Tuesday, September 30, 2025

Sulawesi Utara Didorong Jadi Sentra Hilirisasi Perkebunan Nasional

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id-Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi sektor perkebunan nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa daerah ini memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas unggulan seperti kelapa, pala, kakao, dan kopi yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta membuka lapangan kerja baru.

“Kita sedang fokus garap sektor perkebunan di seluruh Indonesia. Bapak Presiden meminta agar hilirisasi dipercepat, termasuk program replanting dan pengembangan. Khusus Sulawesi Utara, kami menyiapkan benih dan bibit untuk 41 ribu hektare. Ini bantuan terbesar sejak Indonesia merdeka,” ujar Amran dalam Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan se-Sulawesi Utara, Jumat (12/9/2025) di Manado melansir pada laman Ditjen Hortikultura.

Amran menegaskan bahwa jika potensi perkebunan ini dikembangkan dari hulu hingga hilir, tidak hanya akan meningkatkan produksi, tetapi juga memberi nilai tambah secara ekonomi. “Tidak ada lagi cerita pengangguran. Hilirisasi membuka banyak peluang kerja, baik di sektor budidaya (on-farm) maupun pengolahan dan distribusi (off-farm),” ujarnya.

Ia menyoroti komoditas kelapa yang kini sedang naik daun di pasar global. Permintaan dari negara seperti Malaysia mencapai 400 ribu ton per tahun, sementara Eropa dan China tak bisa menanam kelapa karena faktor iklim. “Indonesia punya keunggulan iklim tropis. Maka hilirisasi harus dilakukan di sini, jangan hanya jual bahan mentah. Nilai tambahnya harus dinikmati oleh rakyat Sulut,” tegasnya.

Selain kelapa, Kementerian Pertanian juga mendorong pengembangan pala yang memiliki nilai ekspor tinggi. “Di sini harganya Rp70 ribu per kilo, tapi di luar negeri bisa mencapai Rp200 ribu. Kami sudah siapkan 15 ribu hektare untuk perluasan,” tambah Amran.

Dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur Victor Mailangkay, Gubernur Sulut Yulius Selvanus menyatakan bahwa ketersediaan pangan strategis di daerah masih dalam kondisi aman, dan tren produksi menunjukkan peningkatan. Pemerintah provinsi juga telah memperluas lahan pertanian sebagai bagian dari strategi penguatan sektor perkebunan.

“Sektor ini menjadi kekuatan utama Sulut dengan total area 403.539 hektare. Komoditas kelapa mendominasi seluas 264.550 hektare, namun sekitar 20 ribu hektare di antaranya sudah tua dan perlu diremajakan. Tahun 2024, ekspor komoditas perkebunan Sulut mencapai Rp2,5 triliun, didominasi kelapa dan produk turunannya,” jelas Victor.

Ia menambahkan bahwa hilirisasi menjadi strategi utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Petani perlu didorong agar tidak hanya menjual hasil mentah, tetapi juga menghasilkan produk olahan bernilai tinggi. “Diversifikasi produk, kemitraan industri, perluasan pasar, dan peningkatan mutu menjadi bagian penting dari upaya ini,” ujarnya.

Victor juga menekankan pentingnya penerapan Good Handling Practice dan Good Manufacturing Practice agar hasil perkebunan Sulut mampu bersaing di pasar global. Ia berharap dukungan penuh dari Kementerian Pertanian dalam bentuk program dan fasilitasi investasi mampu membawa manfaat nyata bagi petani.

Rakor ini dihadiri oleh bupati dan wakil bupati se-Sulawesi Utara serta jajaran eselon II Kementerian Pertanian sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam mengoptimalkan potensi perkebunan Sulut ke arah hilirisasi dan industrialisasi yang berkelanjutan

Artikel Terbaru

Tiga Langkah Strategis Hadapi Krisis Lahan Pertanian

Trubus.id– Dekan Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Suryo Wiyono, menegaskan bahwa tren konversi lahan sawah di Indonesia telah mencapai...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img