Trubus.id-Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Kebumen, Jawa Tengah berhasil mengekspor perdana produk kerajinan serat alam ramah lingkungan berbahan pelepah pisang dan eceng gondok ke Amerika Serikat (AS). UMKM tersebut, PT AgrominaFiber Java Indonesia, mengirim enam kontainer berisi 9.000 produk senilai USD 57.200 atau sekitar Rp937 juta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, melepas ekspor perdana produk tersebut secara daring pada Selasa (16/9). Ia menegaskan keberhasilan PT AgrominaFiber membuktikan kemampuan UMKM Indonesia dalam menghasilkan kerajinan berkualitas global.
Menurut Puntodewi, capaian ini menunjukkan karya lokal Kebumen mampu bersaing, berkelanjutan, dan diminati pasar dunia. Ia menambahkan bahwa ekspor perdana ini berawal dari partisipasi PT AgrominaFiber pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang berlanjut menjadi transaksi nyata.
Keberhasilan ekspor juga didukung oleh Yayasan Pertamina sebagai pembina UMKM serta berbagai pihak lainnya. Pemerintah berkomitmen mendampingi UMKM agar semakin berperan dalam rantai pasok global.
Pelepasan ekspor turut dihadiri Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur, Deden Muhammad Fajar Shiddiq. Deden mengapresiasi capaian ini dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha.
Ia menegaskan bahwa ekspor perdana ini merupakan bukti kerja bersama yang konkret. Kementerian siap mendampingi UMKM lainnya menjaga kualitas dan memperluas pasar, khususnya di AS.
Sementara itu, Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyatakan ekspor perdana membuka peluang kerja luas bagi masyarakat. Ia menyebut Kebumen kini dapat menjadi basis produksi ekspor yang mengangkat potensi lokal sekaligus memberi manfaat ekonomi.
Sebelumnya, PT AgrominaFiber Java Indonesia telah menembus pasar Dubai, Belgia, Nigeria, dan Cile. Ke depan, UMKM ini menargetkan perluasan pasar baru dan pengembangan produk agar semakin kompetitif.
Perusahaan ini memberdayakan lebih dari 300 perajin lokal di berbagai desa di Kebumen. Hal ini menciptakan rantai nilai yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat dan ekonomi daerah.
Dalam proses produksinya, PT AgrominaFiber mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Bahan baku berasal dari limbah organik dengan pewarna alami dan sistem pengolahan limbah cair yang terukur.
Direktur PT AgrominaFiber Java Indonesia, Rudi Hermawan, menuturkan keunikan produk terletak pada tekstur dan warna alami yang diminati pasar global. Partisipasi perusahaan dalam pameran internasional seperti TEI menjadi pintu masuk penting hingga akhirnya menembus pasar AS.
Menurut Rudi, dukungan TEI memungkinkan ekspor perdana ke AS dapat terwujud. Ia menargetkan pesanan ulang, perluasan pasar baru, serta pengembangan produk inovatif seperti keranjang desain terbaru dan topi anyaman.
Permintaan dunia terhadap produk kerajinan Indonesia menunjukkan tren positif. Pada Januari–Juni 2025, ekspor kerajinan nasional tumbuh 7,39 persen dengan nilai USD 253,72 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Pasar global untuk dekorasi rumah berbahan serat alam juga terus berkembang. Pada 2024, nilai perdagangan dunia untuk produk ini mencapai lebih dari USD 6 miliar dengan pertumbuhan rata-rata hampir 3 persen per tahun.
Pertumbuhan lebih tinggi terjadi di negara tujuan utama seperti AS dan Uni Eropa. Hal ini seiring meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Puntodewi juga memaparkan strategi Kemendag mendorong ekspor produk UMKM. Strategi tersebut mencakup pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan kapasitas melalui program UMKM BISA Ekspor.
Melansir pada laman Kemendag, ia menegaskan, promosi dan jejaring global akan terus diperkuat. Dengan strategi ini, produk kerajinan serat alam Indonesia diyakini makin diminati pasar internasional.
Sepanjang Januari–Agustus 2025, Kemendag memfasilitasi 462 kegiatan penjajakan kerja sama bisnis dengan 33 negara mitra. Kegiatan tersebut mencakup 312 sesi presentasi peluang bisnis dan 150 sesi temu bisnis.
Total nilai transaksi yang dicatatkan mencapai USD 90,90 juta. Dari jumlah itu, USD 32,95 juta berupa potensi transaksi dan USD 55,95 juta berupa pesanan pembelian.