Monday, May 20, 2024

Peneliti BRIN Tes DNA Sampel Rambut Harimau di Sukabumi

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Temuan sehelai rambut Harimau Jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat menjadi harapan baru setelah 43 tahun silam. 

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti menuturkan temuan itu atas laporan warga di  desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat, Ripi Yanuar Fajar.

“Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019 ,” tutur Teti. Ripi merupakan penduduk lokal yang berdomisili di desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat.

Berdasarkan serangkaian analisis DNA komprehensif, Teti dan tim menyimpulkan bahwa sampel rambut harimau itu merupakan Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa.

Masuk pada kelompok yang sama dengan spesimen Harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.  Temuan selain rambut dari lokasi tersebut yakni adanya bekas cakaran mirip harimau.

Teti Bersama tim melakukan identifikasi awal dengan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan itu dengan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB.

Beberapa subspesies sampel harimau lain yakni Harimau Bengal, Amur dan Sumatra, serta Macan Tutul Jawa yang digunakan sebagai kontrol.

Teti menuturkan bahwa hasil perbandingan antara sampel rambut Harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 % dengan Harimau Sumatra, dan 96,87 dengan Harimau Benggala. Sedangkan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB memiliki 98,23 kemiripan dengan Harimau Sumatra.

Hasil studi pohon filogenik menunjukkan bahwa sample rambut Harimau Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama.  Namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain. Selanjutnya, Macan Tutul Jawa berdasarkan sampel yang diperoleh spesimen MZB.

Teti menjelaskan, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitifitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.

“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan Bio-Edit dan diserahkan ke GenBank,” ujar Teti di lansir pada laman BRIN.

Ia menuturkan urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro. Semua urutan nukelotida dugaan Harimau Jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA.

Untuk memperkuat observasinya, Teti bersama tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Yanuar Fajar yang melihat harimau tersebut. Wawancara berlangsung saat survei pada 15—19 Juni 2022 pada lokasi ditemukannya sampel rambut.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Omzet Jutaan dari Berkebun Kakao Intensif

Trubus.id—Pekebun kakao di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, Baramang mendapatkan omzet hingga Rp297 juta per tahun dari berkebun kakao....
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img