
Bagi banyak orang, berkebun menjadi hal yang sulit dilakukan di perkotaan, apalagi di Jakarta yang sarat berbagai masalah lingkungan. Mulai dari polusi udara, lahan yang sempit, serta buruknya kondisi tanah dan udara. Namun, sulit bukan berarti tidak mungkin. Berkebun bisa dilakukan di lahan kosong, halaman rumah, bahkan balkon di perkotaan padat penduduk.

Sesuai ketentuan Menteri Perumahan Rakyat, sedikitnya 40% areal perumahan harus melingkupi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Oleh karena itu, berkebun menjadi salah satu cara yang harus ditempuh agar perumahan atau pemukiman penduduk punya RTH. Dampak keberadaan RTH pada kawasan perumahan antara lain sebagai penahan angin, memperindah lingkungan, mengurangi dampak banjir serta menciptakan iklim mikro.
Pertanian perkotaan

Kegiatan pertanian perkotaan memberi dampak bagi lingkungan. Tanaman akan menghasilkan oksigen. Apa pun jenis tanaman dan cara budidaya, dapat berdampak positif untuk lingkungan. Kegiatan pertanian perkotaan dapat mengubah pemikiran orang perkotaan menjadi lebih peduli lingkungan. Faedah lainnya masyarakat akan bisa memilah sampah, karena sampah organik bisa dipergunakan sebagai pupuk, dan sampah anorganik bisa dijual ke bank sampah.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan lahan di perkotaan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Menurut Pedoman Umum Model KRPL yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan ramah lingkungan yang dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan keluarga.

Pemanfaatan lahan
Dengan meningkatnya urbanisasi, pertanian ditantang untuk menyediakan pertanian lokal yang memadai, menghasilkan produksi makanan yang lebih industrial dan global. Menurut peneliti dari BPTP Jakarta, Dr. Yudi Sastro, SP.,MP., pertanian perkotaan dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan kecukupan pangan.

Pertanian perkotaan merupakan salah satu program yang tepat untuk masyarakat perkotaan karena tidak memerlukan lahan luas, cepat panen, dan bisa memanfaatkan lahan sempit. Pemerintah daerah harus turut serta mensosialisasikan program urban farming, menampung aspirasi warga, serta meningkatkan peran serta masyarakat secara sosial, ekonomi dan budaya.
Yudi menambahkan, pemilihan teknik penanaman sesuai dengan kebutuhan masayarakat. Bagi yang menginginkan penanaman mudah dan murah dapat menerapkan vertikultur atau penanaman di pot (polibag). “Masyarakat gemar menanam sayuran di halaman atau dak rumah.” ujar Yudi.

Beberapa menjadikannya bisnis yang dapat menambah penghasilan. Bila orientasinya bisnis dengan titik berat volume produksi yang tinggi, pilih saja hidroponik. Sementara bagi individu yang ingin mengefisienkan lahan bisa menerapkan akuaponik. Dengan akuaponik dapat memanen ikan dan sayuran sekaligus. Selain itu, masyarakat secara efektif mendukung keanekaragaman hayati, kesejahteraan ekosistem, ketahanan pangan dan ketahanan kota. (Marietta Ramadhani)