Sunday, October 12, 2025

Analisis Usaha Nangka

Rekomendasi
- Advertisement -

Meski nangka dirawat dengan intensif, ternyata para pekebun masih bisa mengutip laba yang berlimpah. Perawatan intensif ternyata tidak mengurangi keuntungan budi daya nangka. Berdasarkan perhitungan Ahut F. Hendarul, usaha kebun nangka seluas 1 hektare tetap memberikan laba tinggi, bahkan dengan asumsi lahan sewa.

Asumsi Usaha

  • Masa budi daya: 15 tahun
  • Panen perdana: umur 3 tahun setelah tanam
  • Luas lahan: 1 hektare
  • Populasi tanaman: 200 pohon per hektare
  • Harga jual di kebun: Rp10.000 per kg
  • Total biaya produksi: Rp1.229.761.500

Analisis Kelayakan

Break Even Point (BEP) produksi:
BEP = Total Biaya Produksi ÷ Harga Jual
BEP = Rp1.229.761.500 ÷ Rp10.000 = 122.976 kg
Artinya, titik impas tercapai bila hasil panen mencapai 122.976 kg.

BEP harga produksi:
BEP = Total Biaya Produksi ÷ Volume Produksi Rata-rata
BEP = Rp1.229.761.500 ÷ 537.600 = Rp2.288/kg
Titik balik modal dicapai bila harga jual minimal Rp2.288 per kg.

Rasio Pendapatan terhadap Biaya (R/C Ratio):
R/C = Pendapatan Kotor ÷ Total Biaya Produksi
R/C = Rp5.376.000.000 ÷ Rp1.229.761.500 = 4,37

Artinya, setiap Rp1 biaya menghasilkan pendapatan Rp4,37. Nilai R/C ratio di atas 1 menunjukkan bahwa usaha budi daya nangka sangat menguntungkan.

Catatan

  1. Produktivitas tergantung pada teknik perawatan dan kondisi lahan.
  2. Harga jual dapat berbeda antarwilayah.
  3. Data diolah dari pengalaman lapangan Ahut F. Hendarul.
Artikel Terbaru

Teknologi Satelit dan AI Didorong untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Di tengah kemajuan teknologi digital, sektor pertanian Indonesia turut bergerak menuju modernisasi. Upaya penguatan ketahanan pangan kini tak lagi...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img