Friday, December 1, 2023

Mekar Euphorbia di Musim Hujan

Rekomendasi
- Advertisement -

Kejadian serupa dialami salah satu nurseri di Serpong, Banten. Tak ada kata ampun, 2.000 Euphorbia milii luluh-lantak membusuk karena serangan Erwinia carotovora. Kondisi lembap dan basah saat musim hujan membuat bakteri itu nyaman berkembang biak.

Musibah seperti itu bisa dihindari bila pekebun punya cara efektif merawat euphorbia di musim hujan. Kuncinya gunakan greenhouse, pemupukan, pengendalian penyakit, dan menjaga kebersihan alat berkebun.

Greenhouse

Euphorbia sangat peka perubahan cuaca. Pemakaian greenhouse cara tepat mengatasinya. Layaknya tanaman sukulen euphorbia menyukai kondisi kering dan sinar matahari penuh. Makanya diperlukan greenhouse tembus cahaya optimum pada 64 kilo lux. Bila cahaya di bawah nilai optimum, pertumbuhan tanaman terhambat. Hindari meletakkan tanaman di bawah shadding net. Itu memperlemah asimilasi sehingga pembungaan terhambat.

Bila penanaman di ruang terbuka, hindari penggunaan campuran pupuk organik ketika musim hujan. Pupuk itu membuat media lembap. Bila tidak steril memicu serangan hama dan penyakit. Untuk itu, cukup berikan pupuk lambat urai seperti Dekastar sebanyak 5 butir untuk pot ukuran 12 cm. Khusus tanaman baru, gunakan dosis 3 g/tanaman dalam pot berukuran 17 cm. Pilihannya NPK 2:1:1 atau 2:0:1, NPK 15:15:17, dan NPK seimbang 20:20:20.

Pemberian pupuk harus disesuaikan dengan kemasaman media. Yang baik ber-pH 5,5—6. Kondisi itu membuat penyerapan unsur hara maksimal. Bila media terlalu asam, ganti dengan media baru. Pilihan lain, mengatur dosis media.

Agar kemasaman sesuai, gunakan nitrat (asam) dan amonium (basa) seimbang. Sumber nitrat diperoleh dari kalium nitrat atau amonium nitrat. Amonium dari amonium fosfat. Bila menggunakan pupuk organik seperti kompos sebagai pupukdasar, pupuk susulan dari nitrogen tidak diperlukan. Nitrogen untuk euphorbiarelatif kecil dan terpenuhi dari pupuk daun. Jika pupuk susulan tetap dipakai, gunakan pupuk lambat urai maksimum 5 g per potukuran 17 cm.

Fosfor dan kalium

Ketersediaan fosfor tak bisa diabaikan. Kerap pekebun memakai P terlalu banyak. Itu kurang efektif karena memicu pertumbuhan batang. Sementara pertumbuhan tunas samping atau tunas dasar (basal branching, red) terhambat. Memang aplikasi P membuat bunga tumbuh serempak. Namun, efeknya batang dan duri memanjang sehingga euphorbia jadi kurang cantik. Selain itu, kemampuan menyerap unsur hara lain dan ketahanan tanaman berkurang.

Pemberian P lebih efektif melalui daun karena lebih mudah terserap. Pupuk yang lazim dipakai antara lain mono super phospat sebanyak 1—1,5 g/l, Growmore 10—55— 100, dan Kristalon 13—40—13+mikro dengan dosis 1—1,5 g/l. Ketiganya dipakai 7—10 hari sekali. Berdasarkan hasil uji coba, ditemukan campuran yang tepat. Yakni 1 g Growmore 10—55—10, ditambah 1 g Magnizal (Mg tinggi), dan 0,5 g Naft alin (hormon auxin dan sitokinin, red) per l air. Lakukan 5 hari sekali.

Rontoknya daun di musim hujan gejala awal kekurangan kalium. Itu diatasi dengan pemakaian KNO3 sebanyak 0,5 g per minggu. Tak hanya daun, kekurangan K menyebabkan bunga rontok—di samping karena serangan Botrytis spp. Tambahan kalium meningkatkan daya tahan.

Selain pemberian kalium, penyemprotan hormon berbasis sitokinin seperti Novelgro Alpha 1 ml/g dalam campuran pupuk daun juga terbukti meningkatkan daya tahan bunga. Interval penyemprotan 10—14 hari sekali. Begitu pula penyemprotan hormon tanaman seperti campuran Aneurine 1 g/ l dan Novelgro Alpha 0,5 ml/l. Lakukan setelah pindah tanam, semprot 3—4 hari sekali.

Banyak penyakit

Penyakit momok pekebun euphorbia di musim hujan. Saat itu terjadi peningkatan kelembapan nisbi udara dan mikroklimat. Cendawan Botrytis spp, Pythohpthora parasitica pv. euphorbicola, dan bakteri Erwinia carotovora berkembang pesat. Lahan terbuka mempercepat penyebaran penyakit. Sebagai langkah pengendalian, persempit interval penyemprotan fungisida. Bila biasanya setiap 7—10 hari, ubah jadi 5—7 hari sekali. Phytophthora parasitica lebih efektif dikendalikan menggunakan fungisida sistemik.

Kondisi hujan menyebabkan media lembap. Bila itu terjadi infeksi cendawan tanah (soil born disease, red) kian berkembang. Untuk itu pakai media porus. Contohnya campuran sekam mentah atau pakis cacah. Percobaan di Universitas of Maryland Florida membuktikan sekam mentah mampu mencegah cendawan tanah. Tingginya kandungan silikat  berfungsi melawan cendawan dan bakteri. Komposisi harus disesuaikan dengan lokasi dan curah hujan. Untuk daerah lembap, sekam mentah lebih sedikit ketimbang pasir, pakis, dan media porus lain. Kebalikannya di daerah kering.

Penyakit yang biasa terjadi adalah busuk batang akibat bakteri. Berdasarkan percobaan Van Veen Nursery BV, Belanda, penggunaan bakterisida dalam jangka panjang meningkatkan kekebalan bakteri dan mendorong munculnya infeksi lain. Misal bakteri Xanthomonas parasitica tak pernah menyerang euphorbia, tapi kasus serangannya ditemukan pada hibrid asal Th ailand.

Mesti steril

Perlakuan lain ialah pemangkasan. Lakukan ketika cuaca panas dan kering. Bekas luka akibat pemangkasan segera tutup dengan kantong plastik transparan. Atau olesi dengan lilin cair. Itu lebih praktis ketimbang dengan fungisida. Saat terluka Euphorbia milli mengeluarkan eksudat (milky sap—getah, red) relatif lama. Meski telah dioles fungisida tanaman tetap mengeluarkan getah yang lama-kelamaan terkontaminasi dengan udara. Itu menjadi media patogen untuk berkembang. Bila ingin menggunakan fungisida, pakai yang sistemik.

Pencegahan lain dengan menjaga kebersihan alat berkebun. Sebelum dan sesudah pemakaian, pisau atau gunting setek rendam dengan desinfektan seperti pemutih kain atau karbol. Gunakan 1 sendok teh/liter air. Bila itu semua diterapkan, sang delapan dewa pun tumbuh dan berbunga di musim hujan. (Lanny Lingga, praktisi tanaman hias di Bogor)

 

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tepat Budidaya Lobster Air Tawar

Trubus.id— Menurut praktikus lobster air tawar (LAT) di Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Muhammad Hasbi...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img