Trubus.id–Muhammad Teguh Arrosid belum sanggup memenuhi l 240 kg telang kering saban bulan permintaan pembeli dari Turki. “Untuk ekspor itu pasokan telang bisa tercukupi dari lahan sekitar 1 hektare (ha),” ujar pekebun di Desa Kadugemblo, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, itu.
Ia baru menanam di kebun 1.000 m2. Alasan lain, masih fokus menyelesaikan pendidikan sarjana. Harap mafhum Teguh berbisnis telang sejak awal kuliah. Pada 2020 Teguh mendapatkan dua bibit telang dari kerabat sekaligus kolektor tanaman di Cilegon, Provinsi Banten.
Tanaman Clitoria ternatea itu pun berbunga. Teguh mengeringkan dan mencoba membuat teh telang, saat itu masih 1—2 kemasan berisi 15 gram per hari. Ia semakin mantap budi daya telang saat memenangkan kompetisi ide bisnis di tingkat fakultas.
Hadiah ratusan ribu rupiah saat itu, ia belikan jaring penaung untuk telang. Modal berbisnis telang lainnya juga didapatkan dari lomba ke lomba,sehingga usaha jenama Bumi Teduh itu berkembang.
Teguh mengeringkan bunga telang itu dan menjual dalam bentuk teh tubruk (10 gram) dan teh celup isi 10 kantong per kemasan. Olahan lain telang siap minum (ready to drink) 200 ml.
Saban bulan, ia memproduksi maksimum 600 kemasan teh tubruk, 300—600 teh celup, dan 900 botol telang siap minum. Harga masing-masing produk Rp10.000 per kemasan, Rp17.000 per kemasan, dan Rp10.000 per botol.
“Telang siap minum menggunakan pemanis alami dari stevia,” ujar mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), itu.
Ia memanen 150 kg telang basah saban bulan dengan hasil panen harian 5 kg. Lantas Teguh mengeringkan telang menggunakan mesin dehidrator besutannya berkapasitas 4 kg basah.
Rendemen telang kering sekitar 90% dengan kadar air (KA) kurang dari 10%. “Kadar air untuk bahan pertanian sekitar 10% dan kita kurang dari itu sehingga produk bisa awet sekitar 6 bulan,” ujar pria berumur 22 tahun itu.
Ia juga memasok telang kering untuk restoran di Bekasi dan Bandung–keduanya di Provinsi Jawa Barat, dan DKI Jakarta dalam bentuk kiloan.
Muhammad Teguh Arrosid memilih berbisnis telang sejak 2020. Foto: Dok. Muhammad Teguh Arrosid