Friday, September 22, 2023

Via Herbal Momongan Didapat

Rekomendasi
- Advertisement -

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu lekas menyuruh sang suami, Murdianto, untuk mengambil baskom. Wajah tegang dan keringat mengalir di tubuh Endang yang mengerang di atas pembaringan. Lalu segumpal daging yang mulai berbentuk janin, keluar dari rahimnya tumpah di wadah yang disiapkan. Pupus sudah asa untuk menimang buah hati.

 

Duvadilan, obat penguat rahim pemberian dokter RS Harapan Kita Jakarta, tak mempan menjaga janin. Untuk ketiga kalinya benih di rahimnya gugur. Keguguran pertama pada Maret 1988 saat usia kehamilan 3 bulan. Pendarahan hebat mengawali peristiwa itu. Setelah dikuret, ia kembali berbadan dua sebulan kemudian. Sayang, buah hati yang dinantikan itu pun kembali layu saat berumur 12 pekan 5 hari.

Itulah sebabnya kepala Instalasi Rekam Medis RS dr Sardjito Yogyakarta buru-buru menyuruh suami mengambil baskom, begitu gejala keguguran dirasakan. Dua kali “berpengalaman” keguguran, menjadikan ia hafal gejalanya. Biasanya perut mules dan sakit bukan kepalang di bawah pusar. Menurut pemeriksaan dokter, penyebab keguguran Endang adalah penolakan imunitas tubuh terhadap benda asing atau dikenal sebagai penyakit auto imun. Janin di rahimnya dikategorikan sebagai benda asing.

Ramuan alami

Lima tahun merindukan hadirnya momongan Endang berandai-andai, “Kalau bisa, saya ingin hamil 3 kali dengan anak kembar sehingga punya 6 anak.” Harapan itu tentu saja untuk menghibur diri setelah 3 kali keguguran beruntun. Sayang, dokter medis tempat ia menggantungkan asa pun, belum mampu mewujudkan harapannya.

Untunglah suatu siang oleh temannya ia dipertemukan dengan dr Paulus Wahyudi Halim, pengobat komplementer (memadukan pengobatan medis dan herbal, red) di Tangerang, Banten. Oleh dokter alumnus Universita’ Degi Studi Padova, Italia, itu ia diberi 4 jenis ramuan.

Pertama untuk meningkatkan stamina tubuh. Bentuknya kapsul terdiri atas bangle, delima putih, daun dewa, dan temu kunci. Limpa sebagai “pabrik” dari elemen daya tahan tubuh juga diperkuat. Ayah 4 anak itu memberikan kapsul berisi daun jeruk sitrun, brotowali, daun buah mentega, benalu randu, krokot, dan temu putih. Ketiga, ramuan untuk mengatasi hemoglobin yang rendah. Paulus meresepkan kapsul terdiri atas lempuyang, sambang darah, temu lawak, dan temu hitam.

Tiga kali

Paulus, dokter kelahiran Padang 10 April 1946 itu juga memberikan ramuan seduhan untuk mengatasi peradangan organ reproduksi. Racikan itu terdiri atas kaliandra, kayu sintok, temu lawak, kembang sepatu kecil, kayu manis, dan eceng gondok. Sedangkan untuk memperbaiki radang rahim, gangguan hormonal, dan siklus menstruasi ia menyodorkan seduhan buah tempayang, bluntas, jambu bandar, temu giring, daun melati, dan pegagan.

Suami Losjie Andriyani itu mengatasi auto imun dengan kapsul yang berisi temu lawak, temu kunci, temu hitam, kembang pala, dan meniran. Kapsul dan seduhan herbal dikonsumsi masing-masing 3 kali sehari.

Endang positif hamil, 3 bulan setelah rutin mengkonsumsi racikan herbal. Konsumsi ramuan warisan leluhur diteruskan hingga usia kehamilan 4 bulan. Setelah masa kritis lewat, konsumsi ramuan dihentikan. Hari bahagia yang ditunggu itu pun tiba. Pada 18 September 1991 bayi perempuan berbobot 3,3 kg lahir dari rahim perempuan kelahiran Yogyakarta 20 Agustus 1961 itu. Ia memberi nama Awis Citra Murniati. Dalam bahasa Jawa, awis berarti mahal.

