Trubus.id—Serangan cendawan Aspergillus sp. menjadi momok bagi pekebun tiram. Gejala serangan cendawan berupa miselium berwarna hitam di baglog. Cendawan itu memakan nutrisi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan jamur tiram.
Akibatnya pertumbuhan tiram Pleurotus ostreatus terhambat sehingga hasil produksi tidak maksimal. Aspergillus menyerang tiram jika di lingkungan kumbung tumbuh cendawan itu.
Selain karena aspergillus yang memang tumbuh di lingkungan kumbung, proses sterilisasi atau pasteurisasi yang kurang lama pun membuat cendawan itu mudah menyerang. Menurut Adi Yuwono, ahli jamur di Bandung, Jawa Barat, lamanya proses sterilisasi sangat bergantung pada alat yang digunakan.
Untuk sterilisasi pekebun jamur tiram di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Dudi Suryadi, membuat tungku dari seng berukuran 1 m x 1 m x 1 m yang dasarnya dilapisi bambu. Tungku itu dapat memuat 500 baglog dengan sumber panas menggunakan kayu bakar.
Dudi memperpanjang proses sterilisasi menjadi 12 jam. Untuk sekali proses sterilisasi, Dudi menghabiskan 50 m3 kayu bakar. Meski baru sebulan berjalan, Dudi mengamati pada pekan pertama miselium tiram sudah muncul pada baglog.
Padahal, biasanya miselium baru terlihat pada pekan ke-3. Cepatnya pertumbuhan tiram membuat cendawan lain sulit tumbuh.
“Hanya 2% baglog yang terserang bintik hitam, produksi pun meningkat,” kata Dudi. Dudi bisa memanen 600 gram per baglog, semula hanya 450 gram.