Trubus.id — Monitoring Mangrove (MonMang) merupakan aplikasi canggih untuk memonitor hutan mangrove. Aplikasi ini dirancang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Aplikasi ini menjadi salah satu yang mendapatkan pendanaan dari Archipelagic and Island State (AIS) Forum.
Wayan Eka Dharmawan, peneliti pada Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan, awal mula aplikasi MonMang dibuat berawal dari permasalahan database terkait hutan mangrove.
“Aplikasi ini sangat ramah dan mudah untuk digunakan namun untuk menggunakan apilikasi ini harus melalui pelatihan dan sertifikasi untuk menambahkan data pengawasan hutan mangrove ke database,” kata Wayan, dikutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Menurut Wayan, beberapa institusi melakukan riset pengawasan hutan mangrove secara terpisah dan data dari hasil monitoring disimpan secara terpisah.
Selain itu, salah satu masalah yang terjadi adalah institusi yang berbeda menggunakan metode yang berbeda. Dengan begitu, data yang dihasilkan tidak bisa dikomparasi dengan data yang lain.
Masalah yang terakhir adalah standar berbeda yang digunakan dalam mengawasi hutan mangrove. Dari permasalahan tersebut perlu adanya sebuah platform untuk menyatukan pengawasan mangrove secara terintegrasi.
Sampai saat ini, MonMang sudah mencapai versi ke-3 sejak dibuat pada 2014. Setiap versi terdapat pembaruan dan pada versi ke-3 sudah dibentuk database mangrove. Pengguna apilikasi MonMang tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari negara seperti Jerman, Jepang, UAE, dan masih banyak lagi.
Target dari pengguna apilikasi ini tidak hanya periset, tetapi masyarakat yang tertarik akan kelestarian hutan mangrove dan mereka yang tertarik dengan sains.
“Aplikasi ini tidak dapat berdiri sendiri, oleh sebab itu dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai institusi agar database dapat selalu diperbarui dan dapat digunakan sebagai media edukasi bagi siapa pun,” papar Wayan.