CMV

Pasangan Arnijati Swandansari—Mohamad Ichsan Setyowibowo di Yogyakarta mesti bersabar beberapa tahun menanti kehadiran anak. “Saya jadi sensitif setelah kakak ipar yang menikah setahun kemudian, justru lebih dulu hamil,” ujar Arni. Menurut diagnosis dokter kandungan, cytomegalovyrus (CMV) di tubuh Arni amat tinggi, 200 u/l. Sebagian dokter menilai CMV menghambat proses kehamilan.

Untung sahabatnya menyarankan, agar alumnus Universistas Gadjah Mada itu berobat ke dr Sidi Aritjahya, pengobat komplementer di Yogyakarta. Ari—demikian sapaannya—memberi ramuan kombinasi 10 tanaman obat: adas, jintan, kemukus, secang, serai, sembung, temu lawak, temu giring, dan temu kunci. Bahan itu direbus dalam 3 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas yang diminum setiap pagi dan sore. Empat bulan berselang, anak ke-4 dari 5 bersaudara itu hamil. Hakim Ahmad Syaifuddin Fatah yang 3 tahun dinanti pun lahir 2 tahun silam.

Endang dan Arnijati hanya 2 dari ratusan, bahkan ribuan pasangan yang sulit memperoleh momongan. Prevalensi kasus infertilitas memang meningkat belakangan ini. Menurut dr Amino Rahardjo SpOG, infertilitas adalah pasangan suami istri yang dalam setahun berhubungan seksual normal dan tanpa upaya pencegahan kehamilan, tetapi tak kunjung hamil. Itu batasan bagi pasangan umur 20—30 tahun. Pasangan yang menikah lebih tua, tentu batasan waktu lebih singkat.

Meningkat

Pantauan Trubus di Klinik Infertilitas Permata Hati, RS dr Sardjito, menunjukkan, puluhan pasangan yang belum dikaruniai momongan antre. Menurut kepala klinik, dr Amino Rahardjo SpOG, rata-rata pasien yang ditangani 20 pasangan per hari. Artinya, melonjak 100% ketimbang 2—3 tahun lampau. Lonjakan pasien yang ingin mendapat keturunan juga dialami dr Sidi Aritjahya dan Ir Juanda.

Soal infertilitas 4 dokter yang dihubungi Trubus sepakat, pria dan wanita mempunyai kans yang sama. Selama ini telunjuk langsung mengarah ke perempuan jika terjadi kasus infertilitas. Sebab, “Pria tak pernah menyadari fertilitasnya. Sejauh fungsi seksnya baik, pria merasa fertilitasnya juga baik,” ujar Prof dr Susilo Wibowo PhD, androlog dari RS Kariadi Semarang.

Penyebab lamanya mempunyai momongan sangat kompleks. Antara lain, “Penundaan usia perkawinan untuk mengejar karier. Dampaknya sel telur habis dan sulit punya anak,” ujar Amino. Kasus terbanyak yang ditangani Permata Hati, 45% karena penyumbatan sel telur.

Toksoplasma dkk

Selain itu, “Kadang ditemukan saluran telur yang panjang dan berkelok-kelok sehingga sel sperma tak dapat mencapai ovum,” ujar dr Sidi Aritjahya. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran UGM itu, idealnya panjang tuba fallopi alias saluran telur 5 cm dan lurus. Ari menuturkan, dinding rahim yang terlalu tipis mempersulit kehamilan. Sebab, plasenta sulit menempel.

Gangguan akibat mioma , endometriosis, perelengketan sel telur, beberapa penyebab lain yang banyak dijumpai. Kehadiran TORCH (Toxoplasma, Other virus, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes symplex) terbukti menjadi kendala untuk hamil. Sialnya, “Sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan TORCH oleh dunia medis sifatnya hanya coba-coba,” kata Ir Juanda, spesialis pengobat TORCH dengan ramuan herbal.

