Friday, January 17, 2025

Budidaya Sistem Bioflok Tekan FCR Ikan Nila

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Budidaya nila sistem bioflok bisa menekan feed convertion ratio (FCR) nila hingga nilainya 1. Dengan kata lain pemberian 1 kg pakan setara pembentukan 1 kg daging nila. Itu diungkapkan oleh pengelola Nuri Farm, Rudi Handoko.

Nilai FCR nila menggunakan sistem budidaya bioflok lebih efisien dibandingkan dengan budidaya konvensional. Nilai FCR budidaya nila di kolam secara intensif atau keramba jaring apung (KJA) mencapai 1,5—1,7. Artinya, butuh 1,5—1,7 pakan untuk menjadi 1 kg daging.

Koko—panggilan akrab Rudi Handoko mengatakan, sistem bioflok lebih efisien dan hemat air karena air masih bisa digunakan pada periode tebar berikutnya jika parameter masih optimal.

Kelebihan lain budidaya nila bioflok padat tebar tinggi mencapai 80—120 ekor per m³ dengan ukuran benih tebar 8—10 cm. “Untuk pemula disarankan 80 ekor per m³ dulu,” kata peternak di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, itu.

Jumlah itu lebih padat ketimbang budidaya di KJA dengan padat tebar 50 ekor per m3 atau kolam intensif (5 ekor per m³). Meskipun padat tebar tinggi, sintasan atau survival rate (SR) mencapai 80%.

Pembudidaya bisa panen lebih banyak di luasan kolam sama. Koko memanen ikan berbobot 200—250 gram per ekor dengan masa budidaya 3—4 bulan.

“Budidaya ikan berarti menjaga kualitas air dan flok. Jika ikan kurang makan indikator perlu pembuangan sedikit air serta penambahan molase dan probiotik baru,” kata pembudidaya nila sejak 2019 itu.

Nuri Farm mengembangkan nila bioflok sejak 2015. Saat ini Nuri Farm mengelola 31 kolam berukuran beragam, antara 7 m × 3 m hingga 7 m × 13 m. Kedalaman air kolam hanya 1,2 meter.

Koko menebarkan pakan dua kali sehari pada pukul 08.00 dan 15.00. Salah satu kunci budidaya bioflok adalah aerator yang aktif selama masa budidaya. Kebutuhan aerator 1—2 buah per meter kubik.

Menurut peneliti nila bioflok di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Adi Sucipto, M.Si., bioflok adalah kumpulan mikroorganisme seperti bakteri, fungi, zooplankton, dan fitoplankton.

Fungsinya mereduksi bahan organik dan anorganik dalam media pemeliharaan ikan sehingga kualitas air terjaga. Bakteri memerlukan sumber karbon seperti molase sebagai sumber energi agar bekerja maksimal. Kemudian terbentuklah bioflok hasil ikatan dinding sel bakteri plus mikrob lain seperti fitoplankton dan zooplankton.

Cara kerja bioflok bermula dari pakan tak termakan dan kotoran ikan padat yang terakumulasi di dasar bak yang memproduksi amonia. Fitoplankton pun menyerap amonia beracun sehingga pertumbuhan ikan optimal.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

BPS Ungkap Data Perdagangan Durian Indonesia Sepanjang 2024

Trubus.id–Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan data terkait ekspor dan impor durian Indonesia pada ...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img