Trubus.id— Lili merupakan jenis bunga potong yang cukup sulit dikembangkan. Musababnya tanaman rentan terserang busuk umbi sehingga petani terancam merugi. Cendawan Fusarium oxysporum dengan format spesies spesifik menjadi biang kerok busuk umbi pada lili. Cendawan itu bernama F. oxysporum f. sp. lili.
Ciri tanaman yang terserang F. oxysporum f. sp. lili ditandai dengan daun tanaman layu, menguning, dan mati. Saat dicabut umbi busuk dan mengering. Gejala timbul saat 3—4 minggu setelah tanam (MST).
Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Hias Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Dr. Ridho Kurniati, S.P., M. Si., Dr. Ir. Budi Marwoto, M.S., Evi Silvia Yusuf, S.P., dan Eka Fibrianty, S.P., M.Si., merakit lili tahan penyakit busuk umbi yang disebabkan oleh cendawan F. oxysporum f. sp. lili.
Ridho dan rekan melakukan riset pada lili Asiatik cv. Purple Maroon yang merupakan salah satu varietas lili introduksi. Ia menginduksi tanaman menggunakan mutagen kimia ethyl methane sulphonate (EMS).
Mutasi dengan mutagen kimia menciptakan perubahan komponen genetik pada tanaman. Hasil mutasi itu menghasilkan fenotip baru sesuai yang diharapkan. Ridho memberikan induksi EMS pada tanaman dengan berbagai konsentrasi yakni 0 ml/l, 0,1 ml/l, 0,2 ml/l, 0,3 ml/l, dan 0,4 ml/l.
Ia lantas menanam tanaman pada polibag usai induksi. Media tanam yang digunakan berupa pupuk kandang, arang sekam, serasah bambu dengan perbandingan 1:1:1. Dua pekan sebelumnya media tanam diinokulasi dengan 10 gram media havermot yang mengandung 105 sel konidia fusarium per gram media.
Pengamatan intensitas serangan F. oxysporum f. sp. lili dilakukan 2 hingga 14 minggu setelah tanam (MST). Umbi hasil evaluasi dan seleksi menunjukkan intensitas serangan tertinggi terjadi pada tanaman kontrol (37,6%). Tanaman lili hasil induksi EMS 0,1, 0,2, dan 0,3 ml/l menunjukkan intensitas serangan rendah yaitu 19,2%, 17,6%, dan 19,2%.
Sementara induksi EMS 0,4 ml/liter menghasilkan mutan agak tahan terhadap fusarium dengan intensitas serangan 24%. Pada berbagai konsentrasi yang diberikan juga tidak menyebabkan perubahan morfologi bunga. Warna dan bentuk bunga tidak ada yang berubah.
Tanaman tetap berbunga pada umur 10 bulan setelah tanam. Artinya, induksi mutagen kimia tidak mengubah penampilan dan morfologi bunga. Induksi mutagen justru meningkatkan daya tahan terhadap cendawan F. oxysporum f. sp. lili.
“Musababnya, induksi EMS bersifat mutasi titik,” ujar Ridho.
Mutagen kimia dalam EMS hanya mengubah salah satu karakter. Dengan begitu, performa dasar yang unggul tetap bertahan alias tidak berubah.