Kucing yang dipilihnya melalui foto itu jauh dari harapan. Tubuhnya kurus dan berbulu kusam. Namun, tingkahnya yang lucu dan jinak selama perjalanan pulang membuat Sinta jatuh cinta pada Venus.
Itu 2 tahun lalu. Lihatlah kini, Warisan Lady of Venus—nama lengkapnya—menjadi jawara di 2 ajang kontes bagusbagusan yang diadakan CFI (Cat Fancy Indonesia) di Jakarta dan Bogor. Bukan kebetulan jika Venus memperoleh gelar terhormat itu. Ibarat peragawan, ia memiliki postur tubuh proporsional. Tubuhnya kekar serta berisi, ditunjang bulu lembut dan tebal. Matanya yang bulat dan berwarna biru seakan menenung juri dan 4 asistennya. Tak salah jika juri menobatkan bluepoint itu sebagai best in show.
Langkah Venus menuju kursi tertinggi tidak semulus jalan tol. Pertama kali ia harus bertarung di kelas colourpoint. Hati terasa gamang tatkala melihat para pesaing. “Postur tubuh mereka bagus,” ujar wanita k e l a h i r a n Jakarta itu. Wajar saja, u m u m n y a mereka kucing impor dan berkualitas tinggi. “Minimal kedua parent-nya pernah juara,” tutur pemilik 10 kucing itu.
Berat
Ujian pertama di kelas bluepoint berhasil dilewati dengan mulus. P e r j u a n g a n berat kembali menanti saat memasuki tahap penentuan best in show. Di kelas itu Venus bersaing dengan 2 jawara dari kelas persia female dan exotic. Dewi fortuna tampaknya berpihak padanya. Setelah melalui penjurian selama 6 jam, predikat best in show pun akhirnya jatuh ke pangkuan kucing asal Malaysia itu.
Sebenarnya ketiga kandidat mempunyai peluang sama untuk meraih best in show. Ketiganya penyandang predikat exellent I di kelasnya. Itu gelar tertinggi yang diberikan juri kepada kucing terbaik. Pajean’s Kittie milik Reza dari Jakarta—saingan venus merebut best in show—peraih best persian female. Demikian juga dengan pesaing lain, Ganswed Goldie, kebanggaan Muhammad Suwed dari Bogor, Jawa Barat. Itu adalah peraih best exotic persia. Namun sayang, “Kondisi Kittie saat itu sedikit overweight sehingga mengurangi penilaian,” ujar Shamsuddin Jaafar, juri dari Malaysia. Tapi secara fi sik, kedua kandidat itu layak disejajarkan.
Kemenangan itu bukanlah yang pertama bagi anak dari Ch Himmie House Chagatai Khan dan cucu dari Ch Sandypost Timujin of Himmie House. Sebelumnya ia pun pernah ikut kontes serupa di Bukit Sentul Bogor, Jawa Barat. Gelar best colourpoint diraihnya. Sejarah terulang kembali di kontes kali ini.
Semarak
Kontes kecantikan kucing yang berlangsung mulai pukul 10 itu sangat meriah. Antusiasme terlihat dari sesaknya pengunjung yang memadati arena berukuran 10m x 10 m. Saat penjurian kucing dimasukkan ke dalam kandang berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm. Di tengah arena kontes 5 juri serius mengamati si manis.
Penilaian itu merupakan tahap kedua setelah uji kesehatan saat peserta melakukan daft ar ulang. “Yang tak lolos tahap kesehatan tak boleh ikut di tahap kedua,” ujar Huda Darrusman, juri dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penjurian meliputi tubuh, mata, ekor, telinga, kepala, dan temperamen. “Tingkah laku dilihat dari sikap kucing pada orang yang baru dikenal: ada yang mencakar, ada juga yang tenang,” ujar Shamsuddin Jaafar.
Kontes itu juga menggelar lomba busana terbaik. Candy, klangenan milik Lily Rochanda dari Cimahi, Bandung, Jawa Barat, tampil memikat dengan balutan gaun kuning. Tingkah yang lucu dan busana serasi itulah yang membuat ia dinobatkan sebagai kucing berbusana terbaik mengalahkan 4 pesaingnya.
Acara yang hangat semakin panas tatkala Meisye Siregar datang dan mengisi acara. Di sana ia menceritakan pengalamannya mempunyai 4 kucing. Dengan balutan baju babydoll dan kondisi hamil, semangat untuk menyemarakkan acara tetap membara. Acara kian meriah ketika Puteh, penyanyi pendatang baru dari negeri jiran, Malaysia, membawakan 3 lagu hitnya.
Juri Malaysia
Kontes kali ini terasa berbeda daripada sebelumnya. “Juri didatangkan dari Malaysia,” ujar Julian Susanti, ketua panitia. Shamsuddin Jaafar, adalah juri berkualitas dan bersertifi kat dari organisasi kucing dunia, FIFe (Federation International Feline). Pengalamannya melanglang buana ke Eropa dan Amerika untuk urusan kucing menambah kompetensinya. Kini ia memimpin Kelab Kucing Malaysia (KKM). Malaysia satu-satunya negara di Asia yang terdaft ar sebagai anggota FIFe.
Mantan penyanyi Malaysia di era 60-an itu kagum atas tingginya animo masyarakat Indonesia pada kucing ras. Ia melihat itu dari banyaknya peserta yang bertarung. Dalam lomba itu lebih dari 50 kucing beradu molek. Mereka datang dari Bandung, Bogor, Jakarta, dan Tangerang.
CFI kini sedang memproses pendaft aran sebagai anggota FIFe. Kunjungan J Sham—panggilan akrab Shamsuddin Jaafar— di kontes itu untuk memantau keseriusan CFI melenggang ke FIFe. “Tinggal menunggu waktu saja Indonesia bisa menjadi anggota FIFe,” ujar pria asal Kajang, Selangor, Malaysia, itu. (Dewi N Permas)