Saturday, September 20, 2025

Mahasiswa ITB Hadirkan Pourfect 60, Alat Seduh Kopi V60 Otomatis

Rekomendasi
- Advertisement -

Electrical Engineering Days (EE Days) 2025 menjadi panggung kreativitas mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu karya yang menarik perhatian adalah Pourfect 60, sistem penyeduh kopi otomatis berbasis teknik V60.

Alat ini dirancang oleh dua mahasiswa, Handy Jonarta dan Nico Octavianto Aritonang, di bawah bimbingan Mervin Tangguar Hutabarat, Ph.D., serta didukung perusahaan teknologi QIMTronics. Inovasi tersebut lahir dari proyek Tugas Akhir yang menggabungkan presisi teknik elektro dengan seni menyeduh kopi.

Metode V60 populer di kalangan penikmat kopi karena kompleksitas cita rasanya. Namun, teknik ini menuntut konsistensi tinggi dalam mengatur suhu air, volume, dan distribusi tuangan. Pourfect 60 hadir untuk menjawab tantangan itu melalui kendali otomatis yang terukur.

“Barista sering kewalahan ketika menyeduh manual karena harus fokus penuh. Kami ingin menghadirkan solusi agar hasil seduhan konsisten dan efisien,” ujar Nico melansir pada laman ITB.

Sistem ini menggunakan microcontroller ESP32 sebagai pusat kendali, dilengkapi heater, pompa air, dan sensor berat. Pengguna dapat mengatur parameter penyeduhan melalui layar perangkat atau aplikasi ponsel berbasis Bluetooth.

Keunggulan lain, Pourfect 60 mampu menyimpan serta membagikan resep kopi. Fitur ini belum banyak dijumpai pada produk sejenis, yang umumnya mahal dan terbatas di pasaran internasional.

“Alat ini bisa membantu barista menyeduh dua hingga tiga kopi V60 sekaligus tanpa mengurangi kualitas,” tambah Nico.

Selama setahun, tim melakukan uji teknis hingga uji rasa bersama mitra QIMTronics, termasuk mantan barista profesional. Masukan dari praktisi membantu mengoptimalkan hasil seduhan agar sesuai dengan standar cita rasa kopi spesialti.

Kini, Pourfect 60 tengah dalam proses menuju tahap komersialisasi. Fokus pengembangan diarahkan pada aspek mekanik agar produk lebih tahan digunakan dalam jangka panjang.

Menurut Nico, keterlibatan dalam proyek ini memberikan pengalaman berharga. “Kami jadi tahu bagaimana teori di kelas bisa diwujudkan dalam produk nyata,” ungkapnya.

STEI ITB turut memberikan dukungan penuh, mulai dari akses laboratorium, pendanaan, hingga konsultasi lintas bidang. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa inovasi kampus mampu melahirkan solusi yang bermanfaat bagi industri sekaligus hobi pecinta kopi.

Artikel Terbaru

Panen Jamur Tiram Berkesinambungan ala Asep Mardi

Setiap hari, Asep Mardi Rinaldi memanen rata-rata 200 kg jamur tiram dari enam kumbung berkapasitas 110.000 baglog. Ia mengatur...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img