Friday, March 29, 2024

Tujuh Gaya Ikebana

Rekomendasi
- Advertisement -

Rangkaian bunga khas Jepang dengan beragam gaya.

Rangkaian ikebana ikenobo gaya rikka shofutai karya Shindunata. (Dok. Trubus)

Trubus — Decak kagum pengunjung terdengar di sebuah ruangan di gedung Japan Foundation, Jakarta. Mereka terpesona pada puluhan rangkaian bunga yang dipamerkan oleh para perangkai bunga ikebana—seni merangkai bunga dari Jepang. Sebanyak 7 aliran ikebana nan indah, yakni ikenobo, misho—ryu, koryu, ohara, sogetsu, ichiyo, dan shofukodokai dipamerkan dalam acara pada 20 Juli 2017 itu.

Ikebana menciptakan pemandangan harmonis sehingga siapa saja yang melihat akan jatuh hati. Rasa itu pula yang ingin disampaikan oleh Shindunata, perangkai bunga di Jakarta Barat, dalam rangkaiannya. Shindu mengusung ikebana ikenobo dengan gaya rikka shofutai. Ikenobo merupakan aliran ikebana tertua. “Adapun gaya rikka shofutai ibarat lukisan panorama alam yang melambangkan gunung, lembah, perkotaan, dan sungai,” katanya.

Alami

Andajani Trahaju bersama rangkaian ikebana ohara karyanya. (Dok. Trubus)

Untuk mewujudkan rangkaian impiannya Shindu memilih flora berupa puring, aster, krisan pompom, bunga anthurium, dan daun iris. Ia menyusun apik setiap materi flora dalam vas klasik berwarna hitam. Istimewanya, ikebana ikenobo karya Shindu tidak terkesan datar walaupun hanya sedikit menggunakan materi flora. Itu karena ia memperhatikan keindahan setiap flora yang digunakan sehingga rangkaian yang dihasilkan terkesan hidup dan alami.

Ikebana ikenobo gaya jiyuka karya Andy Djati Utomo, S.Sn., AIFD. CFD. (Dok. Trubus)

Sandra Taslim, perangkai bunga di Jakarta Barat, juga turut serta memamerkan rangkaian ikebana ikenobo karyanya. Sandra merangkai ikenobo bergaya jiyuka. Dalam rangkaian itu ia menyuguhkkan gambaran kuntum bunga yang sedang mekar. Rangkaian karya Sandra tampak nyentrik lantaran ia memanfaatkan tali goni dan tali tambang sebagai elemen rangkaian.

“Tali goni untuk membuat bentuk mirip balon yang memvisualisasikan putik, sedangkan tali tambang digunakan untuk membuat tangkai putik,” katanya. Ikenobo bergaya jiyuka karya Andy Djati Utomo, S.Sn., AIFD., CFD., perangkai bunga di Jakarta Selatan, pun tak kalah istimewa. Andy membuat bentuk segitiga berbagai ukuran menggunakan tali berwarna jingga.

Ikebana misho-ryu gaya nageire karya Natalia Gunawan. (Dok. Trubus)

Ia lantas meletakkan segitiga-segitiga itu dalam vas kaca panjang. Pemilik sekolah merangkai bunga Intuition Floral Art Studio itu memilih bunga anthurium, anyelir, dan echeveria sebagai materi flora. Perangkai ikebana beraliran lain juga tak mau kalah unjuk gigi. Melianih Herawaty dan Fetriwati Akbar menampilkan ikebana aliran ichiyo bergaya freestyle. Melianih memanfaatkan buttternut sebagai salah satu materi rangkaian.

Hasilnya penampilan rangkaian terkesan unik. Melianih lantas menambahkan kala lili, daun palem, dan ranting kering. Ia menyusun materi sedemikian rupa hingga menciptakan rangkaian yang sarat lekukan. Sementara itu Fetriwati Akbar mengombinasikan teknik gantung dan diagonal pada rangkaiannya. Fetriwati menuturkan, aturan merangkai ikebana ichiyo agak longgar dibandingkan dengan aliran lain.

Ikebana ichiyo gaya freestyle karya Melianih (Dok. Trubus) Herawati.

Perangkai bebas merangkai dengan ekspresi sesuai keinginan, syaratnya garis utama rangkaian tetap terlihat. Untuk membuat rangkaian itu Fetriwati menggunakan vas keramik berbentuk tabung. Ia lantas meletakkan kalalili sebagai fokus rangkaian disusul dengan bunga kaspia, ranting kering, dan philodendron.

Filosofi

Ikebana shofukodokai karya Triana Suharna Jun Sui. (Dok. Trubus)

Ikebana ichiyo juga menjadi pilihan Utami Triwardani Soekardono untuk menampilkan rangkaian yang menarik. Menurut Utami ichiyo menuntut perangkai membua rangkaian berunsur klasik sekaligus modern. “Sepintas, merangkai ikebana ichiyo mudah, tetapi memadukan unsur timur dan barat dalam satu rangkaian bukan hal mudah,” katanya. Itu sebabnya kreativitas perangkai sangat dibutuhkan. Dalam rangkaiannya Utami memberikan aksen Indonesia melalui wadah berupa anyaman bambu.

Rangkaian ikebana sarat filosofi dapat dilihat pada karya Andajani Trahaju. Perangkai ikebana aliran ohara itu membuat rangkaian yang menceritakan perkembangan ikebana dari masa ke masa. Andajani menuturkan, ikebana mengalami evolusi mulai dari klasik, modern, hingga kontemporer. Untuk menggambarkan evolusi itu ia membuat origami kupu-kupu. Ikena ohara karya Andajani minim bunga.

Ikebana ikenobo gaya jiyuka karya Sandra Taslim. (Dok. Trubus)

Ia hanya meletakkan setangkai bunga matahari. Ikebana miliknya menarik lantaran ia memanfaatkan akar pohon rambutan untuk meletakkan materi flora. Menurut ketua pameran, Indra Yulika, kini ikebana mulai mendapat ruang di hati masyarakat. Penggemar ikebana kian bertambah. “Ikebana bukan sekadar rangkaian bunga, tetapi ada filosofi yang ingin disampaikan oleh si perangkai lewat rangkaian yang mereka buat,” katanya.

Indra Yulika berharap, semakin digemarinya seni merangkai bunga mendorong kenaikan permintaan bunga potong. Acara tahunan yang memamerkan 70 rangkaian ikebana itu dihadiri oleh istri duta besar Jepang untuk Indonesia, Sayoki Ishii. (Andari Titisari)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknik Budidaya Benih Kentang Bertingkat Di Kabupaten Karo : Panen Hingga 40 Ton Umbi Kentang Per Hektare

Trubus.id— Budidaya kentang bertingkat meningkatkan produksi benih. Itulah yang dirasakan penangkar benih kentang di Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat,...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img