Wednesday, October 1, 2025

Kala Nematoda Pesta Escargot

Rekomendasi
- Advertisement -

Di sanalah Mujeri menumpu harapan untuk menuai keuntungan. Namun, pagi hari berikutnya ibarat tamparan keras di pipi pria kelahiran Cilacap itu. Lahan seluas 1 ha luluh-lantak diserbu hama keong mas alias Pomacea canaliculata.

Mujeri bukan satu-satunya korban yang mengecap getirnya dampak serangan anggota Mollusca pada tanaman padi. Kisah sedih itu juga dirasakan puluhan petani di Nganjuk, Jawa Timur, akhir September 2004.Lahan seluas 6,5 ha di Patianrowo dan 3,5 ha di Jatikalen seakan menjadi ladang pembantaian escargot—sebutan keong mas di Perancis.

Lebih dari 28,7% petani dari 8 kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, bermasalah dengan hama keong mas, sehingga harus menanam bibit padi 50% lebih banyak daripada biasanya.

Polifag

Keong mas sangat berbahaya karena menyerang padi pada umur muda sehingga pembentukan rumpun terhambat. Ia menyerang bagian daun, bunga, dan tangkai. Daun menjadi berlubang dan ada jalur-jalur bekas lendir yang menyebabkan gugur.

Hama itu dapat berkembang cepat dan bersifat polifag alias pemakan segala. Dalam semalam padi yang baru dipindah dari persemaian habis dilahap. Itu karena populasi 3 ekor/m2 mampu menurunkan jumlah rumpun padi hingga 92%. Pada kepadatan 8 keong mas dewasa/m2 lebih dari 90% bibit muda padi dapat dibabat dalam 6—12 hari. Tingkat serangan bisa makin parah sebab keong mas mempunyai mobilitas tinggi dan mudah menyebar terbawa aliran air irigasi.

Tanaman padi umur 16 hari setelah tanam sanggup dilahap keong mas hanya dalam waktu 6 jam. Kerusakan meningkat hingga 75% setelah 24 jam dan 100% setelah 4 hari. Umumnya keong mas berkumpul pada tanah yang rendah dan kepadatannya dapat mencapai 150 keong mas/m2. Pada kepadatan itu semua padi mengalami kerusakan.

Badan Pangan Dunia (FAO), PBB, memperkirakan jumlah kerusakan yang disebabkan hama itu berkisar 10—40%. Tercatat sekitar 300 ha sawah irigasi di Lembah Cagayan, Luzor, Filipina, rusak berat. Rata-rata per tahun luas serangan keong mas pada kurun 2000—2002 mencapai 22.430 ha dengan potensi kerugian di tingkat petani mencapai Rp250,37-miliar. Kerusakan itu ditetapkan pemerintah sebagai masalah nasional yang sudah mengancam.

Petani bukannya pasrah pada keganasan keong mas. Sejak dulu sudah ada upaya memutus siklus hidup hama itu dengan menggunakan moluskisida berbahan aktif metaldehyde, thiodicarb dan methiocarb.

Namun, penggunaan pestisida kimia berdampak negatif pada gejala resistensi, pencemaran lingkungan, membunuh organisme non-sasaran, dan bersifat racun bagi makluk hidup lain. Pada 1998, penggunaan pestisida metaldehyde, thiodicarb dan methiocarb telah meracuni 90 hewan peliharaan, 38% kucing dan 40% anjing.

Cangkang cokelat

Keong mas mempunyai cangkang warna cokelat muda. Di dalamnya terdapat daging putih susu sampai merah keemasan. Tutup rumah keong mas atau operculum betina cekung; jantan, cembung. Bagian tepi mulut rumah keong mas betina dewasa melengkung ke dalam, sedangkan keong mas jantan melengkung ke luar. Stadium paling merusak saat rumah keong berukuran sebesar biji jagung sampai sebesar bola ping-pong.

Keong mas meletakkan telur pada malam hari di batang dan daun tanaman, pematang serta barang lain seperti batu, dan ajir di atas permukaan tanah. Telur berwarna putih kemerah-merahan dan menjadi merah muda ketika akan menetas. Jumlah telur mencapai 1.000— 1.200 butir/bulan. Periode itu menelan waktu 7—14 hari. Pada kondisi tidak menguntungkan selama musim kemarau, keong mas mengubur diri dalam tanah. Mereka berdiapause selama 6 bulan, kemudian aktif kembali setelah tanah diairi. Sang hama sanggup bertahan hidup pada air yang terpolusi atau minim oksigen.

Nematoda

Karena perkembangbiakannya yang cepat dan adaptif, pengendalian keong mas sangat sulit. Namun, kini ditemukan agen pengendalian hayati yang aman, yaitu menggunakan nematoda Phasmarhabditis hermaphrodita. Ia mampu memparasit danmembunuh hama keong dengan kisaran inang yang luas.

Beberapa hama keong seperti Deroceras reticulatum, Monacha cantiana, Cepaea hortensis, Oxychilus helveticus, dan Pomatias elegans dapat dikendalikan nematoda dengan tingkat keberhasilan 20—100%.

Aplikasi nematoda P. hermaphrodita sebagai agen pengendali hayati hama keong mas relatif mudah. Nematoda yang diperbanyak secara masal melalui invivo maupun invitro dilarutkan dalam air, diberi perekat, kemudian semprotkan pada lahan sawah. Penyemprotan sebaiknya sore menjelang malam karena untuk menghindari matahari langsung yang bisa mengurangi keaktifan nematoda. Semakin tinggi konsentrasi, kematian keong mas kian meningkat.

Sekali semprot dapat mengendalikan hama keong mas selama 6 minggu.Nematoda akan terus bergerak aktif mencari hama keong mas. Ia mempunyai signal yang dapat mengetahui tempat hunian keong mas. Setelah mendapatkan inang yang cocok, nematoda akan melakukan penetrasi melalui lubang alami seperti mulut, anus, dan spirakel. Ia pun bisa masuk melalui kutikula yang ada pada mantel keong mas.

Nematoda P. hermaphrodita hidup di tanah. Panjangnya 1 mm dan bersimbiosis mutualistik dengan bakteri Moraxella osloensis. Sang cacing akan bekerjasama dengan bakteri dalam menumpas keong mas.

Keong mas akan mati setelah 3—5 hari sejak nematoda masuk. Sementara nematoda yang ada dalam cangkang keong akan keluar dan menginfeksi keong mas lain. Saat cacing pesta escargot, petani padi bisa tersenyum cerah kembali. (Dr Ir Didik Sulistyanto, dosen Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Jember)

Previous article
Next article
Artikel Terbaru

Penampilan Kucing yang Memukau

Penampilan kucing ras maine coon bernama 9Lives Coon John Terry memang memukau. Kucing ras itu bertubuh besar. Bahkan kucing ras...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img