Friday, September 22, 2023

Untung—Rugi Sarang Walet Imitasi

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Penggunaan sarang imitasi sering dijadikan pilihan pemilik rumah walet untuk menggantikan sarang asli sehabis dipanen. Namun semakin ke sini, fungsi sarang imitasi berkembang yakni digunakan untuk memancing masuknya walet.

Untuk program regenerasi, sarang imitasi biasanya dipasang setelah walet bertelur 2 buah. Sarang dipanen, lalu telurnya dimasukkan ke dalam sarang imitasi yang sudah terpasang tepat di bekas panenan. Walet akan mengerami telur di sarang imitasi hingga menetas.

Sarang imitasi diambil kembali setelah anak-anak walet terbang pada umur 45 hari. Kalau tidak diambil, walet akan malas membuat sarang. Ia cenderung memanfaatkan sarang yang telah ada untuk bertelur kembali.

Sarang imitasi bisa diterima walet. Artinya, di atas 90% walet mau menempati sarang yang tidak semestinya, alias tidak curiga. Itu karena sarang imitasi dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk, aroma, dan warna mirip sarang asli.

Namun jika diperhitungkan dari segi nilai, pemakaian sarang imitasi merugikan. Beberapa praktisi yang melakukan pengamatan menyatakan walet yang mengeram dan membesarkan anak di sarang imitasi hanya bisa menambah bobot sarang 20%— sambil mengeram walet terus melelet-leletkan liur ke sarang.

Sementara jika tetap berada di sarang asli, dalam waktu 50—60 hari, pertambahan bobot sarang mencapai 25%—30%. Angka penambahan bobot ini menjadi cukup berarti jika sebuah rumah walet bisa menghasilkan 10 kg saat panen rampasan (sebelum bertelur).

Ketika dipanen lepas terbang (anak walet meninggalkan sarang), rumah dengan sarang imitasi bertambah 2 kg; tanpa sarang imitasi 2,5 kg—3,0 kg. Sarang tambahan yang terdapat di sarang imitasi jelas tidak berbentuk. Karena ia harus dikeletek dari sarang imitasi.

Harganya lebih murah, cuma 1/2 kali sarang utuh. Sebaliknya jika dipertahankan sarang asli untuk menetaskan telur-telur itu, ia akan semakin tebal dan lebar. Sarang demikian biasanya dihargai lebih tinggi dibanding sarang normal.

Toh, yang selama ini dikhawatiran yakni sarang menjadi kotor, tak pernah terbukti. Sarang tetasan tetap bersih, karena piyik tak membuang kotoran di sarang. Kalaupun ada kotoran, sebatas pecahan cangkang telur bekas tetasan.

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Menteri Teten Dorong Hilirisasi Bawang Merah Brebes

Trubus.id— Pengembangan produk turunan bawang merah menjadi salah satu solusi mendorong kesejahteraan petani dan usaha kecil menengah (UKM) di...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img