Tuesday, September 30, 2025

Kemajuan Peternakan Taiwan: Teknologi Modern Tingkatkan Produksi Susu Sapi

Rekomendasi
- Advertisement -

Penyiapan bibit unggul berpadu dengan manajemen budi daya yang mumpuni dan pemanfaatan teknologi terkini menjadikan industri sapi perah Taiwan lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Industri sapi perah di Taiwan menunjukkan kemajuan luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Taiwan tidak hanya berhasil memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga menjadi mitra penting bagi negara-negara Asia Tenggara dalam hal pengembangan peternakan sapi perah. Hal itu terwujud berkat perpaduan antara teknologi canggih, seleksi genetik, dan kemitraan internasional.

Directore General Taiwan Livestock Research Institute, Taiwan Ministry of Agriculture,   , Ph. D. mengatakan bahwa Taiwan telah menjalankan program Dairy Herd Improvement (DHI) selama hampir 50 tahun. Program itu secara rutin mengumpulkan sampel susu dan merekam performa setiap sapi betina untuk menilai kualitas genetiknya. Kemudin para peneliti menggunakan data itu bersama teknologi seleksi genetik untuk menghasilkan sapi-sapi unggul.  

Sap 10  ton

Taiwan juga menggunakan teknologi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) untuk mengidentifikasi potensi genetik ternak secara akurat. Para peneliti mengambil DNA dari darah, rambut, atau jaringan sapi. Lalu mereka menganalisis DNA itu untuk memprediksi performa dan produktivitas sapi di masa depan. Teknik itu memungkinkan seleksi dilakukan sejak dini. Bahkan sebelum anak sapi lahir. Dengan cara itu Taiwan bisa memilih indukan terbaik dan meningkatkan mutu generasi berikutnya secara efisien.

Hasil riset itu menunjukkan bahwa Taiwan berhasil membiakkan sapi perah dengan produktivitas tinggi yang dikenal sebagai “sapi 10 ton” karena mampu menghasilkan lebih dari 10.000 kg susu mentah per tahun. Sapi-sapi itu juga tahan terhadap iklim panas dan lembap. “Terdapat 4.500 ‘sapi 10 ton’ di Taiwan hingga 2024,” kata Jeng Fang Huang. Jumlah itu menjadi simbol kemajuan genetik di negara beribukota Taipei itu.

Tidak hanya mempersiapkan bibit sapi berkualitas unggul, Taiwan juga menerapkan sistem manajemen presisi di peternakan sapi perah sejak 2009. Teknologi itu mencakup sensor pendeteksi berahi sapi (estrus detector), robot pemerah susu otomatis, robot pendorong pakan, dan robot pembersih kotoran (manure-scraping robot). Menurut Jeng Fang Huang teknologi itu menyebar luas ke seluruh industri sehingga meningkatkan efisiensi dan kenyamanan sapi.

Hasilnya sangat nyata karena produksi susu mentah Taiwan mencapai 437.000 ton pada 2020. Dari jumlah itu sebanyak 96,3% susu berkualitas grade A (kandungan sel somatik <300.000 sel/mL). Peternak di Taiwan menggunakan kandang semiterbuka sehingga sapi bisa bebas bergerak di area teduh dan tidak terkena langsung sinar matahari. Harap mafhum cuaca panas ekstrem bisa membuat produksi susu menurun drastis.

Sebanyak 96,3% dari 437.000 ton susu di Taiwan tergolong berkualitas grade A (kandungan sel somatik <300.000 sel/mL) pada 2020. (Dok. Дарья Яковлева from Pixabay)

Oleh karena itu, peternak melengkapi kandang dengan kipas, alat penyiram air (sprinkler), dan sistem kabut (misting system) yang bekerja secara bergantian untuk menjaga suhu tetap sejuk. Selain itu, mereka juga menggunakan sistem pemantauan lingkungan Temperature-Humidity Index (THI). Bila THI melebihi 74 (tanda adanya stres panas), sistem pendingin langsung aktif secara otomatis.

Semen sapi

Lebih lanjut Jeng Fang Huang mengatakan bahwa beberapa sapi jantan hasil pembiakan lokal di Taiwan menunjukkan potensi genetik tinggi. Nilai prediksi kemampuan anak-anak betinanya sangat baik seperti Indeks Performa Total atau Total Performance Index (TPI) mencapai 2.925. Selain itu Predicted Transmitting Ability (PTA) untuk produksi susu sebesar 2.391 pon atau sekitar 1.085 kg lebih banyak dari rata-rata. Nilai itu menempatkan sapi Taiwan di peringkat 5–30% teratas dalam standar internasional (U.S. Sire Summary/Red Book).

Taiwan juga sudah memiliki program kerja nasional untuk pengumpulan dan kriopreservasi (pembekuan) semen sapi jantan berkualitas tinggi. Teknologi itu telah dialihkan ke peternakan swasta seperti Mei-Guei Breeding Farm yang kini menjadi pusat pasok nasional dan dijuluki “Taiwan Bull Center”. Melalui kerja sama seperti Taiwan-Philippines Agricultural Cooperation Platform, Taiwan mendorong ekspor teknologi dan semen sapi perah ke negara-negara Asia Tenggara.

Pemerintah Filipina bahkan melakukan inspeksi langsung ke peternakan Taiwan dan menyambut kerja sama itu untuk meningkatkan produksi dan swasembada susu. Program bernama New Southbound Livestock Technology Platform mendorong ekspor: teknologi pemuliaan sapi, sapi hidup, semen beku, produk susu, dan sistem peternakan pintar (smart farming). Tujuan besar program itu untuk membangun jaringan layanan teknis regional demi pertumbuhan peternakan berkelanjutan.

