joyo menikmati hasil panen setelah 3 tahun tanam. (Pupu Marfu’ah).
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Melalui Edukasi dan Promosi, Komunitas Acteavist Indonesia Aktif Kenalkan Teh ke Generasi Muda

Trubus.id–Komunitas Acteavist Indonesia aktif memperkenalkan teh ke generasi milenial melalui edukasi dan promosi.  Salah satu penggagas Acteavist Indonesia, Cakra...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img