Kelaianan bentuk dan warna membuat euphorbia kian mempesona.

Eko Wahyudi semringah melihat puluhan euphorbia hasil persilangannya hidup sentosa. Pehobi tanaman sukulen di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu memang gemar sekali menyilangkan sejumlah indukan euphorbia koleksinya. Tujuannya untuk memperoleh tanaman baru yang memiliki karakter idaman. “Jika beruntung dari proses persilangan itu saya berpeluang memperoleh tanaman yang berpenampilan unik,” ujar Eko.

Contoh hasil persilangan antara Euphorbia suzannae-marnireae dan E. ambovombensis pada 2013. Ia menyemai 10 biji hasil persilangan. Hasilnya salah satu tanaman memiliki rupa nyeleneh. “Ujung batang tanaman gepeng dan menyerupai kipas,” ujarnya. Bentuk unik itu terjadi lantaran tanaman mengalami mutasi di titik tumbuh atau kerap disebut kristata. Batang yang semula tumbuh ke atas malah tumbuh menyamping.
Jenis langka
Eko juga memperoleh euphorbia baru yang bermutasi monstrous dari persilangan antara E. maromokotrensis dan E. milotii. Mutasi monstrous menyebabkan tanaman memiliki rupa tak beraturan seperti monster. Akibat kelainan itu sosok tanaman justru unik dan langka. Sebab kasus tanaman mutasi jarang terjadi, perbandingannya 1:1.000.000. Ayah dua anak itu masih beruntung karena dari 200 biji yang disemai memperoleh satu tanaman mutasi.

Pehobi sukulen di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Hendick Purwanto, menuturkan euphorbia mutasi memang memikat hati. Namun, kesalahan sedikit dalam perawatan bisa berakibat fatal. Hendick pernah menelan pil pahit lantaran gagal merawat E. obessa kristata. “Tanaman mati tersengat panas matahari tepat di bagian yang berdekatan dengan media tanam,” ujarnya.

Kesalahan itu menyebabkan tanaman gosong dan perlahan membusuk. Itu sebabnya Hendik menyimpan euphorbia mutasi miliknya di balkon rumah. Tanaman terpapar sinar matahari hingga pukul 11.00. Di sana ia merawat euphorbia hibrida hasil persilangan antara E. capsaintermariensis dan E. waringiae yang bemutasi monstrouse—batang tampak bergerinjul. Ia juga memiliki E. rossii hibrida bersosok monster. Bentuk abnormal itu semakin tampak bila tanaman sedang merontokkan daun.
Serbaunik
Koleksi lain yang menjadi kebanggaan Hendick adalah Euphorbia sp. nova golden. Nama golden disematkan lantaran tanaman memiliki daun kekuningan mirip emas. Hendick menuturkan spesimen nova berdaun golden jumlahnya hanya sekitar 3 tanaman yang beredar di tanahair. Pantas saja, bila ia bangga memiliki tanaman 2,5 tahun hasil perbanyakan biji itu. Bagi Hendick tanaman mutasi mampu meningkatan gengsi.

Nilai tanaman pun berkali lipat lebih tinggi, bahkan terkadang tak ternilai. “Kolektor tanaman mutasi biasanya enggan melepas tanaman kesayangannya,” ujarnya. Pehobi lain yang mengoleksi euphorbia mutasi nan eksklusif adalah Sugita Wijaya. Kolektor sukulen senior di Surabaya, Jawa Timur, itu mengoleksi antara lain E. pachypodioides dan E. decidua yang berpenampilan tak biasa karena berkepala dua alias doublehead.

Hendick Purwanto mengatakan, koleksi milik Sugita itu pachypodioides paling cantik yang pernah ditemui. Lihat saja batang tanaman anggota keluarga Euphorbiaceae itu terlihat gendut, segar, dan tanpa cacat. Ciri-ciri itu menunjukkan tanaman tumbuh sentosa. Sugita juga memiliki euphorbia lain yang berbentuk serbaunik seperti E. ankarensis, E. hadramautica, dan E. ecklonii.

Ankarensis milik pria yang berprofesi sebagai arsitek itu berpenampilan istimewa. Dari batang utama tanaman muncul 3 cabang yang berderet menyerupai rangka kipas. Sementara ecklonii mencuri hati lantaran bersosok antik. Batang utama tanaman membulat dan terlipat. Pada ujung batang muncul 3 cabang berukuran pendek yang berjejer rapat. Meski tanpa bunga, epuhorbia langka milik Sugita kerap membuat pehobi lain terpesona. Adapun hadramautica begitu mempesona lantaran berkepala tiga. (Andari Titisari)