Taiwan merupakan contoh nyata sinergitas antara inovasi, teknologi, dan kemitraan yang bisa membawa peternakan ke level lebih tinggi. Dengan pendekatan ilmiah dan manajemen modern, Taiwan bukan hanya mandiri secara pangan, tetapi juga mampu membantu negara tetangga seperti Filipina dan (potensial) Indonesia untuk ikut maju. Masa depan peternakan sapi perah Asia kini terlihat jauh lebih cerah dan Taiwan sudah menjadi pemain utamanya.

Kemajuan peternakan sapi perah di Taiwan tersaji di Asia Agri-tech Expo & Forum (Asia Agri-tech, AAT) di International Convention & Exhibition Centre(ICC) Tainan, Taiwan. Di ajang internasional yang berlangsung pada 11—13 Juni 2025 itu Trubus berbincang dengan Jeng Fang Huang seputar kemajuan teknologi sapi perah di Taiwan. Pameran yang diselenggarakan oleh Informa Markets itu juga menampilkan beberapa inovasi seputar peternakan.

Teknologi sapi

Salah satunya stan bernomor 568  milik Splice Corporation yang menampilkan peralatan canggih untuk peternakan sapi perah seperti alat pendorong pakan otomatis bernama Lely Juno. Perangkat itu berfungsi mendorong pakan ternak ke dekat sapi di kandang secara otomatis. Peternak dapat mengoperasikan alat berbobot 620 kg itu melalui perangkat seluler menggunakan aplikasi Lely Control Plus melalui Bluetooth.

Lely Juno membantu memastikan pakan selalu tersedia dan mudah dijangkau oleh ternak serta meningkatkan konsumsi pakan dan produktivitas. Menurut International Business Department Splice Corporation, Henry Lin, berdasarkan 3 kali pemberian pakan per hari, jumlah pemberian pakan dapat ditingkatkan menjadi 8—10 kali per hari setelah menggunakan Lely Juno. Peternak juga dapat meningkatkan pakan kering 6—10% dan produksi susu sebesar 3—8% untuk seluruh kawanan setelah menggunakan peranti berdiameter 110 cm itu.

Terutama untuk sapi betina muda dan sapi yang tengah menyusui. Lely Juno sangat hemat energi, karena mengonsumsi sekitar 105 kW listrik per tahun. Produk itu mengisi daya secara otomatis menjelang tenaga baterainya habis. Splice Corporation juga menghadirkan produk canggih lainnya yakni Lely Discovery 120. Produk itu merupakan robot pembersih kotoran jenis baru untuk lantai padat (solid floors).

Tidak seperti scraper tradisional yang mendorong kotoran, alat itu menyedot kotoran sapi dari permukaan sehingga lantai selalu bersih dan bebas tumpukan kotoran. Manfaat lainnya yaitu ternak terindar darri cakar, ekor, dan ambing yang kotor. Dampaknya kemungkinan infeksi menurun sehingga kesehatan sapi optimal. Lely Discovery 120 memiliki desain kompak, tanpa kabel/gutter, menjadikan ruang bebas hambatan. Robot bergerak di dekat hewan, pintu seleksi, sampai area mesin perah otomatis sehingga cocok untuk ruang sempit.

Lely Discovery 120 menyedot kotoran sapi dari permukaan sehingga lantai selalu bersih dan bebas tumpukan kotoran. (Dok. Lely)

Penyemprotan air di bagian depan memudahkan penyedotan, sedangkan di bagian belakang menjaga lantai lembap untuk cengkeraman sapi yang optimal. Perangkat berbobot 390 kg itu dilengkapi sensor dan jalur praprogram sehingga bekerja otomatis tanpa kabel serta menjangkau sudut-sudut dan area strategis. Peternak juga bisa mengatur rute, frekuensi, dan zona pembersihan lewat aplikasi Lely Control Plus di ponsel untuk menyesuaikan ritme sapi maupun aktivitas sehari-hari.

Pemerah otomatis

Tidak hanya Lely Juno dan Lely Discovery 120, terdapat juga alat pemerah susu otomatis bernama Lely Astronaut. Fitur unggulan produk itu antara lain teat detection system 2+ berupa  laser dan kamera yang mendeteksi posisi ambing secara akurat untuk pemasangan cepat. Fitur lainnya yakni pre‑treatment brush unit berupa sikat pembersih ambing sebelum pemerahan untuk stimulasi dan higienitas. Setelah penggunaan sikat otomatis dibersihkan dan disinfeksi. Lely Astronaut juga menangani susu kolostrum secara terpisah, aman, dan higienis.

Dengan menggunakan Lely Astronaut, peternak mendapatakan beragam manfaat seperti kesejahteraan sapi meningkat karena sistem bekerja sesuai ritme alami dan lebih sedikit stres. Produktivitas dan efisiensi juga terwujud lantaran inseminasi terjadwal, deteksi penyakit dini, serta analisis susu otomatis. Penggunaan Lely Astronaut pun hemat biaya operasional melalui pengurangan tenaga kerja tradisional, konsumsi rendah, dan durabilitas tinggi.

Didukung sistem Horizon menjadikan data tersaji lengkap untuk pengambilan keputusan lebih tepat. Lely Astronaut membawa pemerahan sapi ke era baru—otomatis, ramah-hewan, dan kontrol menyeluruh via teknologi. Solusi itu bukan sekadar alat, tapi sebuah transformasi. Dari kerja manual menjadi manajemen sistematis, dari stres sapi ke kesejahteraan lebih baik, dan dari biaya tinggi menjadi produktivitas berkelanjutan. (Riefza Vebriansyah)

Artikel Terbaru

Sulawesi Utara Didorong Jadi Sentra Hilirisasi Perkebunan Nasional

Trubus.id-Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi sektor perkebunan nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img