Saturday, June 14, 2025

Cara Mencegah Puyuh agar Tidak Kanibal

Rekomendasi

Trubus.id — Burung puyuh memiliki sifat kanibal. Penyebab sifat kanibalisme pada puyuh antara lain faktor interaksi antara genetik dan faktor lingkungan, seperti manajemen kandang dan pakan. Adapula akibat gen pengontrol sifat agresif yakni Mona Amin Oksidase(MAO), serotonin dan dopamin. Bagi peternak—khususnya pemula—harus tahu cara mencegah puyuh agar tidak kanibal.

Berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan agar puyuh mengurangi sifat kanibal.

Potong paruh puyuh

Program pemotongan paruh puyuh dilakukan pada umur 21–24 hari. Tujuannya, agar pertumbuhan paruh terbatas. Caranya dengan dipanaskan pada api lilin sebentar saja. Cara itu dinilai lebih efektif dibanding pemotongan. Bila paruh dipotong, paruh tetap tumbuh cepat.

Kurangi kepadatan populasi

Salah satu faktor penyebab puyuh kanibal adalah terjadinya kepadatan populasi dalam satu kandang. Oleh karena itu, kurangi populasi puyuh jika dirasa membuat puyuh tidak nyaman.

Selain itu, selalu periksa kerapian kandang. Singkirkan kawat-kawat yang terbuka atau benda tajam yang dapat melukai puyuh. Peternak wajib rutin memonitor kondisi puyuh untuk memastikan puyuh dalam keadaan baik-baik saja.

Pakan harus selalu tersedia

Kekurangan pakan bisa menjadi salah satu penyebab puyuh bersifat kanibal. Puyuh akan berpotensi saling serang ketika kebutuhan pakannya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, perlu ketersediaan pakan yang cukup untuk mencegah kanibalisme. Selain pakan, peternak juga perlu menyediakan air bersih untuk minum puyuh.

Alihkan perhatian puyuh

Letakkan bata merah di pinggir kandang sebagai pengalih perhatian puyuh. Mengalihkan perhatian puyuh juga dapat menggunakan daun lamtoro Leucaena leucocephala atau daun pepaya Carica papaya. Daun digantungkan di pinggir kandang dan biarkan puyuh mematuk daun.

Pisahkan puyuh yang terluka

Jika terdapat puyuh yang terluka atau sudah telanjur terjadi kanibalisme, segera pisahkan. Jika dibiarkan, kanibalisme antarpuyuh akan semakin parah. Hal ini karena ketika puyuh melihat warna merah atau aroma darah, puyuh langsung mematuk-matuk tidak berhenti. Jadi, puyuh yang sudah luka akan makin tersiksa sampai akhirnya mati.

Pisahkan puyuh yang terluka, kemudian segera obati dengan cairan antiseptik. Tujuannya, agar luka puyuh cepat mengering dan tidak terjadi infeksi. Setelah sembuh total, puyuh baru boleh dicampur dengan puyuh lainnya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tuna Kaleng dari Bitung Tembus Pasar Amerika dan Belanda

Trubus.id - Komitmen mendorong ekspor produk perikanan terus diperkuat. Bea Cukai Bitung mengawal pelepasan ekspor perdana tuna kaleng milik...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img