Sambil berharap datangnya keberuntungan, sri rejeki-sri rejeki koleksi Ukay Saputra, Gunawan Widjaja, dan Gregori Hambali banyak jadi pilihan.
Golden red peacock, salah satu andalan Ukay, di Rawabelong, Jakarta Barat. Penampilan aglaonema asal Th ailand itu sungguh elegan. Perpaduan warna merah dan kuning emas menyaput di atas daunnya. Pas sekali untuk menyambut Sin Tjia—sebutan lain Imlek. Merah melambangkan keceriaan dan keberuntungan. Kuning, kejayaan dan kemakmuran. Perpaduan warna yang cantik itu seindah warna-warni bulu ekor merak yang tengah dibentangkan. Pantas bila nama peacock disematkan. Keindahannya membuat Ukay rela merogoh Rp8-juta—Rp10-juta per lembar daun.
Koleksi lain, red jamboo milik Gunawan Widjaja di Sentul, Bogor. Aglaonema itu buah karya Mr Ade, penyilang lady valentine dan legacy, dari negeri Gajah Putih. Red jamboo berdaun besar, panjang 22 cm dan lebar 12 cm. Keelokan sri rejeki itu terpancar melalui warna daun yang dominan merah terang. Terpesona kecantikan siamese rainbow itu akhirnya Gunawan memboyongnya dari Th ailand pada September 2005.
Aglaonema karya penyilang dalam negeri pun unjuk pamor untuk memeriahkan Imlek. Nun di Bogor, ada super pride hasil silangan Gregori Hambali. Ia menyemat nama pride lantaran sosok mirip pride of sumatera. Daun sedikit tegak dan bentuknya ramping, panjang 22 cm dan lebar 9 cm. Super menandakan sri rejeki itu memiliki keistimewaan lebih: warna tangkai dan daun bagian belakang lebih merah dibandingkan pride of sumatera. Berikut sri rejeki merah yang pantas memeriahkan Tahun Baru Sin Tjia. (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Lastioro Anmi Tambunan)
