Sunday, October 12, 2025

Penjinak Radiasi

Rekomendasi
- Advertisement -

Cuma itu? Ternyata tidak, sebab kandungan iodine tanah dan logam berat strontium 90 serta caesiun 137 terserap oleh tumbuhan, serangga, dan jamur. Efeknya mempengaruhi makanan sehari-hari penduduk setempat. Iodine, misalnya, memicu kanker thiroid seperti banyak terjadi di Belarus dan Rusia. Radias nuklir bagi mereka memang mengancam nyawa.

Secercah harapan muncul ketika L.P. Loseva and I.V. Dardynskaya, dari Research Institute of Radiation Medicine, Minsk, Belarus, melaporkan hasil riset yang melibatkan 100 anak. Konsumsi 5 gram spirulina setiap hari selama 20 hari menekan 50% kandungan radioaktif pada urine.

Menurut Belookaya T Corres dari Komite Anak-anak Belarus, spirulina menurunkan radiasi akibat konsumsi makanan terkontaminasi zat radioaktif cesiun 137 dan strontium 90. Tumbuhan bersel satu itu meningkatkan kesehatan tubuh manusia sehingga digunakan sebagai terapi bagi orang yang terkena radiasi. Riset lain melibatkan 49 anak berusia 3-7 tahun di Beryozova, Belarus. Ekstrak spirulina diberikan selama 45 hari. Para dokter menemukan sel T dan hormon pengatur tumbuh meningkat. Sebaliknya 83% radioaktif pada urine menurun.

Peneliti juga menyimpulkan pikosianin dan polisakarida meningkatkan reproduksi sumsum tulang dan kekebalan sel. Rusia mematenkan spirulina pada 1994 sebagai makanan obat penurun reaksi alergi pada pasien yang teradiasi. Paten itu berdasarkan penelitian terhadap 270 anak yang hidup di radiasi tinggi. Setelah diberi 20 tablet atau 5 gram spirulina per hari selama 1,5 bulan, sensitivitas terhadap alergi pun normal. Riset-riset itu meneguhkan spirulina sebagai panasea, obat mujarab bagi beragam penyakit. (Vina Fitriani)

 

Artikel Terbaru

Teknologi Satelit dan AI Didorong untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Di tengah kemajuan teknologi digital, sektor pertanian Indonesia turut bergerak menuju modernisasi. Upaya penguatan ketahanan pangan kini tak lagi...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img