Friday, March 29, 2024

Tumpas Tifus

Rekomendasi
- Advertisement -

Legundi terbukti menghambat pertumbuhan bakteri penyebab tifus.

Lenny Lia Ekawati mewujudkan prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati dengan membiasakan kedua anaknya membawa bekal setiap kali ke sekolah. “Saya khawatir anak-anak saya mengonsumsi makanan tidak sehat jika jajan di sekolah,” tutur ibu rumah tangga di Lentengagung, Jakarta Selatan, itu. Sekotak berisi nasi dan lauk-pauk plus sebotol air minum bekal wajib kedua anaknya, Ramandya Rafie Bagaskoro (10) dan Sekar Rahma Kamila (9).

Lenny pantas khawatir karena banyak jajanan anak-anak yang tak sehat. Riset Rd Rina Nurapriani, Tito Tegar, dan Punjung Renjani dari Institut Pertanian Bogor, menemukan fakta mengejutkan: aneka bakteri terdeteksi dalam jajanan. Mereka meneliti beragam minuman berbahan es seperti es doger, es kelapa, jus alpukat, es campur, dan es batu di pusat jajanan di Bogor. Hasilnya beragam minuman tersebut itu mengandung beragam bakteri berbahaya: Salmonella sp, Shigella sp, dan Vibrio cholerae.

Usus pecah

Riset Nurapriani dan rekan memperlihatkan populasi salmonella terbanyak terdapat pada es doger, es kelapa, jus alpukat, es campur dengan total bakteri lebih dari 2,4 x 104 koloni per ml. Populasi bakteri dalam es batu 9,2 x 101 koloni, air kran 3,5 x 101 koloni, dan urutan buncit adalah air minum dengan total 1,7 x 101 koloni per ml. Ambang batas populasi bakteri itu adalah nol koloni per ml, alias tidak boleh ada bakteri berbahaya tersebut.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam di Rumahsakit dr Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, dr Arijanto Jonosewojo SpPD, Salmonella typhi merupakan bakteri penyebab tifus. “Penularannya melalui mulut,” tuturnya. Menurut Arijanto, bakteri itu membuat peradangan pada usus halus dengan gejalanya demam hingga 38,5oC. “Penderita harus segera diobati sebelum dua minggu,” tutur dokter spesialis penyakit dalam alumnus Universitas Airlangga itu.

Bila lebih dari dua pekan tak tertangani penderita bisa mengalami pecah usus. Menurut Ketua Program Studi Obat Tradisional Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu, penderita tifus harus istirahat total. “Makanan harus dijaga hingga sembuh, hindari konsumsi makanan berserat tinggi seperti sayuran, buah-buahan, puding, dan rumput laut. Makanan yang bagus yang berserat rendah seperti daging dan telur,” tuturnya.

Pasien tifus harus menghindari makanan berserat tinggi karena bersifat “tajam” sehingga akan melukai usus. Untuk mengatasi penyakit tersebut dokter biasanya memberikan obat antibiotik dan penurun panas. Penderita tifus sembuh bila suhu tubuhnya normal selama lima hari berturut-turut.

Legundi

Selain obat kimia, penderita tifus punya pilihan herbal seperti legundi untuk mengobati penyakitnya. Hasil riset peneliti di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Indonesia (BATAN), Drs Nikham, menunjukkan daun legundi Vitex trifolia mampu menghambat daur hidup bakteri Salmonella typhi. Zona hambat ekstrak daun legundi terhadap bakteri Salmonella typhi mencapai 24,3 mm.

Jika bakteri Salmonella typhi tertelan dan masuk ke dalam tubuh, menimbulkan beragam penyakit seperti salmonellosis, demam tipoid, peradangan otak, pneumonia alias radang paru-paru, peritonitis (peradangan karena infeksi pada saluran rongga perut atau peritoneum, red), dan pembengkakan beragam organ tubuh. Begitu juga dengan bakteri Escherichia coli juga yang menyebabkan beragam penyakit.

Bakteri E. coli yang hidup di usus manusia dalam kondisi normal memang tidak menyebabkan penyakit. Namun, bakteri berbentuk batang itu mampu berpindah ke organ tubuh lain melalui aliran darah dan getah bening sehingga terjadi infeksi. Beberapa organ yang berisiko terserang E. coli antara lain saluran kemih, ginjal, usus buntu, saluran empedu.

Daun legundi mujarab mengatasi kedua bakteri patogen itu. Zona hambat daun legundi terhadap bakteri E. coli 14,5 mm.  Sementara zona hambat daun legundi terhadap Bacillus subtilis mencapai 18,3 mm. Itu membuktikan bahwa aktivitas antimikroba daun legundi terhadap S. thypi lebih tinggi ketimbang dua bakteri patogen lain. Namun, ketika konsentrasi turun menjadi 10%, zona hambat terhadap S. thypi cenderung rendah.

Artinya untuk mengatasi S. thypi perlu dosis tinggi, sebaliknya untuk mengatasi E. coli dan B. subtilis cukup dosis rendah. Tanaman obat anggota famili Verbenaceae itu selama ini memang acap digunakan untuk mengatasi tifus. K Heyne dalam “Tumbuhan Berguna Indonesia” menyebutkan bahwa ranting dan daun legundi obat usus yang lemah. Herbalis di Jakarta Utara, Maria Margaretha Andjarwati, meresepkan daun legundi untuk mengatasi tifus.

Ia mengombinasikan legundi dengan rimpang temulawak dan kunyit. “Legundi untuk mengobati infeksi peradangan di usus. Kunyit sebagai antibiotik, sementara temulawak untuk memperbaiki pencernaan,” tuturnya. Yang terbaik memang mencegah penyakit seperti ditempuh Lenny Lia Ekawati. Namun, jika harus mengobati tifus, daun legundi yang mengandung minyak asiri dan alkaloida terbukti mujarab. (Bondan Setyawan)

Keterangan foto :

  1. Legundi dikenal secara turun-temurun sebagai obat tifus
  2. dr Arijanto Jonosewojo SpPD, “Jika dalam dua minggu penderita tifus tak tertangani dapat mengakibatkan pecah usus.”
  3. Minuman berbahan es yang tidak higienis membahayakan kesehatan tubuh
  4. Temulawak membantu memperbaiki fungsi pencernaan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknik Budidaya Benih Kentang Bertingkat Di Kabupaten Karo : Panen Hingga 40 Ton Umbi Kentang Per Hektare

Trubus.id— Budidaya kentang bertingkat meningkatkan produksi benih. Itulah yang dirasakan penangkar benih kentang di Desa Bukit, Kecamatan Dolat Rayat,...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img