Doktor honoris causa dari Northern California Global Universsity itu berkata, “Teori medis menyebutkan kalau IgG + (baca: Imunoglobulin G plus, artinya kuman toksoplasma pernah menginfeksi, red) dan IgM- (imunoglobulin M negarif, yang bersangkutan sakit, red) tak perlu cemas untuk hamil. Kenyataan di lapangan banyak yang gugur, lahir cacat. Yang betul, baik IgG dan IgM harus negatif.”

menjadi pengobat, istri alumnus Universitas Bandung Raya itu mengalaminya. Nugrahani, sang istri, 4 kali keguguran akibat tingginya toksoplasma, mencapai IgG 3.200 dan IgM-. Menurut kepala Bagian Makmal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Santoso Cornain DSc, “Infeksi rubela masuk ke janin melalui plasenta. Darah orang yang terinfeksi akan cepat didistribusikan ke bagian tubuh lain.”

Kapasitas minim

Penyebab infertilitas pada pria juga kompleks. Mengutip hasil riset Farley Cates, Susilo Wibowo mengatakan, penyebab infertilitas pada pria Asia sebagai berikut. Azoosperma alias sperma tak terbentuk sama sekali (11%), varikokel atau pembesaran pembuluh darah balik antara lain di testis (10%), dan infeksi (3%). Temuan itu relevan dengan kasus yang ditangani dr Amino dari Klinik Permata Hati. “Pada pria, 50% karena gangguan testis dan varikokel,” katanya.

Itu pernah dialami—sebut saja Adrian di Semarang. Hasil uji laboratorium menunjukkan, jumlah sel spermanya 2,5- juta/ml. Hanya 20% yang bermutu bagus. Supaya dapat membuahi ovum, jumlah minimal sel sperma 20-juta/ml. Menurut dr Sidi Aritjahya yang menangani kasus itu, rendahnya sel sperma karena gangguan testosteron. Ia memberikan ramuan antara lain temu lawak, temu giring, sidowayah, dan kemukus.

Tiga bulan pertama setelah rutin mengkonsumsi ramuan herbal, jumlah sel sperma meningkat 2 kali lipat. Setiap 3 bulan kapasitas sel sperma dicek, hasilnya senantiasa meningkat. Berturut-turut jumlahnya 10-juta/ml, 18-juta/ml, dan 36- juta/ml dengan 70% bermutu bagus. Adrian yang 2 kali gagal menjalani program bayi tabung itu, akhirnya kini menimang bayi.

Ke mancanegara

Penggunaan herbal untuk meningkatkan kesuburan tampaknya kian populer. Boleh jadi lantaran banyak pasangan infertil yang sukses menggapai harapan menimang buah hati, usai mengkonsumsi ramuan herbal. Mereka biasanya sudah ditangani dokter medis, tetapi belum berhasil. Pantas jika pengobat yang jumlahnya relatif kecil, mesti berpraktek di berbagai tempat.

Lina Mardiana yang semula hanya berpraktek di Yogyakarta, kini membuka cabang di Surakarta dan Wonogiri. Begitu pula dr Sidi Aritjahya yang berkeliling menemui pasien di Jakarta, Surakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Juanda yang awalnya hanya berpraktek di Bogor, sejak 4 tahun lalu mobilitasnya kian meningkat. Ia mengobati pasien yang terserang TORCH dari Aceh hingga Papua.

Malahan pasien mancanegara yang terkenal kemajuan kedokterannya pun berpaling ke herbal. Salah satu di antaranya Ayse Kolat, perempuan asal Istambul, Turki. Karyawan sebuah perusahaan ekspor-impor itu, 6 tahun menunggu kehadiran anak. Berobat ke berbagai dokter ahli sudah ditempuh— termasuk mencoba program bayi tabung—, tetapi hasilnya nihil.

Suatu hari sahabatnya dari Indonesia merekomendasikan dr Paulus Wahyudi Halim Med Chir. Enam bulan rutin mengkonsumsi racikan herbal, Ayse hamil. Kini anak kembarnya—laki-laki dan perempuan—berumur 2 tahun mewarnai hari-hari Ayse. Pasangan dari Amerika Serikat serta Australia juga ditangani Paulus dan berhasil.

Kasuistis

Keampuhan herbal mengatasi infertilitas sudah terbukti. Tak berlebihan bila ramuan tanaman obat itu menjadi sandaran harapan bagi pasangan infertil. Mereka biasanya sudah memperoleh diagnosis ketika ditangani dokter medis. Itu cukup membantu pengobat komplementer dalam memberi ramuan.

