Saturday, September 20, 2025

Fi Asia Thailand 2025 & Vitafoods Asia 2025 Resmi Dibuka: Peluang Emas untuk Industri Makanan Sehat

Rekomendasi
- Advertisement -

Ajang internasional Fi Asia Thailand 2025 dan Vitafoods Asia 2025 resmi dibuka di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, Thailand. Dua pameran berskala global ini menghadirkan ribuan pelaku industri makanan, minuman, dan nutraceuticals dari berbagai negara, sekaligus menegaskan posisi Thailand sebagai pusat inovasi pangan dan kesehatan di Asia.

Acara pembukaan berlangsung meriah dengan kehadiran pejabat tinggi, duta besar dari berbagai negara, perwakilan asosiasi internasional, hingga tokoh industri. Dalam sambutannya, Chairman Informa Markets Thailand, Manu Leopairote, menyebutkan bahwa tahun ini pameran menghadirkan lebih dari 1.500 ekshibitor gabungan, terdiri dari 750 perusahaan di Fi Asia Thailand 2025 dan lebih dari 650 peserta di Vitafoods Asia 2025. Target kunjungan kedua pameran yang diselenggarakan oleh Informa Markets itu yakni lebih dari 36.000 orang dari lebih 70 negara.

Chairwoman of Program Management Unit for Competitiveness (PMUC) and the National Innovation Agency (NIA) Thailand, Prof. (Research) Dr. Chutima Eamchotchawalit, yang membuka acara menegaskan bahwa pameran ini menjadi platform penting untuk mendorong riset, inovasi, dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Menurut Chutima fokus riset saat ini mencakup functional food, nutraceuticals, food safety, hingga bioteknologi. Dengan arah tersebut, Thailand menargetkan diri bukan hanya sebagai pasar dinamis, tetapi juga sebagai pusat produksi dan ekspor bahan pangan serta kesehatan bernilai tinggi

Regional Portfolio Director ASEAN at Informa Markets, Rungphech (Rose) Chitanuwat, mengatakan bahwa Fi Asia Thailand 2025 dan Vitafoods Asia 2025  juga menghadirkan berbagai kegiatan unggulan. Innovation Zone menampilkan bahan pangan dan nutrisi terbaru yang dikurasi oleh Innova Market Insights. Academic to Commercial Showcase memperlihatkan bagaimana riset universitas di Thailand bisa langsung diaplikasikan ke industri. Ada pula Innovation Tours, tur tematik yang dipandu pakar internasional untuk menjelaskan tren seperti protein alternatif, bahan fungsional, hingga konsep makanan ramah lingkungan.

Konferensi pers yang dipimpin oleh Regional Portfolio Director ASEAN at Informa Markets, Rungphech (Rose) Chitanuwat (tengah), menghadirkan dua praktisi berpengalaman dari sektor pangan dan nutrasetikal Thailand.

Lebih lanjut Rose mengatakan bahwa tren yang paling menonjol tahun ini adalah meningkatnya fokus pada pangan fungsional untuk mendukung healthy aging. Thailand, seperti juga banyak negara Asia lain, sedang menuju masyarakat lansia. Oleh karena itu, produk dengan klaim kesehatan yang mendukung fungsi otak, jantung, dan imunitas semakin banyak dipamerkan. Tidak ketinggalan, topik halal food juga menjadi sorotan, mengingat pasar Asia Tenggara dengan mayoritas penduduk muslim menjadi target besar bagi produsen nutraceuticals

Dalam konferensi pers, Vice President of the Thai Chamber of Commerce and Chairman of the Subcommittee on Processed Food and Future Food Commitee Thai Chamber of Commerce, Dr. Visit Limlurcha, mengungkapkan bahwa masa depan pangan di Asia akan banyak ditopang oleh empat kategori utama: functional food, medical & personalized food, organic food, serta alternative protein. Contohnya protein nabati, susu alternatif dari oat atau almond, hingga protein serangga dan black soldier fly yang sedang naik daun karena kaya nutrisi sekaligus ramah lingkungan. Bahkan, beberapa perusahaan Thailand sudah berhasil mengekspor bubuk protein jangkrik ke pasar Uni Eropa

Thailand menargetkan pertumbuhan ekspor pangan masa depan sebesar 10% per tahun, dengan nilai saat ini mencapai lebih dari 50 miliar dolar AS. Strategi tersebut diperkuat dengan investasi teknologi ekstraksi herbal, penggunaan nanoteknologi untuk meningkatkan efektivitas bahan aktif, dan pengembangan produk bernilai tambah dari hasil samping pertanian.

Target kunjungan Fi Asia Thailand 2025 dan Vitafoods Asia 2025 yakni lebih dari 36.000 orang dari lebih 70 negara.

Suasana di QSNCC pada hari pertama terasa hidup dengan berbagai stan internasional dari Jepang, Korea, Eropa, hingga ASEAN. Pengunjung bisa mencoba produk baru mulai dari snack sehat rendah gula, minuman probiotik, suplemen herbal, hingga produk plant-based yang dikembangkan untuk pasar global. Tak heran jika acara ini disebut sebagai “dapur masa depan” bagi industri pangan dan kesehatan Asia.

Dengan rangkaian kegiatan selama tiga hari, Fi Asia Thailand 2025 dan Vitafoods Asia 2025 di QSNCC bukan hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga ruang kolaborasi, pembelajaran, dan peluang bisnis baru. Bagi pelaku industri dari Indonesia dan negara Asia lainnya, acara ini adalah kesempatan emas untuk menangkap tren terbaru, menjalin kemitraan, sekaligus membawa pulang inspirasi untuk mengembangkan produk pangan dan kesehatan yang lebih inovatif dan berdaya saing di pasar global.

Artikel Terbaru

Panen Jamur Tiram Berkesinambungan ala Asep Mardi

Setiap hari, Asep Mardi Rinaldi memanen rata-rata 200 kg jamur tiram dari enam kumbung berkapasitas 110.000 baglog. Ia mengatur...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img