Monday, March 3, 2025

Varietas Baru Kakao BB1 Berproduktivitas Tinggi Mencapai 3 Ton Biji Kering Per Hektare

Rekomendasi

Trubus.id— Kakao BB1 merupakan kakao unggul yang produktif, tahan penyakit, dan berbiji besar.  Kakao BB1 hasil seleksi peneliti di Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Ir. H. Rubiyo, M.Si., sejak 1999.

“Kami meneliti ribuan kakao di Buntu Batu, Kecamatan Bua Ponrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Rubiyo. Saat proses seleksi itu, ia menginginkan 3 keunggulan dalam satu tanaman kakao yaitu produktif, biji kering besar, dan tahan penyakit busuk buah.

Semua kelebihan itu ada pada kakao BB1. Harapan Rubiyo pun tercapai. Produktivitas kakao BB1 mencapai 3 ton biji kering per hektare per tahun. Bandingkan dengan  produktivitas kakao nasional yang hanya 600—750 kg per hektare per tahun.

Ukuran biji kering BB1 juga berkualitas unggul. “Saat ini produsen cokelat meminta bobot biji kering kakao harus lebih dari 1 gram. Nah BB1 memenuhi kriteria itu,” tutur peneliti asal Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, itu.

Selain itu ketahanan BB1 terhadap penyakit busuk buah juga patut diacungi jempol.  Penyakit karena serangan cendawan Phytoptora palmivora itu momok bagi para pekebun kakao. Akibat serangan busuk buah, pekebun merugi 40% dan bisa lebih dari 60% jika tak tertangani.

Kerugian yang tinggi itu karena penyakit menyerang semua bagian tanaman dan pada semua umur tanaman. Penyakit itu menyerang daun muda, buah muda sampai tua, dan batang. Serangan penyakit itu menyebabkan buah kakao membusuk.

Serangan pada batang memicu penyakit kanker batang, sedangkan di cabang atau ranting menjadi mati ranting. Setelah melalui serangkaian uji multilokasi di 3 tempat, Kakao BB1 itu dilepas pada Oktober 2023.

Uji multilokasi itu satu lokasi di Sulawesi Tenggara dan dua lokasi di Sulawesi Selatan. Nama BB1 merupakan bentuk penghargaan Rubiyo pada desa tempat klon itu ditemukan. “Nama desa itu Desa Buntu Batu dan itu klon urutan 01. Jadi, kami beri nama BB1,” kata ahli agronomi alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Saat ini tengah berlangsung perbanyakan bibit kakao BB1 untuk memenuhi permintaan para pekebun kakao di tanah air. “Banyak pekebun kakao yang minta bibit BB1 ke saya, ya saya bilang masih dipersiapkan karena ini sudah dilepas sebagai varietas unggul nasional,” ujar Rubiyo.  Rubiyo berharap bibit BB1 segera tersebar di seluruh Nusantara sehingga para pekebun mudah mendapatkan bibit.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img