Trubus.id — Profesi perangkai bunga terbilang menjanjikan. Pasalnya, selain hari-hari biasa, banyak orang yang membutuhkan rangkaian bunga pada momen-momen tertentu. Amanda Andriani Iskandar, B.S.D., B.A., perangkai bunga yang mendapat omzet puluhan juta rupiah saban bulan.
Amanda kerap menerima sekitar 100 rangkaian dengan harga bervariasi lebih dari Rp500.000 per rangkaian setiap bulan. Omzet bulanan yang didapat Amanda sedikitnya Rp50 juta dari merangkai bunga.
Tak selalu berjalan mulus, pemilik Amandine Florist itu juga mengalami kendala terutama terkait perubahan pesanan dari klien atau pemasok, terutama saat mendekati acara tertentu. Dalam kondisi mendesak, ia harus mampu berimprovisasi dengan materi seadanya dalam tempo singkat untuk menghasilkan rangkaian yang memuaskan klien.
Untuk keperluan merangkai bunga sehari-hari, ketua bidang Teknologi, Media, dan Informasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) periode 2021–2025 itu memperoleh materi dari distributor dan importir di Jakarta.
Adapun untuk acara khusus seperti kebutuhan dekorasi, Hari Ibu, Natal dan Tahun Baru, Imlek, serta Valentin, ia bekerja sama dengan petani bunga. Konsumen Amandine Florist biasanya memesan rangkaian buket pengantin, rangkaian meja, standing flower, dan buket biasa.
Ia juga melayani paket rangkaian duka cita untuk salib, tutup dan samping peti, tempat foto, serta tempat lilin. Menurut pengamatan Amanda, saat ini florikultura di Indonesia berkembang semakin baik.
Banyaknya varian bunga baru yang ditanam di Indonesia dan berkembangnya teknik pewarnaan turut memperkaya kreativitas perangkai.
“Saya berharap semakin banyak variasi bunga dan daun yang dapat dikembangkan di Indonesia dengan kualitas tetap terjaga, sehingga tidak bergantung pada bunga impor,” kata perempuan berumur 33 tahun itu.
Amanda juga berharap semakin banyak perangkai bunga yang mengembangkan lipatan daun, terutama janur, sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia yang patut dilestarikan.
