Tuesday, September 30, 2025

Ubah Sampah Dapur Jadi Kompos

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id-Limbah nasi sisa, sayuran layu, hingga tulang ikan tak berakhir di tempat sampah. Sisyantoko mengolah semua sisa dapur dari usaha katering rumahannya menjadi kompos.

Ia memanfaatkan kompos itu untuk menyuburkan tomat, sawi, dan berbagai tanaman pangan. “Sampah organik langsung saya masukkan ke tong dekomposer berkapasitas 200 kg, sisanya untuk pakan ternak,” ujar warga di Desa Trawas, Kecamatan Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, itu.

Sampah sisa makanan untuk ternak dicampur dengan jagung, dedak, atau konsentrat dengan perbandingan 60:40. Campuran itu menjadi pakan efisien bagi sekitar 50 ekor unggas milik Cak Toko—sapaan akrab Sisyantoko.

Ia menggunakan tong komposter sebagai alat utama pengolahan sampah organik. Tong biru berkapasitas 150–200 kg itu menggunakan sistem aerob dengan bantuan pipa untuk sirkulasi udara.

Cak Toko melapisi sampah itu dengan kapur pertanian dan arang sekam, lalu disiram dengan larutan mikroorganisme lokal (MOL). MOL berfungsi sebagai aktivator alami yang mempercepat proses dekomposisi.

Arang sekam membantu menyerap bau, memperbaiki struktur kompos, dan menjaga kelembapan. Sementara kapur pertanian berguna menetralkan pH kompos agar tidak terlalu asam, sehingga mikroorganisme pengurai bisa bekerja optimal.

Kemudian ia mendiamkan sampah itu selama dua minggu untuk tahap fermentasi awal, dan proses pengomposan biasanya memerlukan waktu sekitar 3–4 minggu hingga kompos matang sepenuhnya. Selama proses fermentasi, ia membalik isi tong agar sirkulasi udara merata dan dekomposisi berlangsung optimal.

“Kompos yang baik seharusnya tidak berbau busuk, tidak terlalu basah, dan tidak berlendir saat dipegang,” kata Cak Toko. Kegiatan mengolah sampah organik menjadi kompos telah dijalani Cak Toko sejak 2008.

Semangatnya tak berhenti di rumah sendiri, ia pun mulai mengajak masyarakat sekitar untuk ikut bergerak. Cak Toko mendirikan Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta) sebagai wadah edukasi lingkungan.

Pada 2023 berdirilah Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R). TPS 3R saat ini menjangkau lebih dari 1.200 rumah tangga termasuk warung, hotel, dan kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto.

Ia dan tim mengedukasi masyarakat agar memilah sampah sejak dari rumah. Dalam kanal Pustaka Kementerian Pertanian, Ir. Octivia Trisilawati, M.Sc. yang kini bekerja di Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan (PRHP), Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa pembuatan pupuk organik terdiri dari dua langkah utama.

Pertama membuat dekomposer dan kedua proses pembuatan pupuk itu. Dekomposer bisa menggunakan produk jadi di pasaran atau buatan sendiri dari bahan dapur.

“Bahan-bahan dari sisa sayuran dan buah-buahan bisa dijadikan MOL dekomposer,” ujar Octivia. Pembuatan pupuk organik cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja di rumah.

Artikel Terbaru

Sulawesi Utara Didorong Jadi Sentra Hilirisasi Perkebunan Nasional

Trubus.id-Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi sektor perkebunan nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img