Pertama kali melihat Elaphe guttata guttata asal Amerika Tengah itu hati Roy langsung tertambat. Tanpa adu tawar yang alot, ular bermata merah itu berpindah tangan. ‘Cornsnake ini sangat cantik. Warnanya ngejreng dan mengkilap dari kepala hingga ekor. Batas corak jingga, kuning, dan merahnya tegas di tiap ruas kulit,’ ujar pria kelahiran Bandung itu.
Kilap okeetee albino cornsnake itu tidak dimiliki ular lain. Saat dijemur, motif jingganya tampak solid. Di Indonesia ular yang berkarakter jinak itu masih tergolong langka. Pemiliknya tidak lebih dari 5 orang. Selain Roy, ada Jalu Trisapta Matiheka di Bandung yang memiliki okeetee albino cornsnake sepanjang 70 cm. Maklum, di tanahair belum ada yang menangkarkan. Bahkan populasi di dunia sangat terbatas karena okeetee sulit ditangkarkan. Sekali berbiak paling 7 hingga 10 ekor. Wajar saja harga pun selangit, ukuran baby 25 cm Rp2,5-juta-Rp3-juta/ekor, sedangkan dewasa, Rp10-juta-Rp15-juta/ekor.
Sulit didapat
Okeetee albino cornsnake sepintas mirip kingsnake. Perbedaan terletak di bentuk kepala dan tubuh. Kepala cornsnake cenderung lebih panjang dan bola mata tampak besar. Sedangkan kingsnake memiliki kepala pendek dengan moncong tumpul serta bola mata lebih kecil. ‘Tubuh kingsnake kompak: padat, bulat, dan gemuk; cornsnake, langsing,’ papar drh Slamet Raharjo, MS, kolektor di Yogyakarta. Perbedaan lain kingsnake kanibal, memangsa ular jenis lain, sementara cornsnake tidak.
Menurut Budi Wonosasmito, importir di Surabaya, okeetee albino cornsnake banyak digemari hobiis mancanegara. Oleh karena itulah, ‘Untuk mendapatkan 1 ekor saja dari penangkar di Amerika Serikat harus inden hingga 6 bulan,’ imbuh penghobi sepak bola itu. Pasalnya, selain sulit mendapatkan induk ber-gen albino, juga belum ditemukannya teknologi pemacu indukan bertelur.
Cornsnake bertelur sekali dalam setahun. Itu pun hanya terjadi pada musim dingin. Proses perkawinannya memakan waktu lama. ‘Selama 3-5 bulan dikawinkan belum tentu langsung bertelur,’ kata Budi.
Pengalaman Slamet menunjukkan proses penangkaran cornsnake tidak semudah python dan boa. ‘Saat bertelur misalnya, cornsnake memiliki sifat sensitivitas tinggi terhadap perubahan suhu dan cuaca,’ ungkap dosen Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada itu. Contohnya pada musim hujan, suhu turun dari kondisi normal 26-30oC. Akibatnya pertumbuhan embrio di dalam telur terganggu dan mati sebelum menetas.
Cornsnake sekali bertelur menghasilkan 10 butir. ‘Dari 10 butir, paling pol didapat 1 albino cornsnake,’ ujar Budi. Okeetee albino cornsnake didapat dari hasil silangan jantan okeetee cornsnake dengan betina candycane cornsnake.
Motif baru
Okeetee albino cornsnake hanya satu dari beberapa jenis cornsnake yang banyak diburu hobiis. Jenis lain yang tak kalah cantik adalah striped cornsnake, hybrid cornsnake, hybrid albino cornsnake, snowy salmon cornsnake, candycane cornsnake, dan snowy albino cornsnake.
Striped cornsnake misalnya, tubuh diselimuti warna jingga kecokelatan dengan semburat kuning. Uniknya, warna itu berupa garis melintang lurus dari kepala hingga ekor. ‘Tidak tampak corak hitam maupun ring yang biasa dijumpai di cornsnake,’ ungkap Setiyoko Pramono, hobiis di Bali. Karakternya agresif tetapi jinak. Striped cornsnake berumur 2 tahun bisa mencapai panjang 70-80 cm. Harga anakan berukuran 25-30 cm dijual Rp2- juta/ekor.
Berbeda dengan hybrid cornsnake. Ular hasil silangan jantan black rat snake dan betina okeetee cornsnake itu dipenuhi warna cokelat berpadu keabuan. Bagian punggung tampak semburat jingga kekuningan. ‘Warnanya mirip gulajawa, didominasi cokelat,’ ucap Roy. Ular yang berharga Rp1,5-juta-Rp2-juta/ekor untuk anakan sepanjang 25 cm itu bisa mencapai panjang 90 cm saat berumur 3,5 tahun.
Kehadiran cornsnake-cornsnake itu menjadikan hobiis reptil semakin banyak pilihan. Meski untuk mendapatkan perlu kesabaran dan uang yang tidak sedikit, okeetee albino cornsnake itu sebanding dengan kepuasan yang akan direguk. Sebagaimana Roy, ia sangat bangga memiliki ular yang orang lain tidak punya. (Hermansyah)