Meski demikian biasanya para pengobat komplementer tetap mendiagnosis ulang. Setelah itu barulah dibuatkan resep yang terdiri atas beberapa jenis tanaman. Beberapa pengobat infertilitas menyatakan, ramuan yang diberikan kepada setiap pasangan infertilitas berlainan. Meski masalah yang menghalangi kehamilan sama.

Pengobatan herbal menjadi tumpuan harapan bagai pasangan-pasangan infertilitas untuk memperoleh buah hati. Kehadirannya senantiasa dirindukan oleh mereka. Seperti dibuktikan ratusan pasangan yang berhasil menimang bocah dengan jalan herbal, itu adalah sebuah keniscayaan. Jangan pernah memadamkan harapan. (Sardi Duryatmo/Peliput: Fendy Ruspandi Paimin & Syah Angkasa)

Penantian Sembilan Tahun

Nduk (panggilan ayah kepada anak perempuan di suku Jawa, red red), apa suamimu tidak kecewa menikahi kamu? Sampai sekarang kamu belum mempunyai momongan.“ Pertanyaan sang ayah kepada Arini—yang bersangkutan minta disamarkan—bagai menohok ulu hati. Sembilan tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama lelaki pilihannya, belum juga mendapat momongan. Rumahnya senyap tanpa celoteh bocah.

Arini sesenggukan menahan kesedihan tak terkira. Beruntung suaminya, Johan—juga nama samaran—memahami perasaan belahan jiwa. Penerus keturunan yang didambakan terus diupayakan oleh pasangan alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada itu. Delapan dokter ahli kandungan di berbagai kota didatangi. Hasilnya nihil.

Tumbuh lagi

Menurut diagnosis dr Hamidun SpOG yang pertama mereka datangi, kesehatan reproduksi mereka normal. Jadi soal hamil hanya masalah waktu. Dr Binarso SpOG yang didatangi berikutnya memastikan ada polip di mulut rahim. Setelah operasi pemotongan polip, sulung 5 bersaudara itu kontrol sekali sepekan. Itu dijalani 7 kali hingga Arini sembuh. Harapan menimang bayi seperti sulit tergapai.

Pasalnya, menurut pemeriksaan androlog Prof dr Susilo Wibowo, saluran kelamin anak ke-2 dari 7 bersaudara itu mengalami peradangan. Pengobatan intensif menuntaskan gangguan itu sepekan kemudian. Sayang, 2 tahun berselang polip tumbuh lagi di mulut rahim Arini. Penikmat musik klasik itu kembali ke kamar operasi.

Empat tahun usai pernikahan yang membahagiakan pada 25 Agustus 1994, mereka frustasi. Saat menikah usia Arini 27 tahun; Johan, 32 tahun. Pertanyaan, “Kapan menggendong momongan sangat sensitif dan membuat sedih,“ ujar Arini. Pengobatan yang dijalaninya belum juga memberikan hasil memuaskan. Dari majalah yang tengah Anda baca ini, Arini mengetahui Lina Mardiana, pengobat infertilitas di Yogyakarta, yang mampu membantu mewujudkan harapannya.

Berbadan dua

Menurut Lina, kondisi Johan-Arini cukup normal. Lina memberikan ramuan yang terdiri atas cabai jawa, kapulaga, pule, madu murni, dan sawi langit untuk Arini. Johan diberikan resep baru cina, kemiri, ketumbar, jahe merah, dan purwoceng. Tambahan lain berupa kuning telur plus madu. Empat bulan setelah rutin mengkonsumsi, pada Agustus 2003 Arini terlambat haid.

Harap-harap cemas ia mengetes urine. “Saya terkejut, ternyata positif. Tapi ada rasa tak percaya,“ katanya. Untuk menjawab penasaran ia memeriksa ulang di sebuah rumah sakit. Hasilnya: Arini hamil. Hamil! Panjang dan berliku nian jalan yang mesti ditempuh, Arini. Kini usia kehamilannya menginjak 7 bulan. Semoga tak ada aral sehingga 2 bulan berselang tangisan jabang bayi yang dirindukan mereka segera tiba. (Sardi Duryatmo/Peliput: Destika Cahyana Cahyana)

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Menteri Teten Dorong Hilirisasi Bawang Merah Brebes

Trubus.id— Pengembangan produk turunan bawang merah menjadi salah satu solusi mendorong kesejahteraan petani dan usaha kecil menengah (UKM) di